Senin, 29 April 2024

Breaking News

  • Bang HT, Calon Bupati Pelalawan 2024: Memasuki Arena Pilkada dengan Semangat Tinggi   ●   
  • NasDem Akan Tentukan Kader Internal Terbaik untuk Pilkada Serentak Riau   ●   
  • Gelar Nobar dengan OPD Pemprov Riau, Pj Gubri Optimis Timnas Indonesia Vs Uzbekistan Menang 2:0   ●   
  • Pj Gubri Ingatkan Pejabat Administator Pemprov Riau Terus Belajar   ●   
  • BPBD Pekanbaru: Cuaca Ekstrem Masih Berpotensi Hingga Akhir Bulan Ini   ●   
Nasib Demokrat
Selasa 05 September 2023, 23:50 WIB

GENDANG Pemilihan Presiden [Pilpres] 2024 sudah ditabuh. Kondisi politik bergerak dinamis. Koalisi antarpartai politik terbangun dalam situasi tak menentu. Ada partai yang keluar, ada yang masuk. Membingungkan. Para pengamat pun banyak yang dibuat terpelongo. Itu lantaran analisis politiknya buyar. Teranyar, deklarasi Anis Rasyid Baswedan - Muhaimin Iskandar. Duet AMIN benar-benar diluar dugaan. Sampai-sampai Demokrat berang, dan menuduh Anis sebagai penghianat. Tidak jujur, tidak amanah dan tidak komit dengan kesepakatan koalisi [Nasdem, PKS dan Demokrat].

Setakat ini. Peta politik tiga koalisi terbangun dalam tiga poros. Pertama, Poros PDI Perjuangan. Didukung oleh empat empat partai parlemen dan partai non parlemen. Masing-masing PPP [Partai Persatuan Pembangunan], Perindo dan Hanura. Kedua, Poros Indonesia Maju yang dimotori Gerindra. Didukung oleh Golkar, PAN, PBB, Gelora dan PSI. Ketiga, Poros Perubahan bersama Nasdem, PKS dan PKB. Sementara Demokrasi belum menentukan sikap pasca hengkang dari Poros Perubahan. Bisa berlabuh dan mendukung Prabowo atau merapat ke Ganjar di PDI Perjuangan. Bisa-bisa rujuk kembali dengan Nasdem, PKS dan PKB.

Politik memang sulit ditebak. Tak seperti menerka arah angin. Karena segala kemungkinan bisa terjadi. Kata Surya Paloh, "dari gelas ke mulut banyak kemungkinan terjadi". Atau dalam pandangan Julius Henry Marx yang lebih dikenal sebagai Groucho Marx [penulis dan komedian Amerika], "politik adalah seni mencari masalah, menemukannya dimana-mana, mendiagnosisnya secara salah, dan menerapkan solusi yang salah". Ada juga yang menyebut, "politik adalah seni merebut kekuasaan". Nah, untuk dan atas nama kekuasaan, semua try out dilakukan. Karenanya dalam politik tidak ada teman yang abadi, dan tidak ada pula musuh yang abadi.

Itulah kondisi politik koalisi partai Pilpres 20024 satu bulan terakhir. Ada dua aktor politik yang diombang-ambingkan oleh Duo King Maker. Satu Anis Rasyid Baswedan dengan King Maker Surya Paloh. Dua Muhaimin Iskandar atau Cak Imin [ketika masih berada di perahu Prabowo dan Gerindra] dengan King Maker Joko Widodo.

Semua mahfum. Anis dan AHY digadang-gadang bakal diduetkan oleh Koalisi Perubahan. Tapi apa yang terjadi? Di ujung jalan, Surya Paloh membuat komitmen baru dengan Cak Imin dan PKB. Alkisah. Anis-Cak Imin 'menikah'. Kemudian mendeklarasikan diri sebagai pasangan Capres dan Cawapres dari Koalisi Perubahan. AHY gigit jari. Dalam konferensi pers, Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat Andi Mallarangeng mengumumkan, Demokrat 'pisah ranjang dari Koalisi Perubahan karena merasa dikhianti Anis.

