Perlukah Kita Mengulik Cinta Masa Lalu Pacar?
Sabtu 17 Maret 2018, 11:45 WIB
Pacar yang menutup rapat-rapat soal kisah cinta masa lalunya atau justru melulu membahas mantannya bisa mengindikasikan perasaan yang belum tuntas.
BERAZAM-Bagi sebagian orang, mengetahui kisah mantan kekasih sang pacar bisa membuat gerah. Tapi apakah selamanya urusan terkait mantan pacar harus selalu ditutupi?
“Kalau saya sih, selalu membahas soal mantan masing-masing ke orang-orang yang pernah berpacaran dengan saya, termasuk dengan yang sekarang [jadi pacar saya],” kata Yanti (25).
Karyawati perusahaan IT ini mengatakan, alasannya terbiasa bertukar cerita soal mantan dengan pacar adalah karena ia merasa informasi tersebut penting untuk kelanjutan hubungan mereka. “Misalnya, apa yang membuat mereka berpisah, bagaimana pacar saya menghadapi hal itu, sejauh mana mereka berhubungan dulu,” terang Yanti. Dari cerita-cerita macam itu, Yanti bisa mengenal lebih jauh sosok pacarnya dan mempersiapkan diri bila masalah serupa dengan yang dihadapi sang pacar dulu muncul lagi dalam relasi mereka.
Alasan mengenal pacar lebih jauh juga disampaikan oleh Caty (24). Cerita tentang mantan sang pacar membantunya membaca pola hubungan-hubungan yang pernah dijalani sang pacar. Dari penggalan kisah masa lalu pula, seseorang dapat mempelajari kesalahan-kesalahan apa saja yang pernah dilakukan mantan-mantan sang pacar.
Caty mengatakan pernah mencari tahu sendiri mantan kekasih orang yang pernah dipacarinya dulu. Pasalnya, pacarnya bukanlah sosok yang cukup terbuka bila disinggung soal mantan. Ia sempat tanya ke teman, mencari tahu akun media sosialnya. Hal ini dilakukan karena pacar Caty saat itu tidak pernah cerita detail tentang mantan kekasihnya.
Tidak semua orang berinisiatif terlebih dahulu menceritakan soal mantannya kepada pacar. Nata (34), misalnya, mengatakan bahwa ia tak pernah menjadi pihak yang bertama kali membahas soal mantan sendiri. “Soalnya aku bukan tipikal orang yang penasaran dengan orang dari masa lalu pasangan sendiri,” jelas laki-laki yang berprofesi sebagai desainer ini.
Setelah mengetahui kisah masa lampau pacar dari temannya, Caty merasa lebih bisa mempersiapkan diri bila hal yang terburuk datang kepadanya kelak: putus dengan sang pacar. Aneka informasi yang menyiratkan pola perilaku pacar dari waktu ke waktu semakin jelas terbaca oleh Caty. Ini membuatnya lebih mampu menerima kenyataan pahit dibanding jika mengetahuinya pada pengujung relasi atau setelah ia dan pacarnya tak terikat komitmen bersama lagi.
Pemicu Masalah Baru atau Penguat Relasi?
Meski demikian, hasil dari rasa penasaran terhadap mantan sang pacar itu kerap berakibat rasa cemburu, waswas, bahkan curiga. Apalagi jika pacar dan mantannya masih berhubungan baik. Caty sempat merasa demikian. Pada bulan ketiga hubungan mereka, sang pacar membatasi interaksi Caty dengan beberapa orang tertentu, yakni mereka yang tahu masa lalu sang pacar.
Perasaan-perasaan macam ini, ditambah ketakutan akan ditinggalkan pacar, bisa mengarahkan seseorang pada sikap obsesif, demikian diutarakan oleh Suzanne Lachmann, psikolog klinis dari New York dalam Psychology Today. Lebih lanjut ia menyampaikan, ada kemungkinan munculnya sikap kompetitif atau membanding-bandingkan diri dengan mantan sang pacar dalam diri.
Dalam kasus Caty dan banyak orang yang menutupi masa lalunya, kepercayaan terhadap pasangan bisa terganggu karena sikap menutup-nutupi yang ditunjukkan pacarnya. Terkait hal ini, Dr. Karen Finn, pakar relasi yang sering menangani kasus perceraian mengatakan, “Kecuali Anda bisa menjabarkan apa yang sudah Anda pelajari [dari pengalaman cinta sebelumnya], ini sama saja dengan menutupi bagian dari diri Anda.” Justru dengan membicarakan soal mantan masing-masinglah kepercayaan terhadap satu sama lain bisa dibangun dan relasi bisa diperkuat.
