Membasmi Hama Tanpa Zat Kimia Ala PT Tunggal Perkasa Plantation
Sabtu 02 Desember 2017, 01:49 WIB
Kantor laboratorium agensia hayati sebagai pengendali hama penyakit tanaman di perkebunan kelapa sawit PT Tunggal Perkasa Plantation kebun Airmolek
Berazam--Perkebunan kelapa sawit PT Tunggal Perkasa Plantation (PT TPP) kebun Airmolek yang masuk dalam wilayah Kecamatan Pasirpenyu dan Lirik serta masuk Kecamatan Sungai Lala di Kabupaten Indragiri hulu (Inhu) Riau, seluas lebih kurang 14 ribu haktare melakukan pengedalian hama kelapa sawit dengan sistim Agensia Hayati.
Agens hayati adalah, sistim pengendalian hama tanaman kelapa sawit dengan cara menghadirkan musuh alami dari hama tanaman kelapa sawit itu sendiri. Setiap organisme hama yang meliputi spesies, sub spesies, varietas, serangga parasit, tikus dan kumbang tandung serta hama organisme lainnya, pembasmiannya tanpa menggunakan zat kimia.
Pengendalian hama dalam luasan lahan perkebunan kelapa sawit PT TPP Airmolek memang dikenal ramah lingkungan, sejak tahun 2004 sudah PT TPP sudah melakukan replanting, sebelum dan sesudah melakukan replanting, berbagai persoalan hama yang mengancam produksi terus diatasi dengan sistim ramah lingkungan. Berdasarkan penelitian Hama Penyakit Tanaman (HPT) oleh 23 orang petugas Agensia Hayati, ada 3 jenis hama yang mengancam produksi Tandan Buas Segar (TBS) kelapa sawit.
Menurut keterangan Administrator (Adm) PT TPP Januar Wahyudi melalui kepala bagian kebun PT TPP, Martuah Nasution Rabu (29/11/2017) di lokasi perkebunan PT TPP menjelaskan, setiap perkebunan kelapa sawit, baik milik perusahaan maupun milik masyarakat, akan ada 3 jenis HPT yang bisa menurunkan produksi perkebunan kelapa sawit, diantaranya hama tikus, ulat api dan kumbang tanduk. Namun demikian 3 jenis hama hasil diteksi oleh petugas dilapangan bisa dikendalikan dengan sistim Agensia Hayati.
"Pengendalian hama dengan sistim Agensia Hayati hanya akan membunuh hama tanaman sesuai dengan yang diprogramkan, membunuh hama tikus dengan memelihara burung hantu, membunuh ulat api dengan menanam Turnera (bunga pukul 9,red) yang bisa menghadirkan musuh utama ulat api dan menebar spora (jamur,red) membunuh larva kumbang dan telur kumbang," ujar Martuah Nasution yang dikenal spesialis pembasmi hama tanaman kelapa sawit ini.
Saat ini, perkebunan kelapa sawit PT TPP Airmolek sudah memiliki laboratorium agensia hayati, penelitian dan penciptaan musuh utama dari hama tanaman kelapa sawit terus dilakukan sesuai dengan Standar Oprasional Prosedur (SOP) pembasmian hama ramah lingkungan. "Kita juga membantu masyarakat sekitar kebun kita yang meminta bantuan dalam pengendalian hama kelapa sawit, asalkan mereka mengajukan permohonan dan menceritakan secara detail hama yang mempengaruhi produksi kebun mereka," ujarnya.
Pengendalian hama untuk mempertahankan produksi kebun kelapa sawit epektif dengan agensia hayati yang dilakukan perkebunan Astra Grup ini, mereka juga melakukan pengendalian dan pembasmian hama dengan cara manual untuk menekan perkembang biakan kumbang tanduk dengan cara memasang perotrep (jaring,red) untuk menangkap kumbang tanduk betina. **
Cara Kendalihan Hama Tikus Dalam Kebun Sawit
Perkebunan kelapa sawit tidak lepas dari serangan hama tikus, hama tikus menimbulkan dampak negatif yang begitu besar dalam produksi Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit. Tikus sering menyerang bibit kelapa sawit, tanaman belum menghasilkan, tanaman menghasilkan dan hama tikus juga memakan serangga penyerbuk bunga sawit.
