Kamis, 7 Agustus 2025

Breaking News

  • Pemprov Riau Terima Penghargaan Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik   ●   
  • Disdik Tegaskan Tidak Ada Kewajiban Beli Baju Seragam di Sekolah   ●   
  • Satpol PP Pekanbaru Butuh Tambahan Ratusan Personel   ●   
  • Wali Kota Pekanbaru Pastikan Tak Ada Pemberhentian THL RSD Madani, Relokasi Segera Berlangsung   ●   
  • Gubernur Riau Akan Rotasi Pejabat Berdasarkan Kinerja   ●   
Opini Yanto Budiman
Abdul Wahid - SF Hariyanto Menang, Inkumben Justru Nomor Buncit. Fenomena Apa?
Kamis 28 November 2024, 10:10 WIB

Hasil hitung cepat Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau 2024, yang digelar pada Rabu (27/11/2024), memperlihatkan kejutan besar. Pasangan calon Abdul Wahid dan SF Hariyanto (BERMARWAH) unggul dengan perolehan 43,60 persen suara, disusul oleh pasangan Muhammad Nasir - Wardan dengan 30,99 persen, dan pasangan petahana Syamsuar - Mawardi dengan 25,42 persen. Fenomena ini tidak hanya mengejutkan banyak pihak, tetapi juga memicu pertanyaan mendalam tentang dinamika politik yang terjadi dalam kontestasi ini.

Kekuatan Dukungan Politik yang Menggerakkan

Pasangan Wahid - SF Hariyanto, meski hanya didukung oleh tiga partai besar yaitu PDIP, PKB, dan Nasdem, berhasil mencatatkan kemenangan signifikan. Kekuatan ini menunjukkan adanya sinergi yang kuat antara basis pemilih loyal masing-masing partai, serta penetrasi yang efektif ke dalam lapisan masyarakat yang lebih luas.

 Meski jumlah partai pendukung mereka lebih sedikit dibandingkan dengan pasangan lain, seperti Muhammad Nasir yang didukung oleh Gerindra, Demokrat, PAN, Gelora, PPP, Perindo, PSI, Garuda, dan Prima, serta pasangan Syamsuar - Mawardi yang didukung oleh Golkar dan PKS, Wahid - SF Hariyanto tampaknya mampu memenangkan hati pemilih dengan strategi yang lebih fokus dan solid.

Namun, yang menarik dari kemenangan ini bukan hanya komposisi partai, tetapi juga pengaruh politik dari figur-figur besar yang terlibat. Salah satunya adalah Abdul Wahid, yang meski berasal dari kalangan anak pesantren, memiliki perjalanan politik yang cukup mumpuni, baik di tingkat lokal maupun nasional. Sebagai mantan anggota DPRD Riau dan anggota DPR RI, Abdul Wahid dikenal dekat dengan masyarakat dan memiliki jaringan yang kuat di kalangan konstituen.

Keberhasilannya dalam menggalang dukungan tidak lepas dari pengalaman politik yang dimilikinya, serta kemampuannya untuk menyuarakan aspirasi masyarakat, terutama dalam konteks pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat.

Selain itu, SF Hariyanto, yang merupakan sosok teknokrat dengan track record kerja yang cepat dan tuntas tanpa basa-basi, turut memberikan warna tersendiri pada pasangan ini. Hariyanto, yang dikenal dengan gaya kepemimpinannya yang pragmatis dan efisien, menjadi pilihan yang menarik bagi masyarakat yang menginginkan perubahan nyata dan percepatan pembangunan di Riau.

Pengaruh Ulama dan Figur Regional dalam Politik

Salah satu faktor yang patut diperhatikan adalah peran pengaruh ulama dalam pilkada ini, terutama terkait dengan sosok Ustadz Abdul Somad (UAS), yang memiliki pengaruh besar di kalangan umat Islam di Riau. Meski UAS tidak secara langsung terlibat dalam politik praktis, ceramah-ceramahnya yang mengedepankan nilai-nilai agama dan sosial menjadi magnet kuat bagi banyak pemilih. Dukungan dari kalangan ulama ini tentu menjadi salah satu kunci kemenangan Wahid - SF Hariyanto, mengingat Abdul Wahid sendiri memiliki latar belakang yang kuat dalam dunia pesantren dan agama.

