Bupati Kepulauan Meranti Usulkan Sagu Masuk Komoditi Pangan Strategis Nasional
Rabu 06 November 2019, 14:58 WIB

JAKARTA, berazamcom - Bupati Meranti Drs. H. Irwan M.Si, mengikuti pertemuan bersama pihak Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Pangan Nasional, kegiatan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional lewat Sagu itu, bupati usulkan kepada presiden melalui Dewan Ketahanan Pangan Nasional untuk memasukan Sagu sebagai komoditas strategis pangan nasional, bertempat di Ruang Rapat Desisnas Lt. IV, Kantor Setjend Watannas, Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (6/11/2019).
Hadir dalam pertemuan itu, Deputy Sistem Nasional Bandep Infolahta Desisnas Brigjend. TNI Budi Pramono, Bupati Kepulauan Meranti, Drs. H. Irwan M.Si, Praktisi Sagu dari IPB Prof. Bintoro, Wakil Ketua Komisi Teknis Pangan dan Pertanian Anggota KADIN Utama Kajo, Direktur PT. Sampoerna Agro Dwi Asmono, Asisten I Sekdakab Meranti Syamsuddin SH MH, Kadis Dagprinkop Meranti Drs. H. Azza Fahroni, Kabid Desa Dinas PMD Meranti Darwis, SIP. MM, pihak BRG RI, serta perwakilan Perusahaan Sagu lainnya.
Seperti dijelaskan Deputy Sistem Nasional Bandep Infolahta Desisnas, Brigjend. TNI Budi Pramono, seiring semakin menipisnya lahan padi di Indonesia yang menyebabkan penurunan produksi beras sementara kebutuhan pangan oleh masyarakat semakin meningkat, Sagu dapat menjadi potensi pangan strategis yang mampu mendukung ketahanan pangan nasional.
Kini pemerintah pusat tengah berupaya mewujudkan ketahanan pangan lewat Sagu dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional. Namun untuk mengembangkan Sagu tidak cukup hanya bermodalkan bahan baku tapi diperlukan upaya industrialisasi yang masif agar pemanfaatannya dapat maksimal. Untuk mewujudkannya dewan watanas akan membuat surat ke presiden untuk menjadikan Sagu sebagai Food Security Pertahanan Pangan dan masalah ini menurut Brigjend. Budi Ptamono sangat penting dan strategis.
"Kita jangan menunggu krisis pangan dulu, tapi kita harus mendahuluinya, agar Indonesia bisa survive, dan mampu mewujudkan Indonesia Emas Tahun 2045," ujarnya.
Bupati Kepulauan Meranti, Drs. H. Irwan M.Si, dihadapan seluruh peserta rapat, menegaskan untuk mengembang Sagu, diperlukan keberpihakan dari pemerintah pusat untuk menjadikan Sagu sebagai sebagai komoditas ketahan pangan strategis nasional. Namun sayangnya hingga saat ini kebijakan itu belum dilakukan. Dan bupati mengusulkan agar Sagu dapat menjadi komoditas ketahanan pangan nasional.
"Kita berharap bagaimana Sagu dapat menjadi komoditas pangan strategis nasional, karena saat ini pemerintah hanya fokus pada Padi, Jagung, Kedelai (Pajale), dan kita berharap Sagu dapat dimasukan menjadi Pajalegu, padahal Sagu merupakan pangan asli Indonesia dan satu-satunya yang tidak di import," jelas Bupati Irwan.
Dan menurut bupati, jika pemerintah pusat dapat menyambut hal itu, maka diprediksi Industri Sagu akan menggeliat.
Selanjutnya Bupati Irwan, menjelaskan soal Import Terigu Indosia mencapai 10 ribu ton/tahun, jika 10 persen saja Industri besar makanan menggunakan bahan baku Sagu maka Sagu akan berkembang.
Kemudian, bupati juga menyinggung kebijakan dibidang industri hilirisasi Sagu salah satunya dalam mendukung terciptanya makanan turunan dari Sagu. Selain itu perlu juga dilakukan sosialisasi kepada masyarakat Indonesia untuk kembali mengkonsumsi Sagu. Sebab Sagu bukan lagi menjadi makanan kelas dua tapi merupakan makanan yang nikmat dan sehat dimana saat ini makanan sehat sudah menjadi trend bagi masyarakat eropa.
