Rabu, 15 Mei 2024

Breaking News

  • KPU Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju Pilkada 2024   ●   
  • Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau   ●   
  • Calon Pemimpin Riau Mendatang, Syamsuar Pastikan Maju Gubernur Riau   ●   
  • JMSI Tolak RUU Penyiaran yang Bertentangan dengan UUD 1945 dan UU Pers   ●   
  • Bangkitkan Semangat Gotong Royong, Jumat Ini Pemko Gelar Gerakan Cinta Pekanbaru   ●   
Kunni Masrohanti, Penyair Perempuan dari Tanah Melayu Riau
Senin 18 Maret 2019, 08:35 WIB
Kunni Masrohanti
Berazamcom - Kunni, begitu ia sering dipanggil. Ia dilahirkan di Desa Bandar Sungai, Siak Sri Indrapura, Riau, 11 april 1974. Perempuan ini menyelesaikan Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) di tanah kelahiran dan Madrasah Aliyah (MA) di Jawa Tengah. Lalu menyelesaikan Strata Satu (S1) di Kampus UIN Suska (waktu itu masih IAIN) Pekanbaru. Kunni anak ketiga dari orang tuanya bernama H Tarmuji (alm) dan Hj Partini. Kakaknya bernama Mudriah dan Siti Asiah, sedang adiknya bernama Siti Rodiah dan Mizan Wahyudi. Saat ini ia tinggal di Pekanbaru bersama suami dan empat anaknya. Kunni dikenal sebagai penyair perempuan dari tanah Melayu yang berpengaruh dalam perkembangan sastra Indonesia saat ini, khususnya untuk kalangannya, perempuan. Ia dipercaya memimpin sebuah komunitas besar penyair yakni Penyair Perempuan Indonesia (PPI) sejak akhir 2018 lalu, tepatnya saat dilaksanakannya Festival Sastra Gunung Bintan (FSIB) di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Ketokohannya sebagai ketua PPI dikuatkan kembali dengan deklarasi ulang pada puncak perayaan Hari Puisi Indonesia (HPI) di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, akhir Desember 2018. Berbagai penghargaan dan prestasi telah diraihnya. Ia menerima anugerah Sagang tahun 2012 kategori karya non buku (pementasan teater berjudul Peri Bunian), anugerah Pemangku Seni Tradisional dari Gubernur Riau tahun 2014, anugerah Baiduri dari PRBF Fondation tahun 2014 (kategori sastrawati), anugerah Sagang kategori komunitas terbaik tahun 2016 (Komunitas Seni Rumah Sunting) yang ia dirikan sejak tahun 2012 dan juara 1 lomba baca puisi Peksiminas tahun 1999. Buku puisi karya tungga Kunni berjudul Sunting (Goeboek Indonesia, 2011) dan Perempuan Bulan (Framepublising, 2016).Karya-karyanya juga banyak dimuat di berbagai media di indonesia. Sedangkan karya puisi yang masuk dalam buku antologi, yakni, Tanda (2000),Riau Satu (2000), MusimBerganti (2001), MusimBermula (2001), KemilauMusim (2003), PesonaGemilang Musim (2004), Komunitas Budaya Pesisir (KBP) Kutulis Namamu (2005),Fragman Waktu (2010),Serumpun (20012), Ayat-ayat Selat Sakat (2013), Serumpun Kata Serumpun Cerita (2013),Bendera Putih Untuk Tuhan(2014), Pelabuhan Merah(2015), Senandung Tanah Merah (2016), Pasie Karam(2016), Matahari Cinta Samudera Kata (2016),Klungkung: Tanah Tua, Tanah Cinta (2016), Bukan Batang Terendam (2016), Puisi Kopi 1550 mdpl (2016), Segara Aksara (2016), Menghimbau Kenangan Tanah Merah(2017), Perempuan (2017),Luka Pidie Jaya 6,5 SR (2017),Menderas sampai Siak (2017),Boetenzorg (2017), salah satu penyair Apa dan Siapa Penyair Indonesia (2017), Mufakat Air(2017), Mengunyah Geram -seratus puisi menolak korupsi- (2017), Antologi Moonson, Korsel (2017),Pesona Ranah Bundo, kumpulan puisi wartawan Indonesia (2018), Anggrainim, Tugu dan Rindu (2018),Perempuan Memandang Dunia(2018), Senyuman Lembah Ijen(2018), Epitaf Kota Hujan(2018), 999 Sehimpun Puisi Penyair Riau (2018), Wangian Kembang (Malaysia, 2018) dan Jazirah Sastra (2018). Mengikuti berbagai pertemuan sastra di Indonesia dan luar negara. Salah satu sastrawan Riau peserta Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia (Munsi) II di Jakarta. Menjadi instruktur pelatihan dan juri puisi