Adm PT TPP Januar Wahyudi melalui kepala bagian kebun PT TPP, Martuah Nasution menjelaskan, kalau hama tikus juga kerap merusak bunga kelapa sawit, baik bunga jantan maupun bunga betina. Akibatnya, tanaman kelapa sawit tidak bisa menghasilkan buah sehingga menyebabkan kerugian besar, beberapa tikus juga menyerang tandan sawit.
"Untuk mengendalikan hama tikus, sejak awal tanam bibit kelapa sawit, kami memelihara burung hantu sebagai musuh alami tikus. saat ini ada 1.212 ekor induk burung hantu dalam 14 ribu haktar lahan kebun PT TPP, terdapat juga 104 anak burung hantu dan juga terdapat 223 telur burung hantu, ini sesuai dengan data sensus burung hantu di kebun PT TPP pada akhir September 2017," kata Martuah Nasution.
Ribuan burung hantu di lokasi kebun kelapa sawit PT TPP dibudidayakan dengan cara dibuatkan penangkaran sangkar dari kayu, dari jumlah burung hantu tersebut aktif di dalam 606 sangkar yang disediakan. "Keaktipan burung hantu membasmi hama tikus, itu dibuktikan dengan banyaknya tulang tikus berserakan di bawah sangkar burung hantu," ucapnya.
Burung hantu dilakukan penangkaran secara berpasangan sejak awal bibit sawit mulai ditanam, burung hantu yang semula didalam penangkaran dilepaskan. Setelah burung hantu berburu hama tikus, maka dia akan kembali kesangkar yang disediakan. "Se-ekor burung hantu mampu menjaga 30 haktar persegi kebun kelapa sawit dari serangan hama tikus," jelasnya. **
Kendalikan Hama Kumbang Tanduk di Perkebunan Sawit
Perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Tunggal Perkasa Plantation (PT TPP) kebun Airmolek melakukan pengendalian hama kumbang tanduk sejak masa tanam, kumbang tanduk secara fisik memiliki panjang 3,5 cm sampai dengan 11,5 cm. Sedangkan untuk masa hidup bisa mencapai 8 bulan untuk kumbang tanduk jantan dan 2 tahun untuk kumbang tanduk betina.
Tim laboratorium Agensia Hayati kebun PT TPP melakukan penelitian secara kontinew terhadap perkembangan kumbang tanduk, penelitian tersebut dijadikan acuan dalam pembasmian dan menekan pertumbahan hama kumbang tanduk. Jika perkembangan hama kumbang tanduk tidak ditekan maka akan berdampak pada hasil produksi Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit.
Ada dua cara pengedalian hama kumbang tanduk yang dilakukan oleh tim Agensia Hayati PT TPP, yang pertama kumbang tanduk ditangkap secara manual dengan memasang Perotrep (jaring,red) dan yang kedua adalah dengan membunuh larva kumbang tanduk dan yang kedua adalah dengan metode Metarhizium anisopiep atau dengan cara memanfaatkan musuh alami dari kumbang tanduk tersebut.
Menurut kepala bagian kebun dan pengedalian hama PT TPP, Martuah Nasutian, menjelaskan kalau saat ini ada 23 orang tim dokter pengedalian hama dari laboratorium Agensia Hayati melakukan penelitian dilapangan soal hama yang yang mempengaruhi produksi perkebunan kelapa sawit, selain hama tikus, ada hama kumbang tanduk dan ulat api.
"Untuk menekan pertumbuhan kumbang tanduk, diareal lahan kebun PT TPP secara manuall dipasang Perotrep, kemudian cara kedua dengan menghadirkan musuh alami kumbang tanduk juga dinilai berhasil, sebab, dari 200 telutur dan Larva setiap kali kumbang tanduk akan berkembang biak, maka akan mati secara otomatis," ujar Martuah Nasutian.
