RAPP dan APR Kolaborasi Tingkatkan Keahlian Pembatik
Selasa 14 Januari 2020, 12:15 WIB

Pangkalan kerinci, berazamcom - Para pembatik Rumah Batik Andalan (RBA) terus berbenah meningkatkan kualitas produknya agar bisa bersaing secara nasional.
Melalui program Community Development (CD) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) bagian dari APRIL Group bekerjasama dengan PT Asia Pacific Rayon (APR) menggelar pelatihan membatik lanjutan bagi para pembatik RBA. Selain untuk mematangkan ciri khas motif batiknya, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas para pembatik agar bernilai jual tinggi.
Para pembatik yang merupakan ibu-ibu rumah tangga dari sekitar wilayah operasional perusahaan ini dilatih langsung oleh dua orang seniman kriya yakni Ananta Hari Noorsasetya dan Miriam Veronica Ni Nyoman dari Yogyakarta.
Ketika ditemui di sela pelatihan, Ananta mengatakan para pembatik RBA sudah memiliki dasar yang kuat, hanya tinggal menemukan ciri khasnya masing-masing. Terlebih, potensi Batik yang dikembangkan RBA sangatlah besar untuk dikreasikan.
“Kuncinya ada di motif dan pengembangan, bagaimana merespon alam untuk dijadikan motif dari bentuk nyata ke bentuk dekoratif, namun tetap mempertahankan konteks kedaerahannya,” kata Ananta yang juga Dosen di salah satu Perguruan Tinggi ini, Senin (13/1/2020) di BPPUT, Townsite II, Pangkalan Kerinci.
Ananta optimis batik produksi RBA ini mampu bersaing dengan pembatik dari luar dan para pembatik harus percaya diri ketika ada yang mempertanyakan motif buatannya.
“Itulah tugas para pembatik untuk memperkenalkan prioritas motifnya dan saya yakin dengan adanya desain baru nanti maka akan menjadi pengayaan batik di Riau,” katanya.
Sementara, Miriam menambahkan pemilihan kombinasi warna akan membuat batik menjadi semakin menarik.
“Ciri khas Batik Bono ini terang, dan ini bisa kita kreasikan lagi dengan memanfaatkan pewarna alami,” ujar Miriam yang telah berpengalaman membina kelompok pembatik di sejumlah daerah sejak 2011 silam.
CD Head RAPP, BR Binahidra Logiardi mengatakan pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas batik bono agar semakin dikenal di dunia. Salah satunya berkolaborasi dengan APR dalam menggandeng disainer dan seniman profesional di Indonesia.
"Batik ini memiliki banyak keterkaitan, mulai dari ekonomi, sosial, budaya dan nilai warisan sejarah yang kuat. Jadi kita ingin batik ini menjadi ikon Pelalawan dengan motif kebudayaan yang mendunia," jelasnya.
Ketua RBA, Siti Nurbaya berharap pelatihan ini dapat meningkatkan keahlian para pembatik sehingga Batik Bono bisa semakin diperhitungkan.
"Awalnya kami belajar batik dari nol, dan kami sangat terbantu dengan pelatihan yang difasilitasi RAPP dan APR ini, sebab batik yang kami buat masih butuh pengembangan agar bisa bersaing secara nasional,” ujar wanita yang akrab disapa Bu Baya ini.
Program batik ini merupakan bagian dari program Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang sejalan dengan tujuan SDGs (Sustainable Development Goals) untuk mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Pelatihan ini dibagi dalam empat tahapan modul. Modul pertama fokus pada pengembangan desain dan pewarnaan selama empat hari, 13-16 Januari 2020. Disusul modul berikutnya yang dilaksanakan hingga pertengahan tahun mendatang. Saat ini, ada lima motif yang sudah dipatenkan oleh RBA. Ditargetkan, hasil pelatihan ini RBA akan mematenkan sejumlah motif baru tahun 2020.(rilis)
Melalui program Community Development (CD) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) bagian dari APRIL Group bekerjasama dengan PT Asia Pacific Rayon (APR) menggelar pelatihan membatik lanjutan bagi para pembatik RBA. Selain untuk mematangkan ciri khas motif batiknya, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas para pembatik agar bernilai jual tinggi.
Para pembatik yang merupakan ibu-ibu rumah tangga dari sekitar wilayah operasional perusahaan ini dilatih langsung oleh dua orang seniman kriya yakni Ananta Hari Noorsasetya dan Miriam Veronica Ni Nyoman dari Yogyakarta.
Ketika ditemui di sela pelatihan, Ananta mengatakan para pembatik RBA sudah memiliki dasar yang kuat, hanya tinggal menemukan ciri khasnya masing-masing. Terlebih, potensi Batik yang dikembangkan RBA sangatlah besar untuk dikreasikan.
“Kuncinya ada di motif dan pengembangan, bagaimana merespon alam untuk dijadikan motif dari bentuk nyata ke bentuk dekoratif, namun tetap mempertahankan konteks kedaerahannya,” kata Ananta yang juga Dosen di salah satu Perguruan Tinggi ini, Senin (13/1/2020) di BPPUT, Townsite II, Pangkalan Kerinci.
Ananta optimis batik produksi RBA ini mampu bersaing dengan pembatik dari luar dan para pembatik harus percaya diri ketika ada yang mempertanyakan motif buatannya.
“Itulah tugas para pembatik untuk memperkenalkan prioritas motifnya dan saya yakin dengan adanya desain baru nanti maka akan menjadi pengayaan batik di Riau,” katanya.
