
Jakarta, berazamcom-Salah satu yang blak-blakan soal situasi dan kondisi bangsa sekarang ini ialah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD. Meski agak telat tapi daripada diam terus sama saja dia ikut andil dalam potensi kehancuran bangsa dan negara ini.
Menurut Mahfud, keadaan bangsa tak kunjung bertransformasi menjadi negara maju, justru malah semakin mengerikan. Hal itu ditunjukkan dari korupsi yang tak terkendali dari semua pihak mulai dari birokrasi hingga pengusaha.
Maka dari itu, salah satu hal yang ditekankan Mahfud adalah soal kemutlakan pergantian pemimpin Indonesia, dari sosok seperti Jokowi beralih ke sosok yang lebih kuat, bisa merekatkan, dan menjaga keseimbangan.
Komunikasi politik Mahfud tersebut mengundang analisa dari sejumlah pengamat politik, seperti disampaikan Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun.
Bagi Rico, blak-blakan Mahfud menyiratkan kepentingan politik 2024 dirinya yang tak lagi berpihak kepada Jokowi dan lingkarannya.
"Pak Mahfud ingin mengambil jarak dengan Pak Jokowi, dengan mengatakan bahwa negara ini hancur-hancuran, keadaannya menyeramkan," ujar Rico dicuplik dari Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (26/4/2022)) kemaren.
Di samping itu, Rico juga memaknai pernyataan kritis Mahfud terhadap Jokowi sebagai bentuk pencitraan untuk dirinya bisa masuk ke dalam panggung politik 2024.
"Padahal di waktu yang sama Pak Mahfud kan juga ada dalam pemerintahan, sebagai salah satu yang bertanggung jawab terhadap situasi yang beliau analisa sendiri," tuturnya.
Maka dari itu, Rico berkesimpulan bahwa mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu telah berseberangan dengan kepala pemerintahan saat ini, dengan seolah-olah menunjuk hidung Jokowi sebagai biang keladi permasalahan yang muncul saat ini.
"Ini berarti beliau (Mahfud) seperti menyiratkan situasi sekarang ini ada dalam pundak Pak Jokowi seorang. Dan Pak Mahfud berjarak dengan realitas itu," demikian Rico.
[]bazm