Begitu pun dengan Cak Imin sebelum dipinang Surya Paloh. Hampir satu tahun membangun koalisi dengan Gerindra tapi tak jua dipinang-pinang menjadi cawapres oleh Prabowo.Seperti kata peribahasa, bagai bergantung tak bertali, nasib Cak Imin makin tak menentu. Hingga akhirnya Golkar dan PAN bergabung. Posisi Cak Imin kian terjepit setelah PAN menyodorkan Eric Toher, Golkar mengusung Airlangga dan ditambah lagi bayang-bayang Gibran, putera Presiden Jokowi.

Puncanya. Ketika Prabowo mengumumkan perubahan nama koalisi [Gerindra, PKB, Golkar, PAN dan PBB] menjadi Indonesia Maju di acara PAN. Cak Imin tak ikut serta dalam runding pengubahan nama itu. Kekecewaannya tampak dari kalimat Cak Imin saat berpidato di ulang tahun Partai Amanah Nasional. Kondisi Cak Imin yang sedang tak enak hati ini agaknya yang dimanfaatkan politisi ulung Surya Paloh. Ia 'menangkap' Cak Imin. Lalu mempaketkannya dengan Anis. Jadilah AMIN [Anis-Muhaimin].

Duet AMIN mengundang reaksi beragam. Pro dan kontra. Sekaligus melecut PDI Perjuangan dan Prabowo Cs untuk menyusun strategi baru. Pasalnya AMIN diproyeksi akan mengobok-obok lumbung suara nahdiyin di Jawa Timur yang dipandang sebagai basis kemenangan. Sayangnya. PDIP dan koalisinya belum menentukan pasangan Ganjar Pranowo. Begitu pun Indonesia Maju, Prabowo juga masih sendiri. Sehingga pertarungan di Jawa Timur belum terasa panas.

Yang menarik: Demokrat. Salah-salah bisa merana. Sudah menjadi rahasia umum bagaimana hubungan SBY dengan Mega. SBY dengan Joko Widodo terutama pasca pengambil-alihan Demokrat oleh KSP Moldoko dimana Jokowi terbawa rendong. Beban psikologis inilah yang membuat Demokrat berada dalam tekanan tuk berkoalisi ke PDIP dan ke Indonesia Maju. Belum lagi daya tawar Demokrat yang tidak sehebat ketika partai besutan SBY itu ada di Koalisi Perubahan. Ujung-ujungnya Demokrat-PKS-Nasdem rujuk. Bergabung lagi dalam Koalisi Perubahan. Persis seperti kata peribahasa: "Menjilat ludah sendiri".*

[]Syafriadi: Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Riau, Pekanbaru.




Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com


Komentar Anda
Indeks
Kamis 02 November 2023, 17:23 WIB
Impeachment Jokowi
Sabtu 21 Oktober 2023, 00:34 WIB
''Quo Vadis Mahkamah Konstitusi''
Jumat 13 Oktober 2023, 00:45 WIB
BRK Syariah Mencari Dirut, Siapa ‘Jagoan’ Syamsuar?
Sabtu 23 September 2023, 10:31 WIB
Pilpres 2024: Dua atau Tiga Pasang?
Selasa 05 September 2023, 23:50 WIB
Nasib Demokrat
Sabtu 02 April 2022, 19:42 WIB
Marhaban ya Ramadhan
Kamis 10 Maret 2022, 16:34 WIB
Mutiara dari Pesisir
Sabtu 26 Februari 2022, 16:37 WIB
Tersandung "Gonggongan Anjing"
Sabtu 19 Februari 2022, 09:39 WIB
Catatan Tiga Tahun Syamsuar - Edi Natar
Kamis 10 Februari 2022, 06:57 WIB
Menata Kembali Industri Pers


About Us

Berazamcom, merupakan media cyber berkantor pusat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, Indonesia. Didirikan oleh kaum muda intelek yang memiliki gagasan, pemikiran dan integritas untuk demokrasi, dan pembangunan kualitas sumberdaya manusia. Kata berazam dikonotasikan dengan berniat, berkehendak, berkomitmen dan istiqomah dalam bersikap, berperilaku dan berperbuatan. Satu kata antara hati dengan mulut. Antara mulut dengan perilaku. Selengkapnya



Alamat Perusahaan

Alamat Redaksi

Perkantoran Grand Sudirman
Blok B-10 Pekanbaru Riau, Indonesia
  redaksi.berazam@gmail.com
  0761-3230
  www.berazam.com
Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top