Sementara, Miriam menambahkan pemilihan kombinasi warna akan membuat batik menjadi semakin menarik.
“Ciri khas Batik Bono ini terang, dan ini bisa kita kreasikan lagi dengan memanfaatkan pewarna alami,” ujar Miriam yang telah berpengalaman membina kelompok pembatik di sejumlah daerah sejak 2011 silam.
CD Head RAPP, BR Binahidra Logiardi mengatakan pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas batik bono agar semakin dikenal di dunia. Salah satunya berkolaborasi dengan APR dalam menggandeng disainer dan seniman profesional di Indonesia.
"Batik ini memiliki banyak keterkaitan, mulai dari ekonomi, sosial, budaya dan nilai warisan sejarah yang kuat. Jadi kita ingin batik ini menjadi ikon Pelalawan dengan motif kebudayaan yang mendunia," jelasnya.
Ketua RBA, Siti Nurbaya berharap pelatihan ini dapat meningkatkan keahlian para pembatik sehingga Batik Bono bisa semakin diperhitungkan.
"Awalnya kami belajar batik dari nol, dan kami sangat terbantu dengan pelatihan yang difasilitasi RAPP dan APR ini, sebab batik yang kami buat masih butuh pengembangan agar bisa bersaing secara nasional,” ujar wanita yang akrab disapa Bu Baya ini.
Program batik ini merupakan bagian dari program Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang sejalan dengan tujuan SDGs (Sustainable Development Goals) untuk mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Pelatihan ini dibagi dalam empat tahapan modul. Modul pertama fokus pada pengembangan desain dan pewarnaan selama empat hari, 13-16 Januari 2020. Disusul modul berikutnya yang dilaksanakan hingga pertengahan tahun mendatang. Saat ini, ada lima motif yang sudah dipatenkan oleh RBA. Ditargetkan, hasil pelatihan ini RBA akan mematenkan sejumlah motif baru tahun 2020.(rilis)
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: [email protected]
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Rabu 13 Agustus 2025
Dosen Faperta UIR, Limetry Liana, Raih Gelar Doktor dari IPB dengan Riset Sawit Rakyat
Jumat 18 Juli 2025
Ponpes Al-Muslimun Gelar Wisuda Tahfidz 30 Juz Angkatan ke-V dan Pekan Ta'aruf Santri Baru Tahun Pelajaran 2025/2026
Rabu 21 Mei 2025
Mengukir Jalan Menuju Puncak: Admiral dan Harapan Baru Universitas Islam Riau
Kamis 13 Maret 2025
PT RAPP dan JMSI Riau Gelar Buka Puasa Bersama, Perkuat Sinergi dengan Media
Sabtu 14 September 2024
Soliditas PPP Pekanbaru Ditegaskan untuk Menangkan Edy Nasution-Dastrayani Bibra
Jumat 13 September 2024
Deklarasi Pasangan PATEN di Pekanbaru: 20.000 Kupon Diperkirakan Habis Menjelang Sabtu
Jumat 13 September 2024
Tampilkan Lima Pakar Perikanan Asing, Seminar ISFM XIII FPK Unri Berlangsung Sukses
Selasa 10 September 2024
PATEN, Balon Walikota Edy Nasution Orang Pertama Hadir di Polresta Pekanbaru
Sabtu 07 September 2024
Dr Mexsaxai Indra SH MH: Forum Warek Akademik BKS-PTN Barat Bahas Percepatan Menuju World Class University
Jumat 30 Agustus 2024
Pasangan Edy Natar-Dastriani Bibra 'Berlayar' di Pilkada Pekanbaru Meski Ada Perubahan Dukungan
Berita Terkini
Rabu 13 Agustus 2025, 17:01 WIB
Sepak Terjang Rektor UIR, Pemimpin Muda Visioner Lanjutkan Visi UIR Unggul Berkelas Dunia
Rabu 13 Agustus 2025, 14:57 WIB
BAZNAS RI Empat Tahun Pertahankan Top Brand
Rabu 13 Agustus 2025, 14:47 WIB
Disdukcapil Pekanbaru Ingatkan Warga Waspadai Oknum Tawarkan Aktivasi IKD
Rabu 13 Agustus 2025, 13:56 WIB
Dosen Faperta UIR, Limetry Liana, Raih Gelar Doktor dari IPB dengan Riset Sawit Rakyat
Rabu 13 Agustus 2025, 13:19 WIB
Turun Signifikan, Hotspot di Riau Hanya Tersisa 2 Titik
Selasa 12 Agustus 2025, 17:35 WIB
Ketua Kwarda Riau Terpilih Bersama Dispora Tinjau Buper Pusdiklatda
Selasa 12 Agustus 2025, 17:16 WIB
Semarak HUT ke-80 RI, PJS Sibolga dan Polres Tapteng Bagikan Bendera Merah Putih
Selasa 12 Agustus 2025, 11:54 WIB
Masjid Paripurna Agung Arrahman Raih Penghargaan “Masjid Bersejarah Inovatif” di Jakarta
Selasa 12 Agustus 2025, 09:48 WIB
BMKG: Sebagian Wilayah Riau Berpotensi Diguyur Hujan Hari Ini
Selasa 12 Agustus 2025, 09:36 WIB
Digelar Selama 4 Hari, Pekan Budaya Melayu Serumpun Sedot Lebih dari 60 Ribu Pengunjung