Metode Metarhizium anisopiep atau dikenal mengendalikan larva ulat dari kumbang tanduk, dimana spora atau jamur musuh alami dari kumbang tanduk diciptakan dalam jumlah banyak, kemudian, spora tersebut ditebarkan di lokasi-lokasi tempat kumbang tanduk berkembang biak. "Se-ekor kumbang tanduk betina, akan menghasilkan telur 200 butir, lokasi telur kumbang tanduk tersebut, ditebarkan spora musuh alami yang sudah di ciptakan," kata Martuah.
Menurut Martuah, kumbang tanduk suka bersarang dan menelurkan larva dilokasi kayu lapuk atau di lokasi pohon kelapa sawit yang tumbang. Antisipasi tidak bersarangnya kumbang tanduk pada pohon kelapa sawit yang di tumbang, maka setiap pohon akan dilakukan metode Chipping atau dicacah (setiap pohon yang tidak produktiflagi, ditebang dan di potong tipis-tipis dengan ukuran tertentu minimal 10 cm,red).
Penumbangan pohon kelapa sawit metode cipping, sangat mempengaruhi perkembangan kumbang tanduk diareal lahan replanting (tanam ulang,red), pohon yang sudah dicacah kemudian dikuburkan kembali kedalam tanah untuk dijadikan pupuk alami. "Dilokasi hasil penelitian tim agensia hayati, yang ditemukan larva atau tempat bakal bertelurnya kumbang tanduk ditebarkan spora musuh alami kumbang tanduk," ujarnya.
Cara menciptakan musuh alami kumbang tanduk, kata Martuah, spora yang didapat dicampurkan dengan 25 gram jagung, setelah spora yang dicampur jagung berumur 14 hari, dicampurkan kembali dengan tanah atau bahan lain untuk ditaburkan di lokasi larva kumbang tanduk. "Lokasi lahan yang di taburi spora, itu dirawat kemudian, larva kumbang tanduk yang sudah mati, itu di panen dan di ciptakan kembali untuk menjadi spora baru sebagai musuh utama hama kumbang tanduk," jelasnya.
Basmi Hama Ulat Api Dengan Bunga Pukul 9
Semua jenis kelapa sawit rentan terhadap serangan ulat api. Ulat ini dapat menimbulkan kerusakan pada bagian daun tanaman hingga 40-80 persen. Apabila serangan hama ulat api tersebut tidak segera dikendalikan, akibatnya kelapa-kelapa sawit bakal mati karena tidak bisa hidup dengan baik, produksi Tandan Buah Segar (TBS) juga akan menurun secara drastis.
Perkebunan kelapa sawit PT Tunggal Perkasa Plantation (PT TPP) kebun Airmolek, mengendalikan ulat api dengan cara menghadirkan musuh alami ulat api. dimana di lokasi lahan perkebunan kelapa sawit PT TPP ditanami Turnera (Bunga pukul 9,red). Turnera menghadirkan musuh alami ulat api, dimana setiap serangga yang sudah hinggap di Turnera, cairan serangga yang hinggap di Turnera akan disedot oleh ulat api
Diakui kepala bagian kebun dan pengedalian hama PT TPP, Martua Nasution, katanya ulat api adalah larva dari ngengat, ada cukup banyak ulat api yang menyerang kelapa-kelapa sawit di Indonesia termasuk di perkebunan kelapa sawit PT TPP, namun hama ulat api mampu dikendalikan tanpa zat kimia. "Kita kendalikan hama ulat api dengan metode ramah lingkungan, yaitu sistim agensia hayati," jelasnya.
Hama ulat api juga bersifat musiman, dimana setiap areal lahan yang selalu diserang hama ulat api akan kembali terulang pada fase berikutnya. "Dilokasi yang pernah terditeksi hama, lokasi itu akan terus dipantau aleh agen pengendali hama tanaman," jelasnya.
Lebih jauh disampaikannya, tim dari laboratorium agensia hayati PT TPP, beberapa kali sudah melakukan kerja sama dengan petani kelapa sawit disekitar kebun, dalam pemberantasan dan pengendalian hama tanaman kelapa sawit. "Teknik dan cara menciptakan musuh alami dari hama tanaman kelapa sawit juga kita ajarkan petani di sekitar kebun PT TPP," jelasnya.