Sikap menutupi kisah cinta masa lalu seperti yang pernah dilakukan pacar Caty juga bisa berkaitan dengan perasaan pacar yang belum tuntas kepada mantannya. Dalam WebMDdikatakan, rasa bersalah yang tersisa sering kali membuat seseorang bungkam ketika ditanya soal mantannya. Alasan belum beranjak dari cinta yang lama juga bisa ditemukan dalam diri orang-orang yang justru terus-terusan menceritakan tentang sang mantan kepada pacarnya yang baru.
Ada Strategi Tersendiri
Meski berbicara tentang mantan masing-masing itu diperlukan, tidak semua hal tentang mesti dituturkan. Detail keintiman pacar dengan mantannya cukup disimpan oleh yang bersangkutan. “Ada tingkatan kelayakan cerita yang dibagikan [kepada pacar],” kata Finn.
Selain itu, perlu diperhatikan pula momen yang tepat untuk berbagi soal hal ini. Finn tidak menyarankan pembahasan soal mantan pacar pada awal-awal relasi baru. Tidak semua orang siap menerima ‘kehadiran’ pihak ketiga dalam kisah cinta yang baru mereka mulai.
“Saya akan berhenti bertanya lebih jauh kalau dia risih, kelihatan dari raut mukanya. Menurut saya, cerita tertentu akan menyakitkan buat dia sehingga lebih baik nggak dilanjutkan. Lalu lihat juga situasi, apakah lagi santai atau nggak, jadi nanyanya bisa sambil bercanda," kata Yanti.
Ia mengatakan tidak begitu berniat mengulik dalam-dalam soal mantan sang pacar termasuk stalking, karena menurutnya saat pacarnya tidak memberitahu banyak tentang mantan, itu dianggapnya batasan. Sehingga kalau dikorek lebih jauh, bisa mengganggu.
Cerita tentang mantan yang disampaikan pacar sebaiknya memang cukup jadi bahan evaluasi saja. Kisah cinta yang sedang dijalani itu yang layak jadi fokus. Yanti merasakannya, apalagi setelah sang pacar membicarakan kelebihan Yanti dibandingkan mantannya. Begitu pula yang dilakukan oleh Nata.
“Pada akhirnya akulah yang jadi pacarnya sekarang, mantannya ya udah nggak ada apa-apa lagi sama pacarku.” *
bazm2
Sumber: Tirto.id
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Berita Pilihan
Rabu 15 Mei 2024
Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Berita Terkini
Minggu 19 Mei 2024, 16:51 WIB
PKKEI: Majelis Hakim Diharap Memahami dengan Benar Kasus LNG Terdakwa Karen Agustiawan Secara Utuh
Minggu 19 Mei 2024, 14:38 WIB
Ini Daftar Sahabat Pengadilan di Sidang Korupsi Mantan Dirut Karen Agustiawan
Minggu 19 Mei 2024, 11:42 WIB
3 Tahun Kepemimpinan Rektor: Sportivitas Persaudaraan Menuju UIN Suska Terbilang dan Gemilang
Sabtu 18 Mei 2024, 19:28 WIB
Ketua DPC PJS Kota Palembang Soroti Pembangunan Terminal Batubara Kramasan
Sabtu 18 Mei 2024, 18:10 WIB
Pernyataan Wan Abu Bakar Berpotensi Primordialisme, Tokoh Riau Edy Natar Nasution Angkat Bicara
Jumat 17 Mei 2024, 22:20 WIB
Dinkes Siak dan Apkesmi Gelar Webinar, Perkenalkan Program ILP
Jumat 17 Mei 2024, 10:57 WIB
Mahasiswa Hukum UIR Raih Best Speaker di Kontes Duta Wisata Riau 2024
Jumat 17 Mei 2024, 10:53 WIB
UIR Terima Bantuan Dana Pendidikan Sebesar Rp 70 Juta dari Bank Syariah Indonesia
Jumat 17 Mei 2024, 10:48 WIB
Viral! Beredar video Harimau Mati Tertabrak Mobil di Tol Permai, Ternyata Begini Faktanya
Jumat 17 Mei 2024, 10:41 WIB
Kisah Kontroversial Pemanggilan Pejabat Eselon 2 di Pemprov Riau: dari Spekulasi hingga Tersangka