Oleh: Indra Gunawan (Mahasiswa STAI- Sumbar)
Partisipasi dan Gerakan Politik Kaum Milineal
Kamis 06 Agustus 2020, 09:22 WIB

Banyak sekali pribahasa yang menceritakan tentang pemuda, mulai dari pemimpin-pemimpin yang berpengaruh di dunia bahkan bapak pendiri bangsa Indonesia Ir. Soekarno yang pernah mengatakan "beri 10 pemuda maka akan ku guncang dunia". Di era baru ini pemuda dikenal atau diidentikan dengan kata Milineal atau generasi Y dan istilah ini di usulkan oleh seseorang sosiologis bernama Neil Howe dan William Strauss dalam buku "Generations" pada tahun 1991.
Istilah generasi millennial memang sedang akrab terdengar. Istilah tersebut berasal dari millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya.
Millennial generation atau generasi Y juga akrab disebut generation me atau echo boomers. Secara harfiah memang tidak ada demografi khusus dalam menentukan kelompok generasi yang satu ini.
Pembicaraan mengenai generasi milenial di Indonesia kian hangat. Padahal kisaran usia milenial sendiri masih menjadi perdebatan. Menurut Majalah Newsweek, milenial adalah generasi yang lahir di kisaran tahun 1977-1994. PEW Research Center menyatakan lahir di atas tahun 1980. Sementara itu, Majalah TIME menilai milenial lahir pada tahun 1980 - 2000.
Meski kisaran soal usia masih menjadi perdebatan, tak bisa dipungkiri bahwa milenial menjadi kelompok yang paling didekati saat ini. Dalam panggung politik Indonesia, kita bisa melihat banyak tokoh beramai-ramai mengklaim dirinya paling milenial. Mulai dari gaya berpakaian, gaya bicara, hingga gaya bermedia sosial pun disesuaikan dengan selera milenial.
Namun, pada intinya terdapat karakter-karakter khusus dari kelompok-kelompok tersebut. Karakter khusus itu dipengaruhi oleh kemajuan teknologi yang memang dimulai sejak tahun 1980-an. Globalisasi yang didorong oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi mempunyai implikasi pada berubahnya pola-pola hubungan sosial seluruh masyarakat di dunia.
Keterhubungan ini membuat generasi milenial menjadi lebih canggih dan modern, baik dalam segi fisik maupun dari segi nilai dan pemikiran.
Selain kemajuan teknologi, meluasnya demokrasi dan mulai runtuhnya komunisme membuat perbedaan besar antara milenial dengan generasi sebelumnya.
Demokrasi berarti masyarakat makin mempunyai nilai keterbukaan dan kesetaraan. Ini berbeda dengan generasi X yang hidup pada era perubahan, di mana terjadi lonjakan pemikiran kritis. Era yang demokratis mungkin merupakan kelanjutan dari periode kritis. Namun pada saat yang sama juga menimbulkan adanya suatu independensi yang lebih individualistis, di mana milenial mempunyai nilai kemandirian dan keunikan tersendiri.
Posisi generasi milenial sangat diperhitungkan pada tahun politik sekarang ini. Mereka adalah bagian dari penentu kemajuan dan keberhasilan demokrasi, baik di tingkat daerah maupun nasional.
Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU), jumlah pemilih milenial mencapai 70 juta-80 juta jiwa dari 193 juta pemilih.
Artinya, sekitar 35-40 persen memiliki pengaruh besar terhadap hasil pemilu dan menentukan siapa pemimpin pada masa mendatang.
Salah satu hal penting yang kerap terjadi pada pelaksanaan Pilkada 9 Desember 2020 ini adalah soal perebutan kekuasaan yang bisa melahirkan persaudaraan atau bahkan bisa menimbulkan permusuhan. Keduanya mudah sekali terjadi.
Dalam demokrasi, ada yang namanya kawan dan lawan politik dan ini juga berlaku untuk para pendukung setiap calon.
Sekalipun, dalam politik tidak ada baik kawan maupun musuh abadi, semua hal tadi bisa terjadi, tergantung permainan waktu dan kepentingan. Banyak politisi yang semula lawan menjadi kawan politik begitu juga sebaliknya.
Dalam hal ini, partisipasi politik generasi milenial tentu sangat substansial karena dari persentase jumlah pemilih, generasi milenial menyumbang suara cukup banyak dalam keberlangsungan Pilkada 2020 ini.
Kepentingan elit politik yang secara langsung terlibat dalam penyelenggaraan aktivitas politik, lebih mementingkan kepentingan golongan dan terkesan menghambat keterlibatan pemuda/ mileneal dengan ideologi yang dibawa.
Realita tersebut cukup menghambat bagi kaum pemuda untuk menembus tirani yang telah terbangun oleh kepentingan oknum elit politik yang telah lebih dahulu menguasai aktivitas politik secara menyeluruh.
Butuh yang baru, butuh yang muda, butuh yang mengerti semua kalangan.