Selain itu, figur politik seperti Rusli Zainal, mantan Gubernur Riau, serta Arwin AS, mantan Bupati Siak dua periode,  memiliki pengaruh signifikan dalam konteks politik lokal. Keduanya adalah tokoh yang telah lama berkecimpung dalam dunia politik dan pemerintahan Riau, dan meskipun tidak secara langsung terlibat dalam Pilkada kali ini, pengaruh mereka tetap terasa. Kekuatan figur-figur seperti Rusli Zainal dan Arwin AS dalam struktur politik lokal memberi dampak terhadap jaringan dukungan yang ada, baik di kalangan partai politik maupun di kalangan masyarakat.

Sumbangan elektoral kepada Paslon BERMARWAH juga berdatangan secara mandiri dari ratusan relawan yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Riau. Umumnya para relawan ini berasal dari generasi milenial dan gen Z. Tercatat ada sekitar 500 an lebih relawan yang membantu kemenangan Abdul Wahid -SF Hariyanto.

Mengapa Pasangan Syamsuar - Mawardi Terpuruk?

Sementara itu, pasangan Syamsuar - Mawardi, yang merupakan inkumben, justru terperosok ke posisi buncit dengan perolehan suara yang jauh di bawah ekspektasi. Sebagai petahana, Syamsuar diharapkan mampu mempertahankan kekuasaannya, namun fakta di lapangan justru menunjukkan hal yang sebaliknya. Salah satu penyebabnya bisa jadi adalah kekecewaan publik terhadap kinerja pemerintahan yang dipimpin Syamsuar selama periode pertama, serta kekurangan visi yang ditawarkan oleh pasangan ini dalam menghadapi tantangan pembangunan dan kesejahteraan di Riau.

Selain itu, politik identitas yang berkembang dalam kontestasi ini juga memberi pengaruh besar. Pasangan Wahid - SF Hariyanto berhasil memanfaatkan narasi kesederhanaan, keberpihakan pada rakyat, dan rekam jejak yang bersih, yang sangat resonan dengan keinginan perubahan dari masyarakat Riau. Terlebih lagi, kombinasi antara politisi senior dan figur teknokrat dalam diri Abdul Wahid dan SF Hariyanto tampaknya berhasil meraih kepercayaan masyarakat, yang merasa kecewa dengan stagnasi pemerintahan petahana.

Apa yang Bisa Dipelajari?

Fenomena kemenangan Abdul Wahid - SF Hariyanto dalam Pilkada Riau 2024 mengindikasikan perubahan besar dalam dinamika politik lokal. Kekuatan politik yang terjalin dari partai-partai dengan basis ideologi yang berbeda, kombinasi antara politisi berpengalaman dan teknokrat, serta dukungan dari tokoh-tokoh agama dan masyarakat, menjadi faktor penentu keberhasilan mereka. Pasangan ini mampu mengatasi berbagai tantangan dan mengubah lanskap politik Riau, menggugurkan prediksi banyak pihak yang menganggap pasangan Syamsuar - Mawardi atau Nasir - Wardan sebagai lawan berat.

Secara over all, fenomena ini menunjukkan bahwa pemilih Riau lebih cenderung memilih figur yang dianggap mampu membawa perubahan nyata, memiliki rekam jejak yang bersih, serta mampu menjawab kebutuhan pembangunan daerah.

 Kemenangan ini juga menjadi sinyal bagi partai-partai politik dan calon pemimpin lainnya bahwa kemenangan politik tidak hanya ditentukan oleh jumlah partai pendukung, tetapi juga oleh kesesuaian antara figur calon dengan harapan dan kebutuhan rakyat.

Penulis adalah wartawan senior Riau Wakil Pimpinan Umum berazamcom dan Ketua Pro Jurnalismedia Siber ( PJS) Riau.




Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: [email protected]


Komentar Anda
Indeks


Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top