Dari hasil penelitian dewan watanas, jika Sagu yang ada di Indonesia dapat diolah dan dimanfaatkan secara maksimal diyakini mampu mencukupi kebutuhan pangan dua kali penduduk Indonesia. Seperti diketahui, potensi Sagu Indonesia mencapai 1.5 juta ha, terbesar berada diwilayah Papua, dan Meranti sendiri kurang terdapat kurang lebih 50 ribu ha. Meski hanya sebagian kecil namun Meranti merupakan pemasok 80 persen kebutuhan Sagu Nasional.
Sagu Meranti untuk pasar lokal dibawa ke Cirebon dan Surabaya, sementara Luar Negeri Malaysia, Jepang, Singapura, Cina, dan Korea Selatan.
Sementara itu, Praktisi dan Peneliti Sagu dari IPB, Prof. Bintoro memaparkan potensi Sagu yang dapat diolah menjadi makanan, pakan ternak dan lainnya.
Saat ini Sagu telah diolah menjadi makanan mulai dari Mie, Gula Sagu, Tepung Sagu, Biskuit (kue kering), Kue Basah, Lontong Sagu dan lainnya. Dan Sagu bukan saja dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan, limbahnyun dapat dibuat papan pengganti kayu, Perabotan dan Kerajinan Tangan, serta pembuatan Pupuk Kompos.
Iapun menegaskan, Sagu merupakan makanan yang sangat sehat karena merupakan tumbuhan organik yang bebas dari Pestisida dan bahan kimia lainnya.
"Di Meranti kita telah membuat tumpang sari Sagu dengan peternakan Itik, Ikan, penggemukan Sapi," akunya.
Iapun mengusulkan kepada watanas untuk mengundang semua gubernur, bupati/walikota penghasil Sagu yakni 10 gubernur dan 60 Bupati/Walikota untuk menyatukan visi menjadikan Sagu sebagai pangan strategis nasional.
Begitu juga Prof. Agusnimar yang memaparkan, potensi Sagu yang merupakan tanaman kehidupan karena sumber makanan dan oksigen, Sagu merupakan jati diri orang Meranti, Sagu sumber literasi dan edukasi, Sagu nerupakan materi peradaban.
Jika pemerintah komit mengembangkan Sagu bukan saja dapat mengokohkan ketahanan pangan nasional. Tapi mampu mensejahterakan masyarakat karena Sagu bukan saja menjadi sumber pangan tapi juga penghasilan masyarakat. Dari catatan sebanyak 2 triliun pemasukan masyarakat berasal dari Sagu.
Pihak perusahaan pengolah Sagu, yang diwakili Direktur Sampoerna Grup Dwi Asmono, mengatakan pasar Sagu dunia semakin terbuka lebar, dan secara regulasi pengambangan Sagu sangat menguntungkan berbeda dengan Sawit yang penanamanya sudah dibatasi tidak boleh diarea gambut dan kawasan hutan.
Hadir dalam pertemuan itu, Deputy Sistem Nasional Bandep Infolahta Desisnas Brigjend. TNI Budi Pramono, Bupati Kepulauan Meranti, Drs. H. Irwan M.Si, Praktisi Sagu dari IPB Prof. Bintoro, Wakil Ketua Komisi Teknis Pangan dan Pertanian Anggota KADIN Utama Kajo, Direktur PT. Sampoerna Agro Dwi Asmono, Asisten I Sekdakab Meranti Syamsuddin SH MH, Kadis Dagprinkop Meranti Drs. H. Azza Fahroni, Kabid Desa Dinas PMD Meranti Darwis, SIP. MM, pihak BRG RI, serta perwakilan Perusahaan Sagu lainnya.
Seperti dijelaskan Deputy Sistem Nasional Bandep Infolahta Desisnas, Brigjend. TNI Budi Pramono, seiring semakin menipisnya lahan padi di Indonesia yang menyebabkan penurunan produksi beras sementara kebutuhan pangan oleh masyarakat semakin meningkat, Sagu dapat menjadi potensi pangan strategis yang mampu mendukung ketahanan pangan nasional.
Kini pemerintah pusat tengah berupaya mewujudkan ketahanan pangan lewat Sagu dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional. Namun untuk mengembangkan Sagu tidak cukup hanya bermodalkan bahan baku tapi diperlukan upaya industrialisasi yang masif agar pemanfaatannya dapat maksimal. Untuk mewujudkannya dewan watanas akan membuat surat ke presiden untuk menjadikan Sagu sebagai Food Security Pertahanan Pangan dan masalah ini menurut Brigjend. Budi Ptamono sangat penting dan strategis.