Ketika ditanya, apakah tim dari laboratorium agensia hayati PT TPP siap membantu petani kelapa sawit di luar dari wilayah kebun PT TPP, seperti di Kecamatan Rengatbarat dan di Kecamatan lainnya di Inhu, dengan senang hati Martuah Nasution, akan membantu petani kelapa sawit di Inhu dalam pengendalian hama tanaman kelapa sawit, jika petani mengajukan permintaan melalui tertulis kepada manajemen PT TPP tujuan laboratorium agensia hayati.
"Kita dengan senang hati akan membantu petani kelapa sawit di Inhu, jike kebun kelapa sawitnya diserang hama, namun kita minta permohonan disampaikan kepada manajemen, sebab kita akan keluar areal kebun sebab tanggung jawab kerja, ketika akan membantu petani di Inhu," jelasnya. (zpn/prc).
Agens hayati adalah, sistim pengendalian hama tanaman kelapa sawit dengan cara menghadirkan musuh alami dari hama tanaman kelapa sawit itu sendiri. Setiap organisme hama yang meliputi spesies, sub spesies, varietas, serangga parasit, tikus dan kumbang tandung serta hama organisme lainnya, pembasmiannya tanpa menggunakan zat kimia.
Pengendalian hama dalam luasan lahan perkebunan kelapa sawit PT TPP Airmolek memang dikenal ramah lingkungan, sejak tahun 2004 sudah PT TPP sudah melakukan replanting, sebelum dan sesudah melakukan replanting, berbagai persoalan hama yang mengancam produksi terus diatasi dengan sistim ramah lingkungan. Berdasarkan penelitian Hama Penyakit Tanaman (HPT) oleh 23 orang petugas Agensia Hayati, ada 3 jenis hama yang mengancam produksi Tandan Buas Segar (TBS) kelapa sawit.
Menurut keterangan Administrator (Adm) PT TPP Januar Wahyudi melalui kepala bagian kebun PT TPP, Martuah Nasution Rabu (29/11/2017) di lokasi perkebunan PT TPP menjelaskan, setiap perkebunan kelapa sawit, baik milik perusahaan maupun milik masyarakat, akan ada 3 jenis HPT yang bisa menurunkan produksi perkebunan kelapa sawit, diantaranya hama tikus, ulat api dan kumbang tanduk. Namun demikian 3 jenis hama hasil diteksi oleh petugas dilapangan bisa dikendalikan dengan sistim Agensia Hayati.
"Pengendalian hama dengan sistim Agensia Hayati hanya akan membunuh hama tanaman sesuai dengan yang diprogramkan, membunuh hama tikus dengan memelihara burung hantu, membunuh ulat api dengan menanam Turnera (bunga pukul 9,red) yang bisa menghadirkan musuh utama ulat api dan menebar spora (jamur,red) membunuh larva kumbang dan telur kumbang," ujar Martuah Nasution yang dikenal spesialis pembasmi hama tanaman kelapa sawit ini.
Saat ini, perkebunan kelapa sawit PT TPP Airmolek sudah memiliki laboratorium agensia hayati, penelitian dan penciptaan musuh utama dari hama tanaman kelapa sawit terus dilakukan sesuai dengan Standar Oprasional Prosedur (SOP) pembasmian hama ramah lingkungan. "Kita juga membantu masyarakat sekitar kebun kita yang meminta bantuan dalam pengendalian hama kelapa sawit, asalkan mereka mengajukan permohonan dan menceritakan secara detail hama yang mempengaruhi produksi kebun mereka," ujarnya.
Pengendalian hama untuk mempertahankan produksi kebun kelapa sawit epektif dengan agensia hayati yang dilakukan perkebunan Astra Grup ini, mereka juga melakukan pengendalian dan pembasmian hama dengan cara manual untuk menekan perkembang biakan kumbang tanduk dengan cara memasang perotrep (jaring,red) untuk menangkap kumbang tanduk betina. **
Cara Kendalihan Hama Tikus Dalam Kebun Sawit
Perkebunan kelapa sawit tidak lepas dari serangan hama tikus, hama tikus menimbulkan dampak negatif yang begitu besar dalam produksi Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit. Tikus sering menyerang bibit kelapa sawit, tanaman belum menghasilkan, tanaman menghasilkan dan hama tikus juga memakan serangga penyerbuk bunga sawit.
