Utang Luar Negeri RI Tembus Rp5.608 Triliun
Senin 16 Desember 2019, 15:30 WIB
ilustrasi
Jakarta, berazamcom -- Bank Indonesia (BI) merilis Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tembus US$400,6 miliar per Oktober atau setara Rp5.608 triliun (kurs Rp14 ribu per dolar AS). Utang tersebut meroket 11,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Utang meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya (September) sebesar 10,4 persen, terutama dipengaruhi oleh transaksi penarikan neto ULN dan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, sehingga utang dalam rupiah tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS," tulis BI, Senin (16/12).
Pertumbuhan utang yang meningkat juga dipengaruhi oleh pertumbuhan ULN pemerintah di tengah perlambatan ULN swasta.
Mengutip situs BI, ULN terdiri dari utang sektor publik dari pemerintah dan bank sentral sebesar US$202 miliar, dan utang sektor swasta termasuk BUMN sebesar US$198,6 miliar.
Khusus ULN pemerintah, kenaikannya 13,6 persen. Peningkatannya terutama dipengaruhi oleh peningkatan arus masuk neto asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan penerbitan global bonds pada Oktober 2019.
Menurut BI, pertumbuhan ULN pemerintah meningkat sejalan dengan keyakinan investor asing terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi keuangan domestik yang menarik.
Sementara itu, utang swasta melambat. Per Oktober, pertumbuhannya 10,5 persen, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 10,7 persen.
BI menuturkan perlambatan disebabkan oleh pertumbuhan ULN Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) dan Perusahaan Bukan Lembaga Keuangan (PBLK) yang melambat.
"Utang meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya (September) sebesar 10,4 persen, terutama dipengaruhi oleh transaksi penarikan neto ULN dan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, sehingga utang dalam rupiah tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS," tulis BI, Senin (16/12).
Pertumbuhan utang yang meningkat juga dipengaruhi oleh pertumbuhan ULN pemerintah di tengah perlambatan ULN swasta.
Mengutip situs BI, ULN terdiri dari utang sektor publik dari pemerintah dan bank sentral sebesar US$202 miliar, dan utang sektor swasta termasuk BUMN sebesar US$198,6 miliar.
Khusus ULN pemerintah, kenaikannya 13,6 persen. Peningkatannya terutama dipengaruhi oleh peningkatan arus masuk neto asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan penerbitan global bonds pada Oktober 2019.
Menurut BI, pertumbuhan ULN pemerintah meningkat sejalan dengan keyakinan investor asing terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi keuangan domestik yang menarik.
Sementara itu, utang swasta melambat. Per Oktober, pertumbuhannya 10,5 persen, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 10,7 persen.
BI menuturkan perlambatan disebabkan oleh pertumbuhan ULN Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) dan Perusahaan Bukan Lembaga Keuangan (PBLK) yang melambat.
"Struktur utang Indonesia tetap sehat didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Kondisi tersebut tercermin dari rasio ULN terhadap PDB yang sebesar 35,8 persen, membaik dibandingkan rasio pada bulan sebelumnya," terang BI.*
[]bazm-13
sumber: CNN Indonesia.com
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Rabu 15 Mei 2024
Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Berita Terkini
Sabtu 18 Mei 2024, 19:28 WIB
Ketua DPC PJS Kota Palembang Soroti Pembangunan Terminal Batubara Kramasan
Sabtu 18 Mei 2024, 18:10 WIB
Pernyataan Wan Abu Bakar Berpotensi Primordialisme, Tokoh Riau Edy Natar Nasution Angkat Bicara
Jumat 17 Mei 2024, 22:20 WIB
Dinkes Siak dan Apkesmi Gelar Webinar, Perkenalkan Program ILP
Jumat 17 Mei 2024, 10:57 WIB
Mahasiswa Hukum UIR Raih Best Speaker di Kontes Duta Wisata Riau 2024
Jumat 17 Mei 2024, 10:53 WIB
UIR Terima Bantuan Dana Pendidikan Sebesar Rp 70 Juta dari Bank Syariah Indonesia
Jumat 17 Mei 2024, 10:48 WIB
Viral! Beredar video Harimau Mati Tertabrak Mobil di Tol Permai, Ternyata Begini Faktanya
Jumat 17 Mei 2024, 10:41 WIB
Kisah Kontroversial Pemanggilan Pejabat Eselon 2 di Pemprov Riau: dari Spekulasi hingga Tersangka
Kamis 16 Mei 2024, 13:18 WIB
Tuhan Sedang Menyapa Kita
Kamis 16 Mei 2024, 07:57 WIB
Konsistensi Syamsuar Dipertanyakan: Dulu Tidak Maju, Sekarang Maju, Harris pun Merasa Tertipu?
Rabu 15 Mei 2024, 15:08 WIB
KPU Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju Pilkada 2024