Jumat, 29 Maret 2024

Breaking News

  • CERI Pertanyakan Sikap Presiden Jokowi Soal Negosiasi 61 Persen Saham Freeport Alot   ●   
  • Mahasiswa Sulap Limbah Tahu dan Kotoran Sapi Jadi Biogas dalam Waktu Singkat   ●   
  • Berkah Ramadhan 1445 H, UIR Berbagi 1000 Paket Berbuka Kepada Mahasiswa   ●   
  • Jelang Idul Fitri, Disperindag Pekanbaru Imbau Masyarakat Waspadai Produk Kedaluwarsa   ●   
  • Dishub Pekanbaru Imbau Masyarakat Lapor Jika Temukan Jukir Liar   ●   
Cerita Suharso Tentang Kebiasaan Amplop Pada Kiai Dianggap Menghina Kiai, Aktivis NU Pun Mengecam Ketum DPP PPP Itu
Kamis 18 Agustus 2022, 10:08 WIB
Suharso Monoarfa

Jakarta, berazamcom- Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa, dianggap telah menghina dan melecehkan Kiai-kiai terkait dengan cerita tentang kebiasaan pemberian amplop dalam kunjungan ke pesantren-pesantren.

Cerita tersebut disampaikan Suharso pada acara Pembekalan Antikorupsi Politik Cerdas Berintegritas di Gedung KPK pada Hari Senin (15/8/2022) kemarin.

Aktivis dan Cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU) Dr. Sholeh Basyari M. Phil menyebutkan cerita Suharso itu sudah menghina para Kiai-kiai dan bisa membuat anggapan pemberian amplop tersebut sebagai cikal budaya korupsi.

"Saya sangat mengecam cerita Suharso tersebut. Apa maksudnya itu? Di depan para Komisioner KPK dan pada acara pembekalan antikorupsi. Sama saja dia menyebutkan itu adalah perilaku korupsi oleh Kiai-kiai. Mana adabnya kepada Kiai? Ketum partai islam, tidak hormat pada Kiai," kesal Sholeh kepada wartawan melalui video pendeknya, Rabu (17/8/2022).

Sholeh menyebutkan, kebiasaan memberi amplop seperti cerita Suharso, memang ada di pondok pesantren. Tapi itu semua adalah bentuk sumbangan kepada pesantren dan sedekah kepada para santri.

"Yang namanya sedekah, tidak ada kewajiban. Jadi jangan dibuat itu seolah-olah harus, jika tidak ada (amplop) maka tidak akan dilayani. Tidak ada kiai yang seperti itu. Ini sudah masuk pada ranah penghinaan," lanjut Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) tersebut.

Kata Sholeh, dia bersama dengan para teman-teman aktivis NU dan para santri akan mendesak Suharso untuk memberikan klarifikasi atas pernyataannya itu.

Tidak hanya sampai klarifikasi, Sholeh juga akan konsultasi dengan praktisi hukum dari NU, untuk melihat adanya unsur pasal-pasal penghinaan dan pelecehan atas pernyataan itu.

"Pasti, jika ada unsur-unsur pidana yang bisa ditetapkan, kita akan buat laporan. Karena ini sudah menyinggung marwah serta martabat kiai dan pesantren," pungkasnya.


Cerita Suharso di KPK

Pada kegiatan pembekalan antikorupsi kepada para pengurus PPP, Suharso Monoarfa mendapatkan kesempatan untuk memberikan sambutan.
Pada awal sambutannya, Suharso menceritakan pengalaman pribadinya saat berkunjung ke pondok pesantren besar, guna meminta doa dari beberapa kiai yang menurutnya juga kiai besar.

"Waktu saya Plt. Ini demi Allah dan RasulNya terjadi. Saya datang ke kiai itu dengan beberapa kawan, lalu saya pergi begitu saja. Ya, saya minta didoain kemudian saya jalan. Tak lama kemudian saya dapat pesan di whatapps, Pak Plt, tadi ninggalin apa gak untuk kiai?," cerita Suharso.

Kemudian Suharso yang merasa tidak meninggalkan sesuatu di sana.
Sempat menduga ada barang cucunya yang tertinggal di pesantren tersebut.

Kata orang yang mengirim pesan ke dia, menyebutkan bukan barang yang tertinggal.
Namun setelah dijelaskan bahwa harus ada pemberian untuk kiai dan pesantren, ujar Suharso lagi, dia bahkan sempat menyebutkan tidak membawa sarung, peci, Alquran atau lainnya.

"Kayak gak ngerti aja Pak Harso ini, gitu Pak Guru. I've provited one, every week. Dan setiap ketemu Pak, ndak bisa Pak. Dan bahkan sampai saat ini, kalau kami ketemu di sana, itu kalau salamannya tu, gak ada amplopnya Pak, itu pulangnya itu, sesuatu yang hambar," lanjutnya.

Suharso juga menegaskan, bahwa itulah gambaran keadaan pada saat sekarang ini.

Dalam sambutannya, Suharso juga sempat menyinggung dua orang Ketua Umum PPP sebelumnya yang tertangkap oleh KPK.*




Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


About Us

Berazamcom, merupakan media cyber berkantor pusat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, Indonesia. Didirikan oleh kaum muda intelek yang memiliki gagasan, pemikiran dan integritas untuk demokrasi, dan pembangunan kualitas sumberdaya manusia. Kata berazam dikonotasikan dengan berniat, berkehendak, berkomitmen dan istiqomah dalam bersikap, berperilaku dan berperbuatan. Satu kata antara hati dengan mulut. Antara mulut dengan perilaku. Selengkapnya



Alamat Perusahaan

Alamat Redaksi

Perkantoran Grand Sudirman
Blok B-10 Pekanbaru Riau, Indonesia
  redaksi.berazam@gmail.com
  0761-3230
  www.berazam.com
Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top