Kamis, 25 April 2024

Breaking News

  • Serius Maju dalam Pilgubri 2024: Edy Natar Nasution Sudah Ketemu Sekjen DPP NasDem & Ketua DPW Nasdem Riau   ●   
  • Mantap! Mantan Gubernur Riau Serius Bertarung dalam Pilgubri 2024   ●   
  • KPU Resmi Menetapkan Prabowo-Gibran Sebagai Presiden-Wakil Presiden 2024-2029   ●   
  • Serius Maju di Kontestasi Pilgubri, Edy Natar Nasution Daftar di Partai Demokrat Riau   ●   
  • Dibuka Wapres Ma'ruf Amin, PJ Gubernur Riau Hadiri Rakornas Penaggulangan Bencana 2024   ●   
Didukung Penuh Pemda, Pengusaha Batik Kuansing Menuju Puncak Kejayaan
Minggu 17 Oktober 2021, 11:55 WIB
Pameran Batik dalam rangka HUT Kabupaten Kuansing ke- 22

Kuansing, berazamcom - Senyum Sumringah para ibu -ibu yang rata rata berusia 45 tahun tergambar dari raut wajah mereka yang sudah mempersiapkan diri dari pagi.

Berbaris rapih dilpangan Limuno Taluk Kuantan, sembari menunggu peserta upacara lainnya datang dan bergabung bersama mereka. Ya, ternyata hari itu tepatnya tanggal 12 Oktober 2021 merupakan puncak peringatan Hari Jadi Kabupaten Kuantan Singingi yang ke-22.

Selang beberapa saat, kegembiraan para wajah ibu-ibu tersebut makin terlihat tatkala Pempimpin yang  mereka hormati  yakni Andi Putra Bupati Kuantan Singingi dan Suhardiman Amby Wakil Bupati Kuantan Singingi beserta pejabat di lingkungan pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi.

Andi putra langsung menyapa dengan wajah tersenyum penuh keramahan, “apa kabar pengusaha Batik Kuansing “? tanya orang nomor satu di Kuansing itu.

Dengan semangat serta tersirat sebuah keoptimisan di wajah mereka, kenapa tidak Andi Putra menyebut mereka dengan kosa kata Pengusaha. “ Alhamdulillah Baik Bapak bupati sahut mereka.

Bagaimana orderan Batik Kuansing saat ini..? tanya Andi Putra

Hampir serentak Perempuan -perempuan yang mengenakan pakaian bercorak dengan ragam dan motif yang berpariasi yang menambah kemolekan dan wibawahnya sebagai seorang perempuan dewasa tersebut menjawab, “Alhamdulilah bapak bupati, sejak adanya intruksi bapak ( Bupati Kuansing ) terkait setiap ASN ( Pegawai Negeri Sipil ) dan Honorer di Lingkungan Pemda Kuansing di wajib kan setiap hari kamis memakai pakaian batik Kuansing, maka orderan atau Pesanan pembelian bahan baju batik sangat meningkat drastis”, sebut meraka.

Rupanya para ibu -ibu yang kelihatan masih anggun dan cantik dengan stail batiknya, meski sudah berkepala empat tersebut adalah pengusaha - pengusaha rumah batik di Kuantan Singingi yang sedari pagi mendirikan tenda atau stand Pameran Batik Kuantan Singingi di Hari Ulang Tahun Kabupaten Kuantan Singingi ke 22.

Penasaran dengan sumringah para penunggu stand, penulis memberanikan diri dengan memberikan pertanyaan kepada salah seorang Penunggu Stand yang bernama Neni Triani, di perkirakan usianya tidak akan lebih dari 40 tahun, memiliki perawakan tubuh gempal tinggi lebih kurang 160 cm kulit tidak hitam – hitam amat.

Dikerumanan para pejabat dalam stand pajangan kain -kain baju batik dengan beragam warna, serta corak, motif batik Kuansing yang terpajang. Kesibukan terlihat saat para ibu -ibu penjaga stand menjawab dan memberikan pelayanan kepada para pejabat yang mengiri bupati Kuansing tersebut

Ada yang sibuk melihat, memilih, dan bercengkrama mempertanyakan motif serta ada juga yang kedengaran mengorder kain baju batik untuk kantor, komunitas dan lain sebagainya.