"Kita jangan menunggu krisis pangan dulu, tapi kita harus mendahuluinya, agar Indonesia bisa survive, dan mampu mewujudkan Indonesia Emas Tahun 2045," ujarnya.
Bupati Kepulauan Meranti, Drs. H. Irwan M.Si, dihadapan seluruh peserta rapat, menegaskan untuk mengembang Sagu, diperlukan keberpihakan dari pemerintah pusat untuk menjadikan Sagu sebagai sebagai komoditas ketahan pangan strategis nasional. Namun sayangnya hingga saat ini kebijakan itu belum dilakukan. Dan bupati mengusulkan agar Sagu dapat menjadi komoditas ketahanan pangan nasional.
"Kita berharap bagaimana Sagu dapat menjadi komoditas pangan strategis nasional, karena saat ini pemerintah hanya fokus pada Padi, Jagung, Kedelai (Pajale), dan kita berharap Sagu dapat dimasukan menjadi Pajalegu, padahal Sagu merupakan pangan asli Indonesia dan satu-satunya yang tidak di import," jelas Bupati Irwan.
Dan menurut bupati, jika pemerintah pusat dapat menyambut hal itu, maka diprediksi Industri Sagu akan menggeliat.
Selanjutnya Bupati Irwan, menjelaskan soal Import Terigu Indosia mencapai 10 ribu ton/tahun, jika 10 persen saja Industri besar makanan menggunakan bahan baku Sagu maka Sagu akan berkembang.
Kemudian, bupati juga menyinggung kebijakan dibidang industri hilirisasi Sagu salah satunya dalam mendukung terciptanya makanan turunan dari Sagu. Selain itu perlu juga dilakukan sosialisasi kepada masyarakat Indonesia untuk kembali mengkonsumsi Sagu. Sebab Sagu bukan lagi menjadi makanan kelas dua tapi merupakan makanan yang nikmat dan sehat dimana saat ini makanan sehat sudah menjadi trend bagi masyarakat eropa.
Dari hasil penelitian dewan watanas, jika Sagu yang ada di Indonesia dapat diolah dan dimanfaatkan secara maksimal diyakini mampu mencukupi kebutuhan pangan dua kali penduduk Indonesia. Seperti diketahui, potensi Sagu Indonesia mencapai 1.5 juta ha, terbesar berada diwilayah Papua, dan Meranti sendiri kurang terdapat kurang lebih 50 ribu ha. Meski hanya sebagian kecil namun Meranti merupakan pemasok 80 persen kebutuhan Sagu Nasional.
Sagu Meranti untuk pasar lokal dibawa ke Cirebon dan Surabaya, sementara Luar Negeri Malaysia, Jepang, Singapura, Cina, dan Korea Selatan.
Sementara itu, Praktisi dan Peneliti Sagu dari IPB, Prof. Bintoro memaparkan potensi Sagu yang dapat diolah menjadi makanan, pakan ternak dan lainnya.
Saat ini Sagu telah diolah menjadi makanan mulai dari Mie, Gula Sagu, Tepung Sagu, Biskuit (kue kering), Kue Basah, Lontong Sagu dan lainnya. Dan Sagu bukan saja dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan, limbahnyun dapat dibuat papan pengganti kayu, Perabotan dan Kerajinan Tangan, serta pembuatan Pupuk Kompos.
Iapun menegaskan, Sagu merupakan makanan yang sangat sehat karena merupakan tumbuhan organik yang bebas dari Pestisida dan bahan kimia lainnya.
"Di Meranti kita telah membuat tumpang sari Sagu dengan peternakan Itik, Ikan, penggemukan Sapi," akunya.
Iapun mengusulkan kepada watanas untuk mengundang semua gubernur, bupati/walikota penghasil Sagu yakni 10 gubernur dan 60 Bupati/Walikota untuk menyatukan visi menjadikan Sagu sebagai pangan strategis nasional.
Begitu juga Prof. Agusnimar yang memaparkan, potensi Sagu yang merupakan tanaman kehidupan karena sumber makanan dan oksigen, Sagu merupakan jati diri orang Meranti, Sagu sumber literasi dan edukasi, Sagu nerupakan materi peradaban.