Dengan peran generasi milenial sebagai pemilih yang memiliki sumbangsih terhadap suara hasil pemilihan yang cukup besar, maka posisi generasi milenial menjadi sangat strategis.
Kewajiban kaum milenial adalah memegang kendali untuk dunia politik. Bersikap aktif untuk mengkritisi kebijakan pemerintah. Dan generasi milenial tidak boleh berdiam diri dan mengiyakan semua tindakan politik pemerintahan. Akan tetapi harus dan bahkan wajib mengkritik.*
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Komentar Anda
Indeks
Rabu 22 Juni 2022, 14:18 WIB
Wartawan Generasi Milenial, Tantangan Ketua PWI Riau
Senin 21 Maret 2022, 13:50 WIB
Dinamika Perkembangan Bahasa Jepang di Riau
Kamis 17 Februari 2022, 13:32 WIB
CPP Block dan 'Politik Sambil Menyelam Minum Air'
Jumat 04 Februari 2022, 22:55 WIB
Bijak Gunakan Media Sosial
Selasa 06 Oktober 2020, 23:28 WIB
Memahami kembali Makna Demokrasi di Era yang Berubah
Kamis 06 Agustus 2020, 09:22 WIB
Partisipasi dan Gerakan Politik Kaum Milineal
Senin 22 Juni 2020, 10:31 WIB
Media Berperan Jaga Bahasa Indonesia dari Kehancuran
Kamis 18 Juni 2020, 16:10 WIB
Bahasa Kyai Slamet
Minggu 14 Juni 2020, 15:01 WIB
Pendataan atau Verifikasi Faktual?
Rabu 03 Juni 2020, 14:17 WIB
Oleh: Cifebrima Suyastri (Dosen Fisipol HI UIR)
Berita Pilihan
Minggu 31 Juli 2022
DPD dan DPC PJS se Provinsi Gorontalo Resmi Dikukuhkan
Rabu 27 Juli 2022
BRK Syariah Luncurkan BRK Champion
Jumat 22 Juli 2022
Hari ini, Konsolidasi ke 31 DPD PJS Dimulai dari Sumsel
Kamis 21 Juli 2022
Tiga Ahli Dihadirkan di Sidang Pra-peradilan Mardani Maming , Mardani Dinilai Tidak Melanggar Hukum
Kamis 21 Juli 2022
Mentan SYL Bersama Wamen Harvick Terima Kunjungan Panglima TNI
Kamis 21 Juli 2022
Kembangkan Potensi Pelabuhan Tanjung Buton, BUMD Siak Teken MoU dengan Koperasi Kemenkopolhukam
Rabu 20 Juli 2022
Kesetaraan Gender Masih di Atas Kertas, LaNyalla: Perlu Kebijakan Spesifik
Senin 18 Juli 2022
UNRI Gelar Lomba Desain Logo dan Maskot Milad ke-60, Total Hadiah Rp 5 Juta
Minggu 17 Juli 2022
Kunjungi Pengelolaan Kerambah Ikan di Kampar, Wagubri: Pemiliknya Masih Didominasi Pengusaha Besar
Minggu 17 Juli 2022
Tidak ada yang Gratis, 5-6 T Bisa Menguasai Indonesia
Berita Terkini
Kamis 11 Agustus 2022, 16:39 WIB
BBM Langka di SPBU, CERI: Muara dari Inefisiensi Proses Bisnis Pertamina Mulai Hulu Hingga Hilir
Kamis 11 Agustus 2022, 13:43 WIB
Jika NIK Dicatut Parpol, KPU Minta Masyarakat Melapor
Kamis 11 Agustus 2022, 13:30 WIB
Gubri Syamsuar Resmikan Mall Vaksinasi COVID-19 dan Imunisasi Rutin
Kamis 11 Agustus 2022, 12:28 WIB
Antisipasi Karhutla dan Bencana Alam, Satgas TMMD Gelar Penyuluhan ke Masyarakat Sialang Rampai
Kamis 11 Agustus 2022, 12:17 WIB
Perwira Polri Putra Kuansing Peroleh Beasiswa S3 Polri
Kamis 11 Agustus 2022, 11:08 WIB
25 Hektar Lahan Terbakar di Rohul, BPBD Riau Kerahkan Heli Water Boombing
Kamis 11 Agustus 2022, 11:03 WIB
Klaim yang Pertama, Hari Ini Mall Vaksinasi dan Imunisasi Diresmikan di Riau
Kamis 11 Agustus 2022, 10:56 WIB
Hadiri Peluncuran Buku ke-2 Autobiografi Drs.H.OK Nizami Jamil, Wagubri Ajak Generasi Muda Riau Tuangkan Pikiran Kedalam Buku
Kamis 11 Agustus 2022, 10:50 WIB
PWI dan Kodim Bengkalis Perkuat Kemitraan, Agendakan Sejumlah Kegiatan
Kamis 11 Agustus 2022, 10:47 WIB
Lomba HUT RI ke -77, KB Kasih Ibu Harumkan Nama Desa Sungai Langsat