Jakarta, berazamcom - Sekitar 100 diplomat keluar dari ruangan saat Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berbicara dalam Konferensi PBB. Hal ini dilakukan sebagai bentuk protes invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina.
Dilansir dari NYTimes, Rabu (2/3/2022) peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (1/3) waktu setempat. Duta Besar Ukraina untuk PBB di Jenewa memimpin aksi walk out tersebut.
Sebagian besar ruangan tampak kosong saat Lavrov berpidato. Lavrov sendiri pada konferensi berbicara tentang perlucutan senjata.
Lavrov telah merencanakan untuk menghadiri sidang Dewan Hak Asasi Manusia secara langsung. Namun perjalanannya ke Jenewa terhalang karena adanya larangan negara-negara Eropa terhadap penerbangan dari Rusia.
Dia menuduh Ukraina berusaha memperoleh senjata nuklir, hal ini merupakan klaim tak berdasar yang digunakan Moskow sebagai salah satu pembenaran untuk invasinya. Ukraina menyerahkan persenjataan nuklir era Soviet pada tahun 1994 dengan imbalan jaminan keamanan.
Lavrov mengulangi pernyataan Kremlin bahwa Ukraina telah "Membuat klaim teritorial terhadap Federasi Rusia, mengancam akan menggunakan kekuatan dan memperoleh kemampuan nuklir militer," ujar Lavrov.
Lavrov menambahkan bahwa Amerika Serikat harus menarik senjata nuklirnya keluar dari Eropa dan membongkar infrastruktur terkait.
"Histeria, saat ini di NATO dan Uni Eropa menegaskan bahwa itu adalah dan masih merupakan tujuan AS dan semua sekutunya yang dibangun oleh Washington untuk menciptakan 'anti-Rusia," katanya.
[]bazm
Sumber : detik.com