tingkat Riau, nasional maupun internasonal. Selain giat di dunia kepenyairan, Kunni telah lebih dahulu aktif di dunia teater. Bersama rekan-rekannya di kampus, ia mendirikan Sanggar Teater Latah Tuah. Tak heran jika ia berkali-kali menjuarai perlombaan di bidang teater, menulis naskah dan juga menyutradarai. Prestasi tersebut antara lain, aktris terbaik festival teaterDewan Kesenian Riau (DKR) (1998)/teater tradisi, aktirs terbaik festival DKR(1999)/teater bangsawan, aktris terbaik festival teaterDKR (2000)/teater tradisi, sutradara terbaik festifal teater DKR (2000). Memerankan naskah teater berjudul ‘Ku-yang’ (Surabaya, 1999), ‘MasihAda Kamar di Tepi Rel’ (Pekanbaru), ‘Harut Marut’ (Pekanbaru), ‘Putih HitamBersisa’ (Pekanbaru), ‘Mahkota Jiwa’ (BengkalisRiau), ‘Sang Gelar’ (TIMJakarta), ‘Awan Berasap’ (Pekanbaru), ‘KebebasanAbadi’ (Pekanbaru, 2005), ‘Dialog Orok’ (Pekanbaru, 2008), ‘Cinta Pedra’ (pekanbaru, 2014), ‘Kura-kura dan Bekicot’ (Pelalawan, 2014). Menulis naskah drama berjudul SriKarma, Sauni, Nur Bakau, Kunci. Kunni adalah sutradara teater perempuan pertama di Riau dengan judul naskah Sri Karma (2000) yang ditulisnya sendiri yang dipentaskan di teater Arena (sekarang menara Bank Riau Kepri. Ia juga menyutradari naskah teater judul Abu (2000), naskah teater judul Peri Bunian(teater bangsawan) di Anjung Seni Idrus Tintin (Juli, 2012), Institut Kesenian Jakarta (IKJ) (Oktober, 2012),  seleksi FTI wilayah Sumbagut, Medan (Oktober, 2012), festival teater nasional (FTI) Jakarta (November, 2012) mewakiliSumbagut.   Kemudian menyutradarai naskah teater berjudul Sengketa Cinta (2013)/teater bangsawan di Kabupaten Siak, Pekanbaru, Dumai dan Padang. Menyutradarai naskah teater berjudulJalang (2014) di Anjung Seni Idrus Tintin, menyutradarai teater berjudul Menanti Purnama di Senapelan(2014)/teater tradisi di Taman Budaya Riau, menyutradari naskah Nur Bakau (2016), menyutradari naskah Kunci (2017), menyutradai teatrikal puisi dari karyanya sendiri berjudul Raung Cipang(2018), dan beberapa lainnya. Bersama Komunitas Seni Rumah Sunting (KSRS) yang didirikannya, Kunni banyak melaksanakan kegiatan sastra, baik bertaraf internasional mau pun lokal. Di antaranya, perayaan Hari Puisi Indonesia (HPI) di Riau setiap tahun yang  dihadiri penyair Indonesia dan ASEAN (2015-2018), melaksanakan kegiatan literasi puisi di desa pedalaman di Riau seperti Literasi Puisi Konservasi kerjasama dengan WWF Indonesia (2018-2019), program Kenduri Puisi yang dilaksanakan dua bulan sekali sejak 2016-sekarang, Bengkel Puisi, diskusi, penerbitan buku antologi puisi, dan lainnya. Selain aktif di dunia seni sastra, sehari-hari Kunni adalah seorang jurnalis di Harian Riau Pos. ‘’Banyak cara berjuang baik untuk mengharumkan negeri maupun memberi sesuatu yang lebih berarti bagi masyarakat banyak, sastra, seni dan puisi juga jalan itu. Tidak bisa sendiri. Tanpa dukungan orang-orang hebat di belakang saya, perjalanan panjang di dunia sastra dan seni ini tidak mungkin saya lewati dan akan terus saya jalani,’’ kata Kunni.*bazm3



Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


About Us

Berazamcom, merupakan media cyber berkantor pusat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, Indonesia. Didirikan oleh kaum muda intelek yang memiliki gagasan, pemikiran dan integritas untuk demokrasi, dan pembangunan kualitas sumberdaya manusia. Kata berazam dikonotasikan dengan berniat, berkehendak, berkomitmen dan istiqomah dalam bersikap, berperilaku dan berperbuatan. Satu kata antara hati dengan mulut. Antara mulut dengan perilaku. Selengkapnya



Alamat Perusahaan

Alamat Redaksi

Perkantoran Grand Sudirman
Blok B-10 Pekanbaru Riau, Indonesia
  redaksi.berazam@gmail.com
  0761-3230
  www.berazam.com
Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top