Pupuk Organik STU Belilas Cocok Buat Semua Tanaman
Jumat 16 November 2018, 14:20 WIB
Mufid ketika melihatkan proses pembuatan pupuk organik STU
Belilas, berazamcom - Pabrik pupuk Sarana Tani Utama (STU) mampu memproduksi 10 ton pupuk organik plus per hari.
Pupuk yang diproduksi pabrik yang berlokasi di Desa Bukit Meranti, Kecamatan Siberida, Kabupaten Indragiri Hulu, ini utamanya didistribusikan untuk kelompok tani yang ada di Bukit Meranti, Belilas, Inderagiri Hulu Provinsi Riau dan sekitarnya.
"Setiap hari, pabrik kami bisa memproduksi 10 ton per hari dengan berat 50 kilogram per karung pupuk. Harga pabrik per karung pupuk Rp110.000," sebut Direktur Utama CV Sarana Tani Utama, Mufid kepada wartawan saat meninjau pabrik pupuk CV STU di Desa Bukit Meranti, Kecamatan Siberida, Kabupaten Indragiri Hulu, Jumat (09/11/2018).
Di awal pabrik yang berdiri pada 2009, sebut pria kelahiran Wonosobo, Jawa Tengah 24 November 1955 ini, jumlah produksi pupuk baru 4 sampai 5 karung per hari. Namun seiring perjalanan waktu produksi pupuk yang dihasilkan terus mengalami peningkatan. Bahkan pemasarannya sudah sampai Dharmasraya, Kabupaten Pelalawan, Sungai Pagar, Kandis, Dumai dan Pekanbaru. Dan untuk Provinsi Jambi saat ini masih dalam tahap awal.
"Rata-rata pupuk yang kami produksi pemasarannya ke para petani atau kelompok petani. Dan setiap kelompok tani ada yang membeli satu mobil. Kalau saru truk fuso berkapasitas sebanyak 20 ton, sedangkan colt diesel 8 ton. Namun saat ini pemasaran pupuk sedikit mengalami penurunan akibat turunnya harga sawit," ujar suami Suwanti ini.
Dikesempatan itu, kakek 4 cucu yang pernah meraih prediket Trans Teladan tingkat nasional tahun 1988 ini menceritakan ihwal dirinya mendirikan pabrik pupuk alam/non sintetis hara makro primer/Pupuk kompos/NPK Plus.
"Banyak petani merasakan mahalnya harga pupuk. Kemudian saya mendirikan pabrik pupuk. Pupuk yang saya produksi kualitasnya baik dan harganya murah. Biar petaninya untung. Karena selama ini petani kadang untung kadang nggak. Kalau harga sawit murah, petani menjerit. Karena pupuknya mahal, sawitnya murah," cerita ayah dua putera ini.
Lalu bagaimana proses produksi pupuk yang dihasilkan pabrik STU ini? Mufid menyebutkan secara manual. Dimana campurannya terdiri dari pupuk kandang, limbah pabrik PKS, kapur, dolomit serta mikroba. Komposisi terbanyak adalah kotoran ternak yakni 70 persen. Sedangkan yang lainnya 30 persen campuran.
"Untuk bahan baku mikroba bikin sendiri. Dimana campurannya ada terasi, bongkol pisang dan bunga-bungaan. Selanjutnya diolah dan kemudian diperbanyak menggunakan air gula dan tetes air tebu. Jadi pupuk ini pakai mikroba. Sedangkan bahan baku limbah PKS berupa abunya. bahan baku abu PKS ini saya dapatkan dari PKS Inecda. Sementara kotoran ternak berupa kotoran ayam dan kotoran sapi diperoleh dari sekitar pabrik dan Payakumbuh," sebut Mufid yang bermula adalah seorang petani transpir sejak 2 Januari 1984 ini.*bazm3
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Berita Pilihan
Rabu 15 Mei 2024
Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Berita Terkini
Sabtu 18 Mei 2024, 19:28 WIB
Ketua DPC PJS Kota Palembang Soroti Pembangunan Terminal Batubara Kramasan
Sabtu 18 Mei 2024, 18:10 WIB
Pernyataan Wan Abu Bakar Berpotensi Primordialisme, Tokoh Riau Edy Natar Nasution Angkat Bicara
Jumat 17 Mei 2024, 22:20 WIB
Dinkes Siak dan Apkesmi Gelar Webinar, Perkenalkan Program ILP
Jumat 17 Mei 2024, 10:57 WIB
Mahasiswa Hukum UIR Raih Best Speaker di Kontes Duta Wisata Riau 2024
Jumat 17 Mei 2024, 10:53 WIB
UIR Terima Bantuan Dana Pendidikan Sebesar Rp 70 Juta dari Bank Syariah Indonesia
Jumat 17 Mei 2024, 10:48 WIB
Viral! Beredar video Harimau Mati Tertabrak Mobil di Tol Permai, Ternyata Begini Faktanya
Jumat 17 Mei 2024, 10:41 WIB
Kisah Kontroversial Pemanggilan Pejabat Eselon 2 di Pemprov Riau: dari Spekulasi hingga Tersangka
Kamis 16 Mei 2024, 13:18 WIB
Tuhan Sedang Menyapa Kita
Kamis 16 Mei 2024, 07:57 WIB
Konsistensi Syamsuar Dipertanyakan: Dulu Tidak Maju, Sekarang Maju, Harris pun Merasa Tertipu?
Rabu 15 Mei 2024, 15:08 WIB
KPU Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju Pilkada 2024