Kamis, 28 Maret 2024

Breaking News

  • CERI Pertanyakan Sikap Presiden Jokowi Soal Negosiasi 61 Persen Saham Freeport Alot   ●   
  • Mahasiswa Sulap Limbah Tahu dan Kotoran Sapi Jadi Biogas dalam Waktu Singkat   ●   
  • Berkah Ramadhan 1445 H, UIR Berbagi 1000 Paket Berbuka Kepada Mahasiswa   ●   
  • Jelang Idul Fitri, Disperindag Pekanbaru Imbau Masyarakat Waspadai Produk Kedaluwarsa   ●   
  • Dishub Pekanbaru Imbau Masyarakat Lapor Jika Temukan Jukir Liar   ●   
Pengadilan Nyatakan PPLI Tak Jalankan Kewajiban K3, CERI: Mestinya Dilanjutkan dengan Hukuman Pidana serta Diberi Sanksi Kategori Hitam oleh PHR
Selasa 14 Maret 2023, 21:15 WIB

Pekanbaru, berazamcom- Putusan Pengadilan Negeri Rokan Hilir Nomor 1/Pid.C/2023/PN Rhl seharusnya bisa menjadi bukti nyata untuk menjerat PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) dengan Pasal 359 KUHP. Pasal ini mengancam pelakunya dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.

Demikian diungkapkan Sekretaris CERI Hengki Seprihadi di Pekanbaru, Selasa (14/3/2023) terkait penegakan hukum kasus kecelakaan kerja di CMTF Balam, Rokan Hilir, Riau.

"Putusan pengadilan sudah jelas, bahwa Majelis Hakim menyatakan Harry Rahmady sebagai karyawan PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pelanggaran sebagai pengurus  tidak  melaksanakan  kewajiban  membentuk  Panitia  Pembina Keselamatan  dan  Kesehatan  Kerja  (P2K3)  di  tempat  kerja  yang menggunakan bahan,  proses dan instalasi  yang mempunyai  risiko yang besar  akan terjadinya peledakan,  kebakaran,  keracunan dan penyinaran radioaktif serta tidak melaksanakan svarat-syarat K3 Lingkungan Kerja," ungkap Hengki mengutip salinan putusan perkara Nomor 1/Pid.C/2023/PN Rhl yang sudah dipublikasi Mahkamah Agung RI itu.

Sehingga, lanjut Hengki, lantaran putusan hanya menyangkut pelanggaran pada peraturan ketenagakerjaan, maka sudah sepantasnyalah aparat penegak hukum menindaklanjuti dengan mengusut dugaan tindak pidana sebagaimana diatur pasal 359 KUHP tersebut.

"Sebab, setahu kami, Pasal 359 KUHP menyatakan bahwa, Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun," ungkap Hengki.

Tak hanya itu, Hengki juga mengutarakan, putusan PN Rokan Hilir tersebut seharusnya juga sudah bisa menjadi acuan dan dasar bagi PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) sebagai pemilik proyek CMTF Balam untuk menjatuhkan sanksi kategori hitam bagi PT PPLI sebagai pelaksana CMTF Balam.

"Sesuai aturan panduan pengadaan barang dan jasa di lingkungan PT Pertamina Hulu Energi (PHE), maka tentu seharusnya PHR sudah dapat memutuskan kontrak dengan PPLI dan lalu menjatuhkan sanksi kategori hitam kepada PPLI. Konsekwensinya, PPLI tidak boleh lagi mengikuti pengadaan barang dan jasa di lingkup PHE selama kurun waktu yang diatur," papar Hengki.

Selain memutus kontrak dan memberikan sanksi kategori hitam kepada PPLI, PHR juga tentunya sudah bisa melakukan pencairan jaminan pelaksanaan pekerjaan PT PPLI tersebut. (*)




Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


About Us

Berazamcom, merupakan media cyber berkantor pusat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, Indonesia. Didirikan oleh kaum muda intelek yang memiliki gagasan, pemikiran dan integritas untuk demokrasi, dan pembangunan kualitas sumberdaya manusia. Kata berazam dikonotasikan dengan berniat, berkehendak, berkomitmen dan istiqomah dalam bersikap, berperilaku dan berperbuatan. Satu kata antara hati dengan mulut. Antara mulut dengan perilaku. Selengkapnya



Alamat Perusahaan

Alamat Redaksi

Perkantoran Grand Sudirman
Blok B-10 Pekanbaru Riau, Indonesia
  redaksi.berazam@gmail.com
  0761-3230
  www.berazam.com
Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top