Nama Neni Triani diketahui penulis saat mencoba bertanya. Assalamualaikum bu..! dengan ramah beliau menjawab “ Waalaikum salam . izin bu kata penulis boleh saya berbicang – bincang sebentar terkait kegiatan Pameran ini..? boleh -boleh kata Neni tersebut.

Dengan refleks beliau menyodorkan sebuah kartu nama, “Nama Saya Neni Triana (0812-7083-9727, nomor hanphon sengaja ditulis dalam rangka mempromosikan Usaha batik yang bersangkutan ), saya Marketing Rumah Batik Tulis Kari Maimbau”, sebutnya. Boleh tahu bapak dari instansi mana ya?

Penulis menjawab,” saya Jhon Hendri  Anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI ) Kabupaten Kuantan Singingi ,wartawan dari media berazam.com”.

Tepat sekali, kami sangat membutuh kan publikasi tentang UMKM Batik ini, agar pemasaran kami lebih terjangkau oleh public atau masyarakat luar Kuansing, harapnya

Obrolan kami di muali dari hal -hal ringan, Neni mencerikatan alamat Rumah Batiknya, batik Tulis Kari Maimbau berada di Kampung Medan, Desa Pintu Gobang Kari, Kecamatan Kuantan Tengah, kabupaten Kuantan Singingi. Owner atau pemilik rumah batik adalah Rici Rikarman, tutur Ibu yang berparas manis tersebut.

Tadi ibu sangat sumringah saya lihat, Ketika rombongan bupati mapir di stand batik ibu, sambil melemparkan senyum tipis kepadanya. Dengan semangat beliau menjawab, kenapa tidak pak, “ sejak adanya Intruksi atau kebijakan Bupati Andi Putra Usaha Rumah Batik di Kuansing mendapatkan peningkatan orderan yang siknifikan”, Neni juga menjawab dengan senyuman.

Apakah ibu tidak takut bersaing dengan rumah – rumah batik yang lain tentang persoalan harga, tanya ku lagi…?

“Alhamdulilah Pak, Kami sudah ada Komunitas Pembatik Se- Kuansing di bawah binaan Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Perdangan dan Perindustri disana sudah ada kesepakatan harga berdasarkan tipe atau mutu dasar kaian”. Terangnya.

Jadi untuk harga kaian batik di semua Rumah batik yang ada di Kuantan Singingi sama ya buk, tanya ku lagi untuk memastikan. “Iya benar pak”, dengan nada yang tetap datar, sebagaimana seorang marketing yang sedang melayani konsumen.

Lalu saya Kembali melemparakan pertanyaan, karena banyaknya jenis motif Kuansing, “Bu…! Bila saya mengingin motif menurut selera saya apakah Rumah Batik ibu bisa membuatkannya..?

Dengan wajah agak serius Triani menjelaskan dengan hati -hati agar saya lebih nyaman mendengarkan penjelasannya, “ sebenarnya setiap Rumah Batik atau pembatik bisa melukis sesuai selerah Konsumen Pak,..!, namun Kembali lagi sudah ada kesepakatan dalam Komunitas bahwa setiap rumah batik sudah punya motif masing -masing, jadi kalau ada konsumen menginginkan motif dari pembatik lain, kami akan berikan orderan tersebut kepada pemilik motif.

Rupanya pembatik -pembatik Kuansing sudah diajarkan sebuah integritas menghargai hak cipta orang lain, yang dikoordinir langsung oleh Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Perdangan dan Perindustrian Kuansing.

Naluri saya sebagai seorang jurnalis semakin menggelitik, tak puas rasanya bila informasi dari Triani yang menyatakan geliat Permintaan batik kuansing semakin meningkat sejak ada kebijakan bupati Andi Putra, seperti apakah Kebijakan Andi Putra memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya ( Pembatik Kuansing, red ).

Pikiran ku semakin meracau, sejak kapan sih batik Kuansing ini ada, dan bagaimana pembatik ini faham cara membuat batik tulis ini?? fikir ku.

Pada hari yang berbeda saya mencoba mendatangi Kantor Dinas Diskopdagrin Kabupaten Kuantan Singingi untuk menjumpai Pak Azhar kepala Dinasnya. Memang sebelum kekantor saya sudah buat janji pertemuan dengan Kepala Dinas Diskopdagrin tersebut.

Karena hubungan saya dengan pak Azhar cukup baik sebagai pencari berita dan pejabat publik, sehingga janji ketemuan disepakati.

