Pekanbaru, berazamcom-Tak lama setelah Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menetapkan dan mengumumkan Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon Presiden partai Nasdem 2024, tersiar kabar ada dua kader Nasdem yang mengundurkan diri. Keduanya adalah Andreas Acui Simanjaya dari Kalimantan Barat dan Niluh Djelantik dari Bali.
Mencermati dinamika itu, media mecoba menghubungi Brigjen TNI (purn) Edy Natar Nasution, selaku ketua Dewan Pakar DPW Partai Nasdem Provinsi Riau, via WA untuk dimintai tanggapannya. Dia menegaskan bahwa sikap yang diambil dua kader tersebut sah-sah saja dan merupakan hak dalam demokrasi.
"Itu hak pribadi mereka, namun perlu juga media ketahui bahwa dalam waktu yang bersamaan juga terdapat lebih dari tiga ribu kader yang masuk mendaftar sebagai anggota baru Nasdem, itu ditandai dengan diterbitkannya kartu keanggotaan baru sebagai kader Nasdem," ungkap Edy Natar, Rabu (5/10/2022).
Selaku ketua Dewan pakar, Ia secara tegas mengingatkan kepada seluruh kader dan fungsionaris partai yang ada di jajaran DPW Nasdem Riau. "Tidak boleh ada satu orangpun yang tidak loyal atas keputusan ketua umum itu, kalau ada yang menentang dan tidak sesuai dengan hatinya atas keputusan tersebut, silahkan keluar dan itu akan jauh lebih terhormat daripada nantinya berkhianat,".
"Loyalitas merupakan keharusan dalam memajukan sebuah partai" kata mantan Danrem 031/WB ini lebih lanjut.
Namun sambung Edy Natar dirinya yakin semua kader partai Nasdem yang berada dibawah DPW Partai Nasdem Riau justru akan semakin solid pasca ditetapkannya Anies sebagai bacalon Presiden Nasdem di 2024 nanti.
"Keyakinan itu dapat kita lihat bersama dengan tingginya semangat para kader melakukan pertemuan pertemuan internal dan menjamurnya baleho di seantero bumi lancang kuning dalam dua hari belakangan ini. Bagi seluruh kader Partai Nasdem Riau semboyannya adalah, "NASDEM PARTAIKU, SURYA PALOH KEBANGGAANKU, ANIES PRESIDENKU," tandas Edy Natar yang juga Wakil Gubernur Riau ini.
Sejumlah pengamat dan juga partai politik seperti PKS dan Demokrat menyikapi fenomena ini sebagai hal yang lumrah dan sah-sah saja apalagi keputusan pencapresan tersebut dinilai merupakan hak partai politik secara internal. PKS misalnya mengatakan menghargai keputusan Partai NasDem kendati mereka belum mengumumkan Capres nya. Demikian juga Partai Demokrat hampir sama pendapatnya.*