Jika pemerintah komit mengembangkan Sagu bukan saja dapat mengokohkan ketahanan pangan nasional. Tapi mampu mensejahterakan masyarakat karena Sagu bukan saja menjadi sumber pangan tapi juga penghasilan masyarakat. Dari catatan sebanyak 2 triliun pemasukan masyarakat berasal dari Sagu.
Pihak perusahaan pengolah Sagu, yang diwakili Direktur Sampoerna Grup Dwi Asmono, mengatakan pasar Sagu dunia semakin terbuka lebar, dan secara regulasi pengambangan Sagu sangat menguntungkan berbeda dengan Sawit yang penanamanya sudah dibatasi tidak boleh diarea gambut dan kawasan hutan.
Agar dapat berkembang menurutnya Sagu sangat butuh dukungan kebijakan baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah seperti yang dilakukan oleh Bupati Kepulauan Meranti kepada PT NSP. *
[]rls
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: [email protected]
Berita Pilihan
Rabu 13 Agustus 2025
Dosen Faperta UIR, Limetry Liana, Raih Gelar Doktor dari IPB dengan Riset Sawit Rakyat
Jumat 18 Juli 2025
Ponpes Al-Muslimun Gelar Wisuda Tahfidz 30 Juz Angkatan ke-V dan Pekan Ta'aruf Santri Baru Tahun Pelajaran 2025/2026
Rabu 21 Mei 2025
Mengukir Jalan Menuju Puncak: Admiral dan Harapan Baru Universitas Islam Riau
Kamis 13 Maret 2025
PT RAPP dan JMSI Riau Gelar Buka Puasa Bersama, Perkuat Sinergi dengan Media
Sabtu 14 September 2024
Soliditas PPP Pekanbaru Ditegaskan untuk Menangkan Edy Nasution-Dastrayani Bibra
Jumat 13 September 2024
Deklarasi Pasangan PATEN di Pekanbaru: 20.000 Kupon Diperkirakan Habis Menjelang Sabtu
Jumat 13 September 2024
Tampilkan Lima Pakar Perikanan Asing, Seminar ISFM XIII FPK Unri Berlangsung Sukses
Selasa 10 September 2024
PATEN, Balon Walikota Edy Nasution Orang Pertama Hadir di Polresta Pekanbaru
Sabtu 07 September 2024
Dr Mexsaxai Indra SH MH: Forum Warek Akademik BKS-PTN Barat Bahas Percepatan Menuju World Class University
Jumat 30 Agustus 2024
Pasangan Edy Natar-Dastriani Bibra 'Berlayar' di Pilkada Pekanbaru Meski Ada Perubahan Dukungan
Berita Terkini
Rabu 13 Agustus 2025, 17:01 WIB
Sepak Terjang Rektor UIR, Pemimpin Muda Visioner Lanjutkan Visi UIR Unggul Berkelas Dunia
Rabu 13 Agustus 2025, 14:57 WIB
BAZNAS RI Empat Tahun Pertahankan Top Brand
Rabu 13 Agustus 2025, 14:47 WIB
Disdukcapil Pekanbaru Ingatkan Warga Waspadai Oknum Tawarkan Aktivasi IKD
Rabu 13 Agustus 2025, 13:56 WIB
Dosen Faperta UIR, Limetry Liana, Raih Gelar Doktor dari IPB dengan Riset Sawit Rakyat
Rabu 13 Agustus 2025, 13:19 WIB
Turun Signifikan, Hotspot di Riau Hanya Tersisa 2 Titik
Selasa 12 Agustus 2025, 17:35 WIB
Ketua Kwarda Riau Terpilih Bersama Dispora Tinjau Buper Pusdiklatda
Selasa 12 Agustus 2025, 17:16 WIB
Semarak HUT ke-80 RI, PJS Sibolga dan Polres Tapteng Bagikan Bendera Merah Putih
Selasa 12 Agustus 2025, 11:54 WIB
Masjid Paripurna Agung Arrahman Raih Penghargaan “Masjid Bersejarah Inovatif” di Jakarta
Selasa 12 Agustus 2025, 09:48 WIB
BMKG: Sebagian Wilayah Riau Berpotensi Diguyur Hujan Hari Ini
Selasa 12 Agustus 2025, 09:36 WIB
Digelar Selama 4 Hari, Pekan Budaya Melayu Serumpun Sedot Lebih dari 60 Ribu Pengunjung