Sesampai di Kantor tersebut saya di sambut staf Azhar dan memberi tahu Pimpinannya bahwa ada tamu, lalu Pak Azhar mempersilakan saya masuk keruangan kerjanya.

“Assalamualaikum..! ucap ku, karena kami sudah biasa bersilahturahmi saya juga tidak merasa canggung masuk keruangan pejabat tersebut.

Dengan ramah Azhar menjawab, waalaikumsalam dindaa…! Jawabnya, ucapan kosa kata dinda dari mulut Azhar sudah biasa setiap berkomunikasi dengan saya jauh sebelumnya.

Apa kabar pak..! ulas ku, “ Alhamdulilah baik, meski begitu kita selalu tetap waspada saat ini iklim Kuansing terasa lebih panas dari biasanya”, tuturnya.

Meskipun kami hanya berdua saja di ruangan tersebut kami tetap memberlakukan protocol Kesehatan, maklum suasana masih Pandemi Covid -19.

Sebenarnya maksud kedatangan saya sudah diketahui oleh beliau, namun Azhar tetap mengedepankan etika komunikasi. “ Apa yang bisa saya bantu dinda..? tanya Azhar untuk memulai obrolan kami.

“Maaf sebelumnya Pak, karena saya datang sudah hampir jam tutup kantor ucap ku basa – basi” memang saya datang hampir pukul 16.00 wib, dimana jam segitu kantor sudah mau ditutup

Pembatik Kuansing kabarnya mendapatkan angin segar, sejak kebijakan Bupati Andi Putra orderan mereka meningkat drastis dan bahkan sudah ribuan pesanan menunggu, tanya ku. Hal ini saya ketahui dari informasi publikasi Dinas Kopdagrin di media -media masa.

Sejak kapan sih pak Batik Kuansing ini ada, dan Langkah apa saja dari pemerintah Kuansing selama ini sehingga masyarakat Kuansing bisa membatik tulis ini..? cecar pertanyaan ku kepada pak Azhar.

Dengan senyum bahagia beliau menyodorkan sebotol air mineral, “ ayo diminum dulu”, katanya sebelum memberikan jawaban -jawaban atas pertanya saya Ketika itu.

Begini dinda, secara resmi di dinas Kopdagrin batik Kuansing ini dimulai pada tahun 2016 yang lalu ( Pemerintahan Mursini – Halim, red ) awalnya Penjajakan Kerjasama Pelatihan Membatik antara Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi /Dewan kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kuansing dengan perusahaan RAPP – Pelalawan, yakni mengadakan pelatihan membatik tulis dengan peserta sebanyak 20 orang yang terdiri dari 3 Kecamatan yaitu;  

Kecamatan Kuantan Hilir, Kecamatan Singingi dan Kecamatan Gunung Toar di Rumah Batik RAPP Kabupaten Pelalawan.

Kemudian tahun 2017 terbentuk 3 kelompok batik di Kabupaten Kuantan Singingi yaitu :

Satu Rumah Batik Andalan Kuansing, dua Batik Nagori yang ketiga, Batik Anasa’s Gallery.

Bak seorang murid mendengarkan pemaparan dari guru saya benar -benar konsen memahami dan merekam setiap inti kalimat beliau, memang orangnya Pak Azhar terkait bidangnya seakan -akan materi yang di beberkan sudah diluar kepalanya, belum sempat saya nak berseloroh beliau terus memamparkan, tidak sampai disitu saja pada tahun 2018 Pemerintah Kuansing

Melakukan Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi dengan Balai Diklat Industri (BDI ) Padang yaitu Pelatihan 3 in 1, Pembuatan Batik Tulis yang di adakan di Kecamatan Gunung Toar, diikuti sebanyak 70 orang peserta dari berbagai desa yang ada di Kecamatan Gunung Toar.

Azhar meneruskan pemaparanya, sementara tahun 2019 Setelah Pelatihan mereka membentuk Kelompok Batik sebanyak dua kelompok di Kecamatan Gunung Toar, yakni Batik Tulis Anak Kuantan dan Batik Tulis Anak Topian dari Desa Kampung Baru Toar, “Alhamdulilah kedua kelompok tersebut mendapatkan bantuan modal Usaha melalui Dana Desa.

Guna untuk promosi tahun 2020 Pemerintah Kabupaten Kauntan Singingi menjadikan Kecamatan Gunung Toar sebagai kampung batik, Kata Azhar.

