Majunya Sandi Sebagai Cawapres Jadi Ajang Spekulasi di Pasar Saham
Jumat 10 Agustus 2018, 17:28 WIB
Direktur Utama BEI Inarno Djayadi mengklaim tidak melihat adanya pengaruh dari sosok capres-cawapres tertentu terhadap pergerakan indeks saham di pasar modal.
Berazam- Kandidat capres-cawapres yang bakal bertarung di Pilpres 2019 telah mendaftar ke KPU RI, pada Jumat (10/8/2018). Joko Widodo (Jokowi) yang diusung sembilan parpol berpasangan dengan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin. Sementara itu, Prabowo Subianto menggandeng Sandiaga Uno, pengusaha muda yang sebelumnya menjadi wakil gubernur DKI Jakarta.
Munculnya nama-nama calon yang akan berkontestasi di Pilpres ini tak jarang menimbulkan sentimen di pasar modal. Saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, misalnya, sempat melonjak saat nama Sandiaga mendadak muncul dalam bursa kandidat Pilpres 2019.
Saham perusahaan berkode emiten SRTG itu sempat terkerek hingga menyentuh 120 poin atau 3,26 persen di level Rp3.800 pada Kamis (9/8/2018) pukul 14.30 WIB. Saham SRTG sempat menguat hingga level Rp3.890, meskipun pada saat penutupan berakhir di kisaran Rp3.710. Pada laporan tahunan SRTG, hingga per 31 Desember 2017 Sandiaga adalah pemilik 27,797 persen saham.
Nilai saham SRTG yang menguat ini rupanya terus berlanjut hingga Jumat (10/8/2018). Pada pembukaan perdagangan pagi tadi, saham SRTG berada di level Rp3.800. Sampai dengan penutupan perdagangan sesi satu, saham SRTG masih berada di level Rp3.800 dengan mengalami kenaikan 90 poin atau 2,43 persen.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djayadi mengklaim tidak melihat adanya pengaruh dari sosok tertentu terhadap pergerakan indeks di pasar modal. Ia menyebutkan bahwa kondisi pasar modal saat pemilu pada 2004, 2009, dan 2014 sekalipun selalu terjaga serta tidak memberikan dampak yang signifikan.
“Saya rasa masyarakat sudah mengerti, mana yang memengaruhi indeks, mana yang tidak. Saya enggak ngomong [tren] naik, tapi maksud saya bukan karena ada kegiatan [pemilu], terus anjlok. Yang ditakutkan kan itu,” kata Inarno di Gedung BEI, Jakarta, pada Jumat (10/8/2018).
Senada dengan Inarno, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meyakini bila mengacu pada tiga pemilu sebelumnya, pasar modal tidak pernah mengalami kejadian yang berdampak pada situasi tertentu. OJK pun berharap stabilitas politik pada Pilpres 2019 terjaga sehingga tidak menimbulkan gejolak pada kondisi pasar.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso tidak menjawab secara gamblang seberapa besar pengaruh dari sosok capres maupun cawapres terhadap pasar modal ini. Ia hanya mengatakan bahwa siapapun sosok yang muncul, tentu harus didorong agar bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Siapapun calonnya akan kami harapkan mendukung pertumbuhan ekonomi, itu pasti. Justru dengan adanya capres dan cawapres itu, kami harus proaktif menyampaikan harapan-harapan kami,” kata Wimboh.
Namun, pernyataan Inarno dan Wimboh ini berkebalikan dengan Kepala Riset Koneksi Kapital, Alfred Nainggolan. Menurutnya, faktor profil capres maupun cawapres tentu bisa berpengaruh terhadap keputusan para pelaku pasar. Alasannya, jabatan presiden atau wakil presiden berkaitan erat dengan pengambilan keputusan terkait hajat hidup orang banyak, termasuk dalam hal perekonomian dan bisnis para emiten di bursa saham.