Adm PT TPP Januar Wahyudi melalui kepala bagian kebun PT TPP, Martuah Nasution menjelaskan, kalau hama tikus juga kerap merusak bunga kelapa sawit, baik bunga jantan maupun bunga betina. Akibatnya, tanaman kelapa sawit tidak bisa menghasilkan buah sehingga menyebabkan kerugian besar, beberapa tikus juga menyerang tandan sawit.
"Untuk mengendalikan hama tikus, sejak awal tanam bibit kelapa sawit, kami memelihara burung hantu sebagai musuh alami tikus. saat ini ada 1.212 ekor induk burung hantu dalam 14 ribu haktar lahan kebun PT TPP, terdapat juga 104 anak burung hantu dan juga terdapat 223 telur burung hantu, ini sesuai dengan data sensus burung hantu di kebun PT TPP pada akhir September 2017," kata Martuah Nasution.
Ribuan burung hantu di lokasi kebun kelapa sawit PT TPP dibudidayakan dengan cara dibuatkan penangkaran sangkar dari kayu, dari jumlah burung hantu tersebut aktif di dalam 606 sangkar yang disediakan. "Keaktipan burung hantu membasmi hama tikus, itu dibuktikan dengan banyaknya tulang tikus berserakan di bawah sangkar burung hantu," ucapnya.
Burung hantu dilakukan penangkaran secara berpasangan sejak awal bibit sawit mulai ditanam, burung hantu yang semula didalam penangkaran dilepaskan. Setelah burung hantu berburu hama tikus, maka dia akan kembali kesangkar yang disediakan. "Se-ekor burung hantu mampu menjaga 30 haktar persegi kebun kelapa sawit dari serangan hama tikus," jelasnya. **
Kendalikan Hama Kumbang Tanduk di Perkebunan Sawit
Perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Tunggal Perkasa Plantation (PT TPP) kebun Airmolek melakukan pengendalian hama kumbang tanduk sejak masa tanam, kumbang tanduk secara fisik memiliki panjang 3,5 cm sampai dengan 11,5 cm. Sedangkan untuk masa hidup bisa mencapai 8 bulan untuk kumbang tanduk jantan dan 2 tahun untuk kumbang tanduk betina.
Tim laboratorium Agensia Hayati kebun PT TPP melakukan penelitian secara kontinew terhadap perkembangan kumbang tanduk, penelitian tersebut dijadikan acuan dalam pembasmian dan menekan pertumbahan hama kumbang tanduk. Jika perkembangan hama kumbang tanduk tidak ditekan maka akan berdampak pada hasil produksi Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit.
Ada dua cara pengedalian hama kumbang tanduk yang dilakukan oleh tim Agensia Hayati PT TPP, yang pertama kumbang tanduk ditangkap secara manual dengan memasang Perotrep (jaring,red) dan yang kedua adalah dengan membunuh larva kumbang tanduk dan yang kedua adalah dengan metode Metarhizium anisopiep atau dengan cara memanfaatkan musuh alami dari kumbang tanduk tersebut.
Menurut kepala bagian kebun dan pengedalian hama PT TPP, Martuah Nasutian, menjelaskan kalau saat ini ada 23 orang tim dokter pengedalian hama dari laboratorium Agensia Hayati melakukan penelitian dilapangan soal hama yang yang mempengaruhi produksi perkebunan kelapa sawit, selain hama tikus, ada hama kumbang tanduk dan ulat api.
"Untuk menekan pertumbuhan kumbang tanduk, diareal lahan kebun PT TPP secara manuall dipasang Perotrep, kemudian cara kedua dengan menghadirkan musuh alami kumbang tanduk juga dinilai berhasil, sebab, dari 200 telutur dan Larva setiap kali kumbang tanduk akan berkembang biak, maka akan mati secara otomatis," ujar Martuah Nasutian.