Konsistensi pemerintah yang sudah memulai program batik dibuktikan Kembali tahun 2021 Kerjasama pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi dengan BDI Padang tentang pelatihan 3 in 1 Pembuatan batik tulis untuk 3 angkatan yaitu : Kecamatan Gunung Toar, Kecamatan Kuantan Tengah dan Kecamatan Logas Tanah Darat.

Guna untuk hak cipta atau brand rupanya Pemerintah Kuansing melalui dinas terkait juga sudah mendaftarkan jenis motif sebanyak 8 buah ke Kemenhumham RI (HAKI) yaitu satu Motif Takuluak Barembai, dua Motif Jalur, tiga Motif Perahu Baganduang, empat Motif Silek Pangean,lima Motif Dayung, enam Motif Tugu Jalur,tujuh Motif Tugu Air Mancur, delapan Motif Calempong Bararak. Hal ini diketahui dari paparan Azhar sore itu.

Selain delapan motif yang sudah terdaftar, Pemda juga mendaftar sebanyak 7 jenis motif lagi yang saat ini masih dalam proses pengesahan.

Bupati Kuansing , Andi Putra dan Wabup Kuansing Suhardiman Amby saat berkunjung ke stand Pameran Batik


Sampai tahun 2021 ini sebut Azhar, sudah ada 15 Kelompok Batik di Kuansing 15 kelompok yaitu 1. Kecamatan Gunung Toar ada 7 Kelompok

a. Batik Nagori

b. Batik Jalur Batik Nagori

c. Batik Anak Kuantan

d. Batik Toar Mandiri

e. Batik Topian Karak

f. Batik Kaliki

g. Batik Batobo

Kecamatan Kuantan Tengah ada 5 Kelompok

a. Batik Mayang Kuantan

b. Batik Pinang Becabang

c. Batik Kari Maimbau

d. Batik Pak Anyam Sirah

e. Batik Pandan Baiduri

untuk  Kecamatan Singingi ada 3 Kelompok

a. Batik Antau Singingi

b. Batik Lebah

c. Batik Anasa’s Gallery

uraian demi uraian history batik Kuansing cukup jelas disampaikan Azhar, tanpa terlupakan inti yang ingin disampaikannya, dengan senyum kebahagian Azhar berucap, “ saat ini permintaan batik Kuansing cukup baik, sampai -sampai antrian orderan sudah ribuan”, katanya.

Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yakni :pertama Motif dan coraknya unik dan menggambarkan kekhasan budaya dan tradisi Kabupaten Kuantan Singingi kedua Dukungan Pemerintah (Kepala daerah dan Ibu Ketua Dekranasda Kab. Kuantan Singingi) dengan adaya Peraturan Bupati Kuantan Singingi Nomor: 36 Tahun 2021 tentang Pakaian Dinas ASN di Lingkunagn Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi dan diperkuat dengan Surat Edaran Bupati Kuantan Singingi Nomor: 800/SE/1119 tentang Penggunaan Pakaian Dinas Harian Batik Kuansing Bermotif Kuantan Singingi Bagi ASN di Lingkungan Pemerintah kabupaten Kuantan Singingi.

Ooh, ini kebijakan bupati Kuansing Andi Putra yang disebut Triani kemaren saat ku jumpai di lapangan limuno waktu, gumam ku dalam hati.

Lalu pak, untuk tahun 2022 mendatang apa Program Pemda Kuansing ( Andi Putra,red )?

Pemerintah akan selalu konsisten, “Tahun 2022 Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi juga akan mengadakan Kerjasama dengan BDI tentang kegiatan pelatihan membatik untuk 3 angkatan yang rencananya akan dipusatkan di 3 kecamatan yaitu; Kecamatan Kuantan hilir, kecamatan Kuantan Mudik dan Kecamatan Singingi”.

Tingginya permintaan Konsumen dengan terbatasnya kemampuan memproduksi di bukti kan dengan antrian orderan disetiap rumah batik tentu pasti ada kendala -kendala yang mendasar dihadapi para pembatik, tanya ku lagi kepada Azhar.

Benar, kendala yang mendasar saat ini adalah modal dan tenaga pembatik disetiap rumah batik yang ada. Terkait hal ini makanya pemerintah melaksanakan Kerjasama dengan BDI untuk pelatihan, sementara persoalan permodalan sudah di sampaikan kepada pemerintah Desa agar menganggarkan bantuan modal kepada UMKM batik ini melalui dana APBDes, sebutnya.

