Pekanbaru, berazamcom - Masyarakat Pekanbaru bisa melihat langit tampak diselimuti kabut yang membuat jarak pandang terbatas, sejak Senin (1/3/2021) pagi.
Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pekanbaru, selama periode Januari hingga akhir Februari 2021 luas lahan yang terbakar di Kota Pekanbaru saja sudah seluas 4,6 hektare.
"Hampir lima hektar lahan yang terbakar, tersebar di Rumbai, Payung Sekaki, Marpoyan Damai, Bukit Raya dan Bina Widya," kata Kepala BPBD Kota Pekanbaru, Zarman Candra pada Sabtu (27/2/2021) lalu.
Tidak hanya di Pekanbaru, dilaporkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga telah terjadi di Tanjung Peranap Kecamatan Tebingtinggi Barat dan Kecamatan Rangsang Kepulauan Meranti, serta Rawa Bangun di Indragiri Hulu.
Namun, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru membantah bahwa kabut yang menyelimuti langit Pekanbaru beberapa waktu ini bukanlah asap hasil karhutla.
"Itu bukan asap, tapi haze. Selain itu juga sebenarnya ada campuran partikel-partikel kering. Jadi bukan asap," kata Yasir Prayuna, Forecaster BMKG Stasiun Pekanbaru, Senin (1/3/2021).
Mengenai jarak pandang yang terganggu karena kabut tersebut, ia mengungkapkan bukan masalah.
"Hasil pantauan BMKG jarak pandang masih 5-6 kilometer. Jarak segitu masih bagus," ujarnya.
Untuk diketahui, pada hari ini, Senin (1/3/2021) telah terdata sebanyak 73 hotspots atau titik panas di sejumlah daerah di Riau.
"Dari jumlah tersebut, satu di level rendah dan 72 di level sedang. Hal ini bisa diartikan di wilayah tersebut belum tentu kebakaran," kata Forecaster On Duty BMKG stasiun Pekanbaru, Putri Santy Siregar.(hrc)