Sri Mulyani Soroti Bunga Utang untuk Penanganan Corona
Kamis 02 Juli 2020, 07:45 WIB
Ilustrasi
Pekanbaru, berazamcom - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyoroti sejumlah lembaga pembiayaan atau kreditor multilateral yang memberikan utang dengan bunga tinggi kepada negara-negara berkembang di tengah pandemi covid-19.
Padahal, di tengah pandemi covid-19 pembiayaan melalui pinjaman luar negeri merupakan salah satu jalan yang bisa diambil untuk mengatasi kekurangan anggaran penanganan kesehatan maupun pemulihan ekonomi.
Hal tersebut ia sampaikan dalam diskusi virtual bertajuk Rebrithing The Global Economy to Deliver Sustainable Development yang diselenggarakan United Nation, Rabu (1/7).
"Walaupun situasi keuangan global ditandai dengan tingkat interest rate yang sangat rendah, kadang-kadang bahkan nol, tetapi bagi banyak negara berpenghasilan rendah dan negara berkembang, ketika mereka mengakses pembiayaan global ini mereka harus membayar sedemikian harga yang sangat tinggi," ujar Ani, panggilan akrabnya.
"Banyak negara berkembang harus menderita karena akses terbatas, serta harga yang sangat tinggi dan mereka tidak menghadapi pertumbuhan yang berada di bawah tingkat bunga yang harus mereka bayar," imbuhnya.
Menurut dia, keadaan ini menunjukkan masih ada diskriminasi terhadap negara-negara berkembang untuk bisa mengakses pembiayaan yang murah dari lembaga multilateral.
"Ini adalah diskriminasi, dan tidak menciptakan kesempatan yang sama bagi banyak negara untuk dapat mengejar ketinggalan, atau untuk mengatasi masalah terkait pandemik ini dengan cara modern yang disebut 'kualitas yang lebih baik"," sebut Ani.
Meski demikian, kata Ani, bukan berarti kreditor multilateral memberikan bunga tinggi kepada negara-negara berkembang. Ia mengatakan banyak pula lembaga yang mendukung negara-negara berkembang dengan utang murah untuk biaya social safety net covid-19.
Hanya saja karena jumlahnya terbatas, akhirnya banyak negara harus beralih ke alternatif pembiayaan lain mulai dari pasar modal, obligasi dan sebagainya.
"Dalam hal ini saya benar-benar ingin menyatakan penghargaan saya kepada beberapa lembaga multilateral yang merespons dengan menyediakan tidak hanya pembiayaan dan pencairan yang sangat cepat tetapi juga berfokus untuk mendukung negara-negara untuk dapat mengatasi masalah ini," pungkasnya.
[]Sumber: cnnindonesia.com
Padahal, di tengah pandemi covid-19 pembiayaan melalui pinjaman luar negeri merupakan salah satu jalan yang bisa diambil untuk mengatasi kekurangan anggaran penanganan kesehatan maupun pemulihan ekonomi.
Hal tersebut ia sampaikan dalam diskusi virtual bertajuk Rebrithing The Global Economy to Deliver Sustainable Development yang diselenggarakan United Nation, Rabu (1/7).
"Walaupun situasi keuangan global ditandai dengan tingkat interest rate yang sangat rendah, kadang-kadang bahkan nol, tetapi bagi banyak negara berpenghasilan rendah dan negara berkembang, ketika mereka mengakses pembiayaan global ini mereka harus membayar sedemikian harga yang sangat tinggi," ujar Ani, panggilan akrabnya.
"Banyak negara berkembang harus menderita karena akses terbatas, serta harga yang sangat tinggi dan mereka tidak menghadapi pertumbuhan yang berada di bawah tingkat bunga yang harus mereka bayar," imbuhnya.
Menurut dia, keadaan ini menunjukkan masih ada diskriminasi terhadap negara-negara berkembang untuk bisa mengakses pembiayaan yang murah dari lembaga multilateral.
"Ini adalah diskriminasi, dan tidak menciptakan kesempatan yang sama bagi banyak negara untuk dapat mengejar ketinggalan, atau untuk mengatasi masalah terkait pandemik ini dengan cara modern yang disebut 'kualitas yang lebih baik"," sebut Ani.
Meski demikian, kata Ani, bukan berarti kreditor multilateral memberikan bunga tinggi kepada negara-negara berkembang. Ia mengatakan banyak pula lembaga yang mendukung negara-negara berkembang dengan utang murah untuk biaya social safety net covid-19.
Hanya saja karena jumlahnya