Saya mendengar harga satu potong kaian baju batik yang diproduksi cukup mahal bila dibandingkan dengan kemampuan masyarakat ekonomi menengah kebawah, kalau angka Rp. 200.000/ potong kaian baju batik masih cukup tinggi kan pak?

Nah, hal ini lah sebenar yang perlu di ketahui masyarakat, untuk harga kaian baju batik ini mengapa mahal?. Faktanya batik itu memang mahal, bukan di Kuansing saja yang mahal. Standar batik tulis ini memang berdasarkan kualitas kainya. Untuk standar harga ini sudah kami atur Bersama kelompok pembatik. Sekarang sudah ada Asosiasi Pembatik Kuansing, asosiasi ini dibentuk bertujuan antara lain, terciptanya etika setiap kelompok pembatik, contoh motif Rumah batik A tidak akan dikerjakan oleh Rumah batik yang lain, kemudian untuk harga dengan kualitas bahan yang sama juga akan sama.

Selain itu asosiasi juga bisa menyelesaikan persoalan -persoalan internal dan persoalan eksternal.

Persoalaan eksternal seperti, metode pemasaran, Kerjasama dengan pihak ke tiga untuk persoalan permodalan, dan lain sebagainya. Kata Azhar.

Jadi kata Azhar seakan belum tuntas penjelasannya, harga batik ini sudah disepaki, dan kenapa masyarakat berpersepsi batik Kuansing ini mahal?, sebenar masyarakat harus kita beritahu dimana jenis batik ini banyak, ada batik tulis, batik Cap, batik cetak. Yang paling murah itu bati Cetak atau seperti kerja sablon, ini yang bekerja mesin. Memang di Kuansing belum ada.

Rumah batik Kuansing baru ada memproduksi batik tulis dan batik cap, kata kepala Dinas Kopdagrin tersebut.

Sambil menujuk kan table harga batik kuansing berdasarkan kualitas kaian, Azhar Kembali mengajak mari minum. Bisa jadi kerongkongan beliau sudah gersang sedari tadi memberikan pemaparan bak seoarang pemateri kepada peserta seminar.

Tanpak dari table harga kaian batik tersebut, jenis batik Cap bahan Prima harga Rp. 135.000, bahan Primisima Rp.150.000, kemudian bahan Semi Sutra Rp.300.000, sementara jenis Batik Kombinasi Cap dan Tulis berdasarkan jenis bahan seperti bahan Prima Rp. 225.000, bahan Primisima Rp. 275.000, dan bahan Semi Sutra Rp. 325.000, untuk Batik Tulis itu sendiri dengan bahan Prima Rp.250.000, bahan Primisima Rp. 300.000, bahan Semi Sutra Rp. 350.000 terakhir bahan Sutra Rp. 1.000.000.

Dengan mencintai Produk daerah sendiri, merupakan semangat masyarakat Kuantan Singingi untuk mewujudkan Kuansing bermarwah, kenapa tidak lambang kemarwahan seseorang tidak terlepas dari Pakaian yang di pakainya.

Kemudian Pemerintah tetap harus tetap konsisten memperhatikan para Pengusaha batik ini kedepan, selain promosi, permodalan baik berupa Pembiayaan  maupun barang. Barang disini seperti mesin cetak untuk pembuatan Batik Cetak, atau sablon.

Dengan banyaknya ragam Jenis batik ada Batik Tulis, batik Kombinasi batuk Tulis dan Cap, maupun batik cetak.

Sehingga bila ada peralatan batik cetak bisa harga terjangkau oleh kalangan masyarakat menengah kebawah.

 


[]bazm
Penulis : Jhon Hendri







Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


About Us

Berazamcom, merupakan media cyber berkantor pusat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, Indonesia. Didirikan oleh kaum muda intelek yang memiliki gagasan, pemikiran dan integritas untuk demokrasi, dan pembangunan kualitas sumberdaya manusia. Kata berazam dikonotasikan dengan berniat, berkehendak, berkomitmen dan istiqomah dalam bersikap, berperilaku dan berperbuatan. Satu kata antara hati dengan mulut. Antara mulut dengan perilaku. Selengkapnya



Alamat Perusahaan

Alamat Redaksi

Perkantoran Grand Sudirman
Blok B-10 Pekanbaru Riau, Indonesia
  redaksi.berazam@gmail.com
  0761-3230
  www.berazam.com
Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top