Jumat, 29 Maret 2024

Breaking News

  • CERI Pertanyakan Sikap Presiden Jokowi Soal Negosiasi 61 Persen Saham Freeport Alot   ●   
  • Mahasiswa Sulap Limbah Tahu dan Kotoran Sapi Jadi Biogas dalam Waktu Singkat   ●   
  • Berkah Ramadhan 1445 H, UIR Berbagi 1000 Paket Berbuka Kepada Mahasiswa   ●   
  • Jelang Idul Fitri, Disperindag Pekanbaru Imbau Masyarakat Waspadai Produk Kedaluwarsa   ●   
  • Dishub Pekanbaru Imbau Masyarakat Lapor Jika Temukan Jukir Liar   ●   
Ini Solusi Disdik Atasi Angka Putus Sekolah di Riau
Senin 17 Januari 2022, 11:44 WIB
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Riau, Dr Kamsol.

Pekanbaru, berazamcom - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Riau, Dr Kamsol mengatakan, tingginya angka putus sekolah di Riau dipengaruhi empat faktor.

"Kalau kita lihat persoalan angka putus sekolah di Riau dipengaruhi empat faktor," kata Kadisdik Riau, Kamsol, Senin (17/1/2022) seperti dilansir dari mediacentder.riau.go.id.

Lebih lanjut, Kamsol memaparkan empat faktor yang mempengaruhi angka putus sekolah, pertama persoalan geografi. Misalnya di Kabupaten Indragiri Hilir dan Kepulauan Meranti itu capaian lama sekolah rata-rata 7 tahun.

"Kalau kita melihat wajib belajar 9 tahun, di Riau masih ada 7 kabupaten yang belum masuk, seperti Inhil dan Meranti. Itu persoalannya geografi. Jadi kalau dari SD saja belum sampai bagaimana ke SMA nya," katanya.

Kedua, persoalan ekonomi. Dimana berdasarkan pendataan Disdik Riau per kecamatan, jumlah ruang kelas lebih banyak daripada rombangan belajar (rombel)

"Ini artinya persoalannya ekonomi, bisa juga masalah geografi. Tapi lebih banyak masalah ekonomi. Karena anak sekolah itu tak cukup gratis saja, tapi mereka butuh baju dan sepatu juga," ujarnya.

Menurutnya, untuk masalah ekonomi ini sudah ada bantuan yang diberikan oleh  Gubernur Riau. Memang bantuan yang diberikan terbatas untuk anak masyarakat adat terpencil.

"Ke depan kita akan mencari solusi untuk masyarakat kurang mampu lainnya dengan koordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) Riau," terangnya.

Kemudian ketiga persoalan sosial. Kamsol menyampaikan persoalan sosial ini biasanya yang sering terjadi siswa  menikah saat usia sekolah, sehingga tidak sekolah lagi.

"Biasanya ada dorongan dari orang tua. Sebab persepsi masyarakat masih berpikir untuk apa sekolah tinggi kalau sudah tamat jadi ibu rumah tangga juga," ungkapnya.

"Persoalan terakhir, kesenjangan antar sekolah SMP dengan SMA. Ini perlu kita cari solusinya dengan membangun Unit Sekolah Baru (USB), atau penambahan Ruang Kelas Baru (RKB)," tukasnya.


 

 

 

[]bazm




Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


About Us

Berazamcom, merupakan media cyber berkantor pusat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, Indonesia. Didirikan oleh kaum muda intelek yang memiliki gagasan, pemikiran dan integritas untuk demokrasi, dan pembangunan kualitas sumberdaya manusia. Kata berazam dikonotasikan dengan berniat, berkehendak, berkomitmen dan istiqomah dalam bersikap, berperilaku dan berperbuatan. Satu kata antara hati dengan mulut. Antara mulut dengan perilaku. Selengkapnya



Alamat Perusahaan

Alamat Redaksi

Perkantoran Grand Sudirman
Blok B-10 Pekanbaru Riau, Indonesia
  redaksi.berazam@gmail.com
  0761-3230
  www.berazam.com
Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top