Pekanbaru, berazamcom-Meski sudah didemo, dan diperingatkan agar tidak beroperasi untuk sementara, PT Logo Mas Utama tetap membandel dan mengeruk pasir laut di dekat pulau-pulau perairan Rupat Kabupaten Bengkalis.
Pulau-pulau kecil sudah banyak yang tenggelam. Yang tersisa seperti Beting Aceh dan Pulau Babi kini terancam abrasi. Kondisi dua pulau yang dihuni nelayan itu, dua puluh persen daratannya sudah menghilang akibat dihantam abrasi.
Kondisi ini makin parah akibat beroperasinya perusahaan penambang pasir laut PT Logo Mas Utama, yang menurut informasi milik Alogo Sianipar yang berkantor di Jakarta. Celakanya, perusahaan itu bukan hanya mengeruk pasir laut di 2 mil kebawah yang mengakibatkan abrasi, tetapi juga merusak ekosistim laut: menghancurkan biota laut seperti udang, kepiting, penyu, ikan dan terumbu karang.
Semua itu membuat nasib sekitar 500 warga nelayan menjadi terancam. Bukan hanya tangkapan ikannya yang berkurang, tapi tempat tinggalnya juga terancam ditelan air laut.
"Tiap hari, ada sekitar 30 kilo hasil tangkapan kami. Tapi sejak PT Logo Mas Utama beroperasi sejak tiga bulan lalu, mencari tiga kilo saja sudah susah, " ujar Acai (43) salah seorang nelayan yang ditemui wartawan berazam. com Rabu (12/01) kemarin.
Acai yang didampingi Jupiter (38) Andri Syamsul (26) Johanes (52) itu datang ke Pekanbaru untuk mengadukan nasib mereka ke Gubernur Riau. Mereka difasilitasi oleh Said Amir Hamzah dan Iskandar serta penasehat hukum Aziun Asyaari SH MH dari Forum Pemuka Masyarakat Peduli Pulau Rupat (FPMPP).
"Kami terpaksa datang ke Pekanbaru. Soalnya, PT Logo Mas Utama tetap membandel. Kami sudah komunikasi baik-baik, sudah juga unjuk rasa tapi mereka tetap mengeruk pasir. Bahkan mereka makin berani mengeruk pasir mendekati pantai," ucap Acai.
Menurut informasi, PT Logo Mas Utama juga pernah diperingatkan Gubernur Riau agar menghentikan aktivitas mereka untuk sementara. Namun, peringatan itu tidak digubris. Beberapa hari lalu, kata Acai, datang lagi kapal pengeruk dan pengangkut pasir laut di perairan Rupat Kabupaten Bengkalis.
Laporan: Zainul Azis
Editor : Yanto BS