Pekanbaru, berazamcom: Seorang teman mengirim foto-foto ini ke saya melalui whatshapp Sabtu 14/08. Katanya melalui pesan singkat: ini foto-foto almarhum bersama Mantan Gubernur Riau HM. Rusli Zainal. Kiriman foto pertama, ketika Ibu Septina berkunjung ke Pondok Pesantren Islamic Centre Al Hidayah Kampar. Kiriman kedua, tiga buah foto almarhum bersama Rusli Zainal semasa masih aktif.
Untuk foto pertama, saya tidak tahu kapan peristiwanya. Apakah ketika Ibu Septina menjabat sebagai Ibu Gubernur, atau saat menjadi Ketua DPRD Riau. Foto kedua, pun saya tak tahu. Akan tetapi saya bisa menebak, peristiwa itu terjadi ketika RZ masih menjadi Gubernur Riau. Dan, saat itu pula adinda Syafrizal menjabat Ketua DPRD Kampar. Tampak pula di dalam foto itu Bupati Kampar Burhanuddin Husin dan Sekretaris Daerah Zulher. Semua tokoh-tokoh yang hadir memakai jas dengan logo KONI Riau. Jadi, kuat dugaan peristiwa ini saat Gubernur RZ berkunjung ke Kampar dalam rangka persiapan PON di Provinsi Riau
Tentu saya menyampaikan terima kasih kepada teman saya yang mengirim foto2 itu (ini salah satu kelebihan teman saya itu, foto2 lama masih tersimpan rapi di memory selulernya). Almarhum memang memiliki hubungan dekat dengan RZ. Termasuk dengan mertuanya alm. Buya Bachtiar Daud. Hubungan baik itu sudah terbangun jauh sebelum Rusli Zainal menjadi Gubernur. Dan, hingga sekarang masih terpelihara dengan baik.
Drs. H. Syafrizal, MSi, lahir di Ujung Batu Kabupaten Rokan Hulu pada 1 Januari 1968. Anak kelima dari 10 bersaudara pasangan alm. H. A. Rahim Nurdin dan almh. Hj. Yusninar inu, memang memiliki pergaulan luas. Kepribadiannya santun, tutur katanya selalu dijaga agar tak bersayat kepada lawan bicara. Ia memulai karier politisi ketika masih aktif menjadi wartawan di Surat Kabar Mingguan GeNTA Biro Kampar. Ketika itu, alumni Hubungan Internasional FISIPOL UMY ini mulai berkenalan dengan Bupati Kampar Beng Sabli. Akrab. Seperti anak dengan ayah.
Awal Reformasi. Ia mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Kampar dari Partai Golkar. Tak beruntung karena berada di urutan ketiga (masih sistem proporsional tertutup), Syafrizal gagal berkantor di Bukit Cadika. Golkar hanya mengantarkan dua kader terbaiknya. Yakni Damsir Ali dan Teddi Mirza Dal. Akan tetapi, dua tahun setelah Pemilu, Kampar dan Rokan Hulu berpisah, dan menjadi daerah otonom. Damsir dan Teddi pindah menjadi anggota DPRD Rokan Hulu. Syafrizal naik menggantikan posisi Teddi di DPRD Kampar. Sejak itu ia terus merawat naluri kepolitisiannya hingga terpilih dalam pemilu tahun-tahun berikutnya. Karier politiknya mentok sebagai Ketua DPRD Kampar masa bhakti 2009-2014. Pemilu 2019 ia coba kembali masuk ke gelanggang politik tetapi gagal. Sejak itu dia pun tunak mengurus Pesantren Islamic Centre Kampar sebagai Ketua Yayasan.
Selama berkarir ia pernah diserang stroke ringan. Peristiwa itu terjadi ketika almarhum melakukan kunjungan kerja ke Yogyakarta. Alhamdulillah karena keuletannya merawat badan, stroke bisa dilewati setelah rutin melakukan pengobatan dan terapi. Saya pernah menyarankan, agar ia berhenti berpolitik dan konsentrasi menjaga kesehatan. Ajakan ini beliau ikuti. Tetapi kemudian, yaah namanya politisi, dia juga tak dapat membatasi aktivitas kesehariannya. Bergaul baginya adalah hal utama. Sama halnya dengan kita menjaga silaturrahmi, Syafrizal pun mengaktifkan diri pada kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Baginya satu musuh terlalu banyak, seribu kawan terlalu sedikit. Karenanya ia sangat gemar merawat persahabatan dengan siapapun termasuk dengan orang-orang yang bersebrangan dengan dirinya.
Sabtu 14 Agustus. Adinda kami ini menghembuskan nafas terakhir setelah diserang corona dan dirawat sekitar 10 hari. Tak sendiri. Corona juga menyerang istrinya Nur Azmi. Mereka berdua dalam satu kamar. Karena terikat oleh SOP Covid, kami pun tak bisa membezuk. Tapi sempat melihat kondisinya melalui video call. Alhamdulillah, ia dinyatakan negatif setelah di swab ulang. Jenazahnya dikebumikan di areal Pondok Pesantren dengan saksikan langsung oleh istrinya di atas kursi roda.
Baca juga: INMEMORIAM SYAFRIZAL RAHIM [Bag-2], ''Santun Berpolitik, Lebih Banyak Merangkul daripada Memukul''
Berita kepergiannya menghadap Sang Khalid terus bermunculan di media sosial, doa dan rasa simpati terus bermunculan. Baik di FB, WA-WA Group termasuk ke pesan-pesan singkat seluler saya. Tak sedikit juga yang menyampaikan langsung melalui telepon. Kami sadar, doa dan empati itu merupakan investasi dari pergaulan dan persahabatan yang telah dibangun almarhum semasa hidup. Kepada Allah jua lah semua kami kembalikan. Atas nama keluarga kami menyampaikan terima kasih sebesar-besar atas dukungan doa dan katabahan yang sudah diberikan semua kolega dan sahabat. Sekaligus menyampaikan permohonan maaf atas semua kesalahan almarhum.
Selamat jalan Add. Syafrizal...
Semoga Allah memberi tempat terbaik untukmu.
Allaahummaghfir lahu warham hu wa’aafi hii wa’fu anhu wa akrim nuzula hu wa wassi’ madkhola hu waghsil hu bilmaai wats-tsalji walbarodi wanaqqi hi minal khothooyaa kamaa yunaqqots tsaubul abyadlu minaddanasi wa abdil hu daaron khoiron min daari hi wa ahlan khoiron min ahli hi wazaujan khoiron min zaoji hi wa adkhil hul jannata wa ‘aidz hu min ‘adzaabil qobri wa fitnati hi wa min ‘adzaabin naar.*
[]Dari: Syafriadi