Metode Metarhizium anisopiep atau dikenal mengendalikan larva ulat dari kumbang tanduk, dimana spora atau jamur musuh alami dari kumbang tanduk diciptakan dalam jumlah banyak, kemudian, spora tersebut ditebarkan di lokasi-lokasi tempat kumbang tanduk berkembang biak. "Se-ekor kumbang tanduk betina, akan menghasilkan telur 200 butir, lokasi telur kumbang tanduk tersebut, ditebarkan spora musuh alami yang sudah di ciptakan," kata Martuah.
Menurut Martuah, kumbang tanduk suka bersarang dan menelurkan larva dilokasi kayu lapuk atau di lokasi pohon kelapa sawit yang tumbang. Antisipasi tidak bersarangnya kumbang tanduk pada pohon kelapa sawit yang di tumbang, maka setiap pohon akan dilakukan metode Chipping atau dicacah (setiap pohon yang tidak produktiflagi, ditebang dan di potong tipis-tipis dengan ukuran tertentu minimal 10 cm,red).
Penumbangan pohon kelapa sawit metode cipping, sangat mempengaruhi perkembangan kumbang tanduk diareal lahan replanting (tanam ulang,red), pohon yang sudah dicacah kemudian dikuburkan kembali kedalam tanah untuk dijadikan pupuk alami. "Dilokasi hasil penelitian tim agensia hayati, yang ditemukan larva atau tempat bakal bertelurnya kumbang tanduk ditebarkan spora musuh alami kumbang tanduk," ujarnya.
Cara menciptakan musuh alami kumbang tanduk, kata Martuah, spora yang didapat dicampurkan dengan 25 gram jagung, setelah spora yang dicampur jagung berumur 14 hari, dicampurkan kembali dengan tanah atau bahan lain untuk ditaburkan di lokasi larva kumbang tanduk. "Lokasi lahan yang di taburi spora, itu dirawat kemudian, larva kumbang tanduk yang sudah mati, itu di panen dan di ciptakan kembali untuk menjadi spora baru sebagai musuh utama hama kumbang tanduk," jelasnya.
Basmi Hama Ulat Api Dengan Bunga Pukul 9
Semua jenis kelapa sawit rentan terhadap serangan ulat api. Ulat ini dapat menimbulkan kerusakan pada bagian daun tanaman hingga 40-80 persen. Apabila serangan hama ulat api tersebut tidak segera dikendalikan, akibatnya kelapa-kelapa sawit bakal mati karena tidak bisa hidup dengan baik, produksi Tandan Buah Segar (TBS) juga akan menurun secara drastis.
Perkebunan kelapa sawit PT Tunggal Perkasa Plantation (PT TPP) kebun Airmolek, mengendalikan ulat api dengan cara menghadirkan musuh alami ulat api. dimana di lokasi lahan perkebunan kelapa sawit PT TPP ditanami Turnera (Bunga pukul 9,red). Turnera menghadirkan musuh alami ulat api, dimana setiap serangga yang sudah hinggap di Turnera, cairan serangga yang hinggap di Turnera akan disedot oleh ulat api
Diakui kepala bagian kebun dan pengedalian hama PT TPP, Martua Nasution, katanya ulat api adalah larva dari ngengat, ada cukup banyak ulat api yang menyerang kelapa-kelapa sawit di Indonesia termasuk di perkebunan kelapa sawit PT TPP, namun hama ulat api mampu dikendalikan tanpa zat kimia. "Kita kendalikan hama ulat api dengan metode ramah lingkungan, yaitu sistim agensia hayati," jelasnya.
Hama ulat api juga bersifat musiman, dimana setiap areal lahan yang selalu diserang hama ulat api akan kembali terulang pada fase berikutnya. "Dilokasi yang pernah terditeksi hama, lokasi itu akan terus dipantau aleh agen pengendali hama tanaman," jelasnya.
Lebih jauh disampaikannya, tim dari laboratorium agensia hayati PT TPP, beberapa kali sudah melakukan kerja sama dengan petani kelapa sawit disekitar kebun, dalam pemberantasan dan pengendalian hama tanaman kelapa sawit. "Teknik dan cara menciptakan musuh alami dari hama tanaman kelapa sawit juga kita ajarkan petani di sekitar kebun PT TPP," jelasnya.
