Balai TNBT Masih Menjaga Budaya Dan Kearifan Lokal Suku Pedalaman
Senin 27 April 2020, 10:06 WIB
BALAI Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT) tidak semata-mata menjaga kelestarian flora dan fuana yang ada dalam kawasan TNBT, tapi Balai TNBT sampai saat masih menjaga tatanan, budaya dan kearifan lokal masyarakat tradisional suku pedalaman yang hidup dalam kawasan atau penyanggah TNBT.
TNBT mencakup wilayah Riau dan Jambi. Selain flora dan fauna langka yang dilindungi, sampai saat ini TNBT juga menjaga dengan sangat baik masyarakat suku tradisional yang hidup di dalam kawasan, mulai dari segi budaya, adat istiadat hingga pola hidup suku pedalaman.
Masyarakat tradisional ini umumnya berada di zona tradisional TNBT dan mayoritas hidup secara berkelompok disepanjang aliran Sungai Batang Gansal.

Wilayah Riau didominasi oleh suku Talang Mamak dan Melayu Tua, sedangkan Suku Anak Dalam atau Orang Rimba mendominasi wilayah Jambi.
Masing-masing masyarakat suku tradisional ini memiliki kearifan lokal yang sampai sekarang tetap berjalan dan tertata dengan baik Keraifan lokal dan budaya masyarakat adat berkaitan erat dengan alam khususnya hutan dan sungai.

Berikut beberapa kearifan lokal yang masih terjaga dengan baik. Pertama, masyarakat suku Talang Mamak tetap menerapkan cara tradisional untuk mencari ikan yaitu dengan cara menyelam, menjaring dan memancing. Penggunaan tuba dilarang keras dan ada sangsi adat sendiri bagi mereka, sehingga tidak ada seorangpun dari mereka yang mencari ikan dengan tuba.
Kedua, masih melekat kepercayaan mereka apabila musim durian tiba, tidak semua durian bisa diambil atau dikonsumsi sampai buah penghabisan, tapi disisakan untuk "Datuk" atau Harimau.
Hal ini masih dilakukan oleh masyarakat yang menandakan masyarakat masih menganggap Datuk atau Harimau itu suatu hal yang keramat.
Ketiga, masyarakat tetap menjaga pohon-pohon penghasil buah-buahan dan dilarang ditebang.
Masyarakat menjaga kelestarian sungai dikarenakan fungsi sungai sangat berperan erat dalam kehidupan masyarakat dalam aspek ekonomi, sarana trasnportasi dan kebutuhan sehari-hari.
Kemudian masyarakat Suku Anak Dalam memiliki kebiasaan bernama Besesandingon, yaitu menjaga jarak dengan orang lain dengan cara hidup jauh di tengah hutan. Hal ini sangat sesuai dengan himbauan Physical Distancing untuk pencegahan penyebaran Covid 19.

Balai TNBT menganggap masyarakat adat adalah bagian dari ekosistem Bukit Tiga Puluh.
Adapun berbagai upaya yang dilakukan oleh Balai TNBT antara lain, Kegiatan perlindungan kawasan selalu dilakukan dengan perlindungan kawasan secara tidak langsung membantu melestarikan kearifan lokal dan budaya masyarakat itu sendiri.
Balai TNBT juga membina masyarakat adat dalam budidaya lebah madu dan hal ini mendukung upaya masyarakat dalam menjaga kelestarian pohon-pohon penghasil buah yang notabene sebagai sumber pakan lebah madu.
Balai TNBT membina kelompok sadar wisata Rantau Salo di Desa Rantau Langsat yang menjadi pelaksana acara Festival Batang Gansal. Beberapa tahun sebelumnya telah diadakan sebanyak 5 kali Festival Batang Gansal yang mengangkat budaya masyarakat adat, antara lain Pacu sampan, Pacu rakit, silat tradisional, menganyam, lomba musik gambus, lempar tombak dan gasing. Festival ini mendukung dalam menjaga kelestarian sungai Batang Gansal dan budaya Suku Tradisional Talang Mamak dan Melayu Tua.
Balai TNBT mengedukasi masyarakat adat dalam upaya pencegahan penyebaran Covid 19 meskipun resiko penyebaran Covid-19 diwilayah pemukiman suku pedalaman itu sangat minim, sebab masyarakat suku pedalaman sangat jarang berinteraksi dengan orang lain (adv Diskominfo Inhu)
TNBT mencakup wilayah Riau dan Jambi. Selain flora dan fauna langka yang dilindungi, sampai saat ini TNBT juga menjaga dengan sangat baik masyarakat suku tradisional yang hidup di dalam kawasan, mulai dari segi budaya, adat istiadat hingga pola hidup suku pedalaman.
Masyarakat suku tradisional ini telah hidup turun temurun jauh sebelum penunjukan TNBT pada 5 Oktober 1995.
Kepala Balai TNBT Ditjen KSDAE, Fifin Jogasara ketika dikonfirmasi, Senin (27/4/2020) mengatakan, terdapat 3 macam suku tradisional yang hidup di dalam kawasan TNBT yaitu suku Talang Mamak , Melayu Tua dan Suku Anak Dalam.
Petugas balai TNBT mengajari anak-anak masyarakat suku tradisional
Masing-masing masyarakat suku tradisional ini memiliki kearifan lokal yang sampai sekarang tetap berjalan dan tertata dengan baik Keraifan lokal dan budaya masyarakat adat berkaitan erat dengan alam khususnya hutan dan sungai.
Salah satu kebudayaan tradisional suku Talang Mamak
Kedua, masih melekat kepercayaan mereka apabila musim durian tiba, tidak semua durian bisa diambil atau dikonsumsi sampai buah penghabisan, tapi disisakan untuk "Datuk" atau Harimau.
Hal ini masih dilakukan oleh masyarakat yang menandakan masyarakat masih menganggap Datuk atau Harimau itu suatu hal yang keramat.
Ketiga, masyarakat tetap menjaga pohon-pohon penghasil buah-buahan dan dilarang ditebang.
Masyarakat menjaga kelestarian sungai dikarenakan fungsi sungai sangat berperan erat dalam kehidupan masyarakat dalam aspek ekonomi, sarana trasnportasi dan kebutuhan sehari-hari.
Kemudian masyarakat Suku Anak Dalam memiliki kebiasaan bernama Besesandingon, yaitu menjaga jarak dengan orang lain dengan cara hidup jauh di tengah hutan. Hal ini sangat sesuai dengan himbauan Physical Distancing untuk pencegahan penyebaran Covid 19.
Alat musik tradisional suku Talang Mamak yang masih terjaga dengan baik
Maka dari itu, Balai TNBT berupaya untuk mendukung , menjaga dan melestarikan budaya dan adat tersebut.
Balai TNBT juga membina masyarakat adat dalam budidaya lebah madu dan hal ini mendukung upaya masyarakat dalam menjaga kelestarian pohon-pohon penghasil buah yang notabene sebagai sumber pakan lebah madu.
Balai TNBT membina kelompok sadar wisata Rantau Salo di Desa Rantau Langsat yang menjadi pelaksana acara Festival Batang Gansal. Beberapa tahun sebelumnya telah diadakan sebanyak 5 kali Festival Batang Gansal yang mengangkat budaya masyarakat adat, antara lain Pacu sampan, Pacu rakit, silat tradisional, menganyam, lomba musik gambus, lempar tombak dan gasing. Festival ini mendukung dalam menjaga kelestarian sungai Batang Gansal dan budaya Suku Tradisional Talang Mamak dan Melayu Tua.
Balai TNBT mengedukasi masyarakat adat dalam upaya pencegahan penyebaran Covid 19 meskipun resiko penyebaran Covid-19 diwilayah pemukiman suku pedalaman itu sangat minim, sebab masyarakat suku pedalaman sangat jarang berinteraksi dengan orang lain (adv Diskominfo Inhu)
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: [email protected]
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Jumat 18 Juli 2025
Ponpes Al-Muslimun Gelar Wisuda Tahfidz 30 Juz Angkatan ke-V dan Pekan Ta'aruf Santri Baru Tahun Pelajaran 2025/2026
Rabu 21 Mei 2025
Mengukir Jalan Menuju Puncak: Admiral dan Harapan Baru Universitas Islam Riau
Kamis 13 Maret 2025
PT RAPP dan JMSI Riau Gelar Buka Puasa Bersama, Perkuat Sinergi dengan Media
Sabtu 14 September 2024
Soliditas PPP Pekanbaru Ditegaskan untuk Menangkan Edy Nasution-Dastrayani Bibra
Jumat 13 September 2024
Deklarasi Pasangan PATEN di Pekanbaru: 20.000 Kupon Diperkirakan Habis Menjelang Sabtu
Jumat 13 September 2024
Tampilkan Lima Pakar Perikanan Asing, Seminar ISFM XIII FPK Unri Berlangsung Sukses
Selasa 10 September 2024
PATEN, Balon Walikota Edy Nasution Orang Pertama Hadir di Polresta Pekanbaru
Sabtu 07 September 2024
Dr Mexsaxai Indra SH MH: Forum Warek Akademik BKS-PTN Barat Bahas Percepatan Menuju World Class University
Jumat 30 Agustus 2024
Pasangan Edy Natar-Dastriani Bibra 'Berlayar' di Pilkada Pekanbaru Meski Ada Perubahan Dukungan
Senin 19 Agustus 2024
Pilkada Serentak, Momentum Mahasiswa Laksanakan Tugas Sebagai Agen Perubahan
Berita Terkini
Rabu 06 Agustus 2025, 11:17 WIB
Wali Kota Pekanbaru Pastikan Tak Ada Pemberhentian THL RSD Madani, Relokasi Segera Berlangsung
Rabu 06 Agustus 2025, 10:17 WIB
Gubernur Riau Akan Rotasi Pejabat Berdasarkan Kinerja
Rabu 06 Agustus 2025, 10:02 WIB
Pertama Kali, Mahkota Asli Sultan Siak Akan Ditampilkan di Momen HUT ke-68 Riau
Rabu 06 Agustus 2025, 09:57 WIB
Pangdam I/BB Pimpin Langsung Pemadaman Karhutla di Riau
Rabu 06 Agustus 2025, 09:54 WIB
Gubernur Riau Terima Penghargaan BWI Awards 2025
Rabu 06 Agustus 2025, 09:50 WIB
Pemprov Riau Perpanjang Status Tanggap Darurat Karhutla Selama 14 Hari
Selasa 05 Agustus 2025, 16:23 WIB
Wabup Rokan Hilir Apresiasi Kunjungan Pangdam I/BB dan Danrem ke Riau
Selasa 05 Agustus 2025, 15:58 WIB
Dilantik Ketum YLPI Riau, Rektor UIR Assoc Prof Admiral Resmi Jabat Komisaris PT Uirausaha Investasa
Selasa 05 Agustus 2025, 13:43 WIB
Pemprov Riau Dukung SOIna Buka Ruang Luas Untuk Anak Disabilitas Intelektual
Selasa 05 Agustus 2025, 13:38 WIB
Pemko Pekanbaru Komitmen Bantu Anak Putus Sekolah dari Luar Daerah