Alfred menilai lonjakan nilai saham yang sempat terjadi pada SRTG hanya bersifat sesaat di mana para spekulator masuk. Ia membenarkan bahwa pergerakan dari sisi harga saham SRTG kemarin mencapai 4-5 persen. Namun, nilai transaksinya yang tercatat di kisaran Rp1-2 miliar dibandingkan kapitalisasi SRTG yang mencapai Rp10 triliun, masih relatif kecil. Saat penutupan perdagangan kemarin sore, SRTG tercatat naik 30 poin atau 0,82 persen.
“Itu karena trader melakukan spekulasi, kemudian melihat respons jelang akhir perdagangan, kembali melepasnya,” ucap Alfred kepada Tirto, Jumat (10/8/2018).
Adanya lonjakan nilai saham SRTG sejauh ini masih sifatnya temporer, Alfred meyakini bahwa sentimen yang lebih berkelanjutan bakal muncul apabila Prabowo-Sandiaga memenangkan kontestasi politik. Pelaku pasar pun akan melihat program kerja yang ditawarkan pasangan calon tersebut sebelum mengambil keputusan di pasar modal.
Alfred juga tidak menampik potensi munculnya sentimen positif terhadap saham syariah akibat pencalonan Ma’ruf Amin sebagai cawapres Jokowi. Alasannya, selain dikenal sebagai pentolan MUI dan PBNU, Ma’ruf Amin merupakan tokoh ekonomi syariah yang juga merupakan Ketua Dewan Pengawas Syariah PT Bank Muamalat Tbk.
“Kalau pasar mengaitkan potensi syariah karena Ma’ruf merupakan tokoh ekonomi syariah, cukup wajar. Namun saya melihatnya pasar tidak akan bereaksi cukup cepat,” kata Alfred.
Selain karena faktor emiten syariah yang masih sedikit jumlahnya, antusiasme masyarakat terhadap perekonomian syariah masih perlu ditingkatkan. Menurut Alfred, sosok Ma’ruf akan lebih mengarah pada optimalisasi mengingat pemerintah selama ini sudah mendorong perekonomian syariah dengan mengeluarkan kebijakan maupun instrumen yang mendukung.
“Bisa terealisasi secara signifikan karena Ma’ruf yang memiliki warna syariah lebih kuat. Tapi pelaku pasar akan realistis, melihat dulu potensi pertumbuhan syariah, programnya akan seperti apa,” kata Alfred.*
Sumber: Tirto.Id
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Berita Pilihan
Rabu 15 Mei 2024
Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Berita Terkini
Minggu 19 Mei 2024, 16:51 WIB
PKKEI: Majelis Hakim Diharap Memahami dengan Benar Kasus LNG Terdakwa Karen Agustiawan Secara Utuh
Minggu 19 Mei 2024, 14:38 WIB
Ini Daftar Sahabat Pengadilan di Sidang Korupsi Mantan Dirut Karen Agustiawan
Minggu 19 Mei 2024, 11:42 WIB
3 Tahun Kepemimpinan Rektor: Sportivitas Persaudaraan Menuju UIN Suska Terbilang dan Gemilang
Sabtu 18 Mei 2024, 19:28 WIB
Ketua DPC PJS Kota Palembang Soroti Pembangunan Terminal Batubara Kramasan
Sabtu 18 Mei 2024, 18:10 WIB
Pernyataan Wan Abu Bakar Berpotensi Primordialisme, Tokoh Riau Edy Natar Nasution Angkat Bicara
Jumat 17 Mei 2024, 22:20 WIB
Dinkes Siak dan Apkesmi Gelar Webinar, Perkenalkan Program ILP
Jumat 17 Mei 2024, 10:57 WIB
Mahasiswa Hukum UIR Raih Best Speaker di Kontes Duta Wisata Riau 2024
Jumat 17 Mei 2024, 10:53 WIB
UIR Terima Bantuan Dana Pendidikan Sebesar Rp 70 Juta dari Bank Syariah Indonesia
Jumat 17 Mei 2024, 10:48 WIB
Viral! Beredar video Harimau Mati Tertabrak Mobil di Tol Permai, Ternyata Begini Faktanya
Jumat 17 Mei 2024, 10:41 WIB
Kisah Kontroversial Pemanggilan Pejabat Eselon 2 di Pemprov Riau: dari Spekulasi hingga Tersangka