Ketika ditanya, apakah tim dari laboratorium agensia hayati PT TPP siap membantu petani kelapa sawit di luar dari wilayah kebun PT TPP, seperti di Kecamatan Rengatbarat dan di Kecamatan lainnya di Inhu, dengan senang hati Martuah Nasution, akan membantu petani kelapa sawit di Inhu dalam pengendalian hama tanaman kelapa sawit, jika petani mengajukan permintaan melalui tertulis kepada manajemen PT TPP tujuan laboratorium agensia hayati.
"Kita dengan senang hati akan membantu petani kelapa sawit di Inhu, jike kebun kelapa sawitnya diserang hama, namun kita minta permohonan disampaikan kepada manajemen, sebab kita akan keluar areal kebun sebab tanggung jawab kerja, ketika akan membantu petani di Inhu," jelasnya. (zpn/prc).
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Berita Pilihan
Sabtu 14 September 2024
Soliditas PPP Pekanbaru Ditegaskan untuk Menangkan Edy Nasution-Dastrayani Bibra
Jumat 13 September 2024
Deklarasi Pasangan PATEN di Pekanbaru: 20.000 Kupon Diperkirakan Habis Menjelang Sabtu
Jumat 13 September 2024
Tampilkan Lima Pakar Perikanan Asing, Seminar ISFM XIII FPK Unri Berlangsung Sukses
Selasa 10 September 2024
PATEN, Balon Walikota Edy Nasution Orang Pertama Hadir di Polresta Pekanbaru
Sabtu 07 September 2024
Dr Mexsaxai Indra SH MH: Forum Warek Akademik BKS-PTN Barat Bahas Percepatan Menuju World Class University
Jumat 30 Agustus 2024
Pasangan Edy Natar-Dastriani Bibra 'Berlayar' di Pilkada Pekanbaru Meski Ada Perubahan Dukungan
Senin 19 Agustus 2024
Pilkada Serentak, Momentum Mahasiswa Laksanakan Tugas Sebagai Agen Perubahan
Kamis 25 Juli 2024
Sukses, Seminar Antarabangsa ke-12 “EHMAP” Kerjasama Unri-UKM Malaysia Bahas 60 Paper
Selasa 23 Juli 2024
Tekor Berkepanjangan, Majalah GATRA Akhirnya Tutup !
Selasa 23 Juli 2024
FKPRM dan PPMR Keluarkan Pernyataan Sikap, Tolak Pembalonan Nasir
Berita Terkini
Selasa 15 Oktober 2024, 10:31 WIB
Ini Daftar Calon Menteri Prabowo: Ada Petinggi Parpol, Profesional Hingga Menteri Era Jokowi
Selasa 15 Oktober 2024, 10:10 WIB
Inspektorat Temukan Catatan Penting di RSD Madani Pekanbaru, Pj Walikota Siap Ambil Tindakan
Selasa 15 Oktober 2024, 10:07 WIB
BPBD Pekanbaru Imbau Masyarakat Waspadai Perubahan Cuaca Ekstrem Bulan Oktober Ini
Selasa 15 Oktober 2024, 09:56 WIB
Muliardi Resmi Menjabat Kepala Kanwil Kemenag Riau
Selasa 15 Oktober 2024, 09:49 WIB
Konflik Tanah di Inhu, Petani Sawit Desa Sungai Raya dan Skip Hilir Ditakuti APH
Senin 14 Oktober 2024, 17:33 WIB
Meskipun Sempat Ditolak Preman dan Ketua RT, Ratusan Emak-Emak Tetap Hadiri Kampanye Dialogis P4TEN di Sukajadi
Senin 14 Oktober 2024, 17:28 WIB
Pilkada Sejuk di Rohil, Jangan Sampai ada Oknum yang Merusak Demokrasi
Senin 14 Oktober 2024, 15:36 WIB
Husni Tamrin Buka Pelatihan Jurnalistik, 12 Wartawan Siber PJS Pelalawan Siap Hadapi UKW
Senin 14 Oktober 2024, 14:39 WIB
Penetapan Pimpinan Defenitif DPRD Inhu Masa Jabatan 2024-2029 Resmi Diumumkan
Senin 14 Oktober 2024, 12:53 WIB
Pemprov Riau Percepat Proses APBD-P 2024, Target Pekan Ini Selesai