
Oleh : Syafriadi
Dua ribu dua puluh satu. Adalah tahun tersulit bagi banyak orang. Termasuk saya. Di tahun ini kita masih ber’perang’ melawan Pandemi Covid-19. Pandemi merupakan wabah yang menakutkan dalam dua tahun terakhir. Jutaan manusia di dunia harus kehilangan nyawa akibat diserang viruscorana.
Bias Covid-19 merembes pula ke seluruh sektor kehidupan. Tak sedikit perusahaan mem-PHK-para pekerjanya karena kesulitan ekonomi. Juga tak terhitung berapa banyak orang kehilangan pekerjaan. Anak-anak, mulai dari tingkatan taman kanak-kanak hingga ke perguruan tinggi, harus mengikuti pendidikan secara daring. Bahkan beribadat di masjid pun di batasi.
Pemerintah pun harus mengeluarkan banyak regulasi dalam rangka mengendalikan Pandemi. Melalui berbagai regulasi, kita ‘dipaksa’ hidup berdampingan dengan wabah viruscorona. Apa boleh buat. Hari demi hari, kita hidup dengan protokol kesehatan. Masker tidak boleh lepas dari muka, tangan harus selalu dicuci, dan tidak boleh berkerumunan. Bias Covid benar-benar membuat kita terpukul, menjadikan kita manusia yang sepi dalam keramaian. Tapi bias di tahun 2021 tak seberat ketika kita menghadapi Covid di tahun 2020. Jauh lebih berat, lebih berbahaya dan lebih mencekam.
Mengapa demikian? Salah satu sebabnya, karena Pemerintah berhasil memvaksis masyarakat. Menurut Presiden Jokoowi, Indonesia telah menyuntikkan hampir 220 juta dosis vaksin ke masyarakat. Dan, ini membuat tingkat kekebalan tubuh masyarakat menjadi lebih kuat. Akibat dari keberhasilan itu, angka masyarakat yang terpapar Covid-19 jauh melandai hingga di akhir tahun 2021.
Tahun 2022. Adalah tahun menggembirakan. Boleh disebut tahun kebangkitan. Karena angka Covid-19 sudah melandai. Aktivis ekonomi mulai tumbuh. Gairah masyarakat beraktivitas semakin menggeliat. Aktivitas pendidikan mulai diuji coba untuk tatap muka. Tapi harus tetap waspada karena wabah omicron, yang jauh lebih hebat dikabarkan sudah masuk pula ke Indonesia. Hati-hati. Tetap waspada.
Selain tahun menggembirakan, tahun 2022 sekaligus menjadi tahun kontemplasi bagi kita. Kita wajib bersyukur bahwa masih diberi kesehatan dan kenikmatan bertemu dengan 2022. Coba kilas balik ke belakang, ayah dan ibu kita, anak dan ponakan kita, tetangga dan sahabat-sahabat kita yang harus merenggang nyawa melawan Covid-19. Dan pada akhirnya mereka harus berpisah dengan kita selamanya. Menghadap Sang Pencipta: Innalillahi wainna ilaihi rojiuun, semoga mereka semua dalam keadaan syahid.
Tahun 2022. Juga tahun bagi kita memetakan kembali apa yang harus kita rencanakan. Semua agenda yang tertunda di tahun 2021, kita buka lagi untuk direalisasikan pada tahun 2022. Insha Allah, akan dibukakan jalan menuju kelapangan. Semoga di tahun 2022 Covid-19 benar-benar lenyap dari bumi Indonesia, dan omicron tidak meluas di tengah masyarakat. Di akhir tulisan ini, Albert Einstein mengeluarkan kata-kata bijak yang dapat menginspirasi kita. ‘’ Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow’’. Belajarlah dari hari kemarin, hidup di hari ini, dan berharap untuk hari esok. Semoga.*
[]Penulis: Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Riau