Minggu, 10 Agustus 2025

Breaking News

  • Doa untuk Almarhumah Hj Basyariah Dipanjatkan Sebelum Laga Final Piala Ketua PSSI Rohil   ●   
  • Kasus Hondro Memanas, Massa Geruduk Polda Riau, Polisi Buka Suara   ●   
  • Menteri Kebudayaan Fadli Zon Secara Resmi Buka Pekan Budaya Melayu Serumpun   ●   
  • Apel Peringatan Hari Jadi Provinsi Riau ke-68, Gubernur Abdul Wahid: Mari Jaga Marwah Melayu dan Majukan Daerah   ●   
  • PJS Berduka, Waka DPD PJS Babel Diduga Dibunuh, Jasad Dibuang ke Sumur Kebun   ●   
Harga Minyak Dunia Stabil Akibat Tarik Menarik Sentimen
Selasa 02 Juni 2020, 09:12 WIB
Harga minyak stabil akibat tarik menarik sentimen. Ilustrasi.

Jakarta, berazamcom -- Harga minyak berjangka bergerak stabil pada akhir perdagangan Senin (1/6) waktu AS atau Selasa (2/6) pagi WIB akibat tarik menarik sentimen. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli turun tipis lima sen atau 0,1 persen ke US$35,44 per barel.

Sementara itu, minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus naik tipis US$0,48 atau 1,3 persen ke US$38,32 dolar AS per barel.

Minyak pada awal pekan mendapatkan tekanan dari peningkatan ketegangan hubungan antara AS dengan China. Tekanan meningkat setelah China memperingatkan akan melakukan pembalasan atas langkah AS di Hong Kong.

China telah meminta perusahaan milik negara untuk menghentikan pembelian kedelai dan babi dari Amerika Serikat. Langkah itu mereka lakukan setelah Washington mengatakan akan menghilangkan perlakuan khusus AS bagi Hong Kong demi menghukum Beijing.

"Kemungkinan meningkatnya ketegangan memang menimbulkan risiko bagi kenaikan harga minyak baru-baru ini," kata Harry Tchilinguirian, kepala penelitian komoditas di BNP Paribas seperti dikutip dari Antara, Selasa (2/6).

Namun, di tengah tekanan tersebut, minyak mendapatkan angin segar dari kabar bahwa OPEC dan Rusia hampir mencapai kesepakatan memperpanjang pemangkasan produksi.

Harga minyak mendapat dukungan setelah berita bahwa Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, bergerak lebih dekat ke kompromi pada perpanjangan pemotongan produksi minyak dan sedang membahas perpanjangan pembatasan satu hingga dua bulan.

Aljazair, yang memegang jabatan presiden OPEC telah mengusulkan agar OPEC+ memajukan pertemuan dari yang awalnya akan dilaksanakan pada 9-10 Juni menjadi 4 Juni.

OPEC+ sepakat pada April untuk memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari untuk Mei dan Juni karena pandemi COVID-19 merusak permintaan. Cadangan di Cushing, Oklahoma, turun menjadi 54,3 juta barel dalam seminggu yang berakhir 29 Mei, kata para pedagang, mengutip laporan Genscape pada Senin (1/6) kemarin.

Bank of America mengatakan pada Senin (1/6/2020) bahwa mereka percaya bahwa penutupan minyak Amerika Utara memuncak pada Mei. "Harga minyak telah menguat ke tingkat di mana penutupan tidak lagi masuk akal dan seharusnya benar-benar mendorong produsen untuk segera mengembalikan produksi," menurut laporan BofA Global Research.*

[]bazm-13
sumber: CNN Indonesia.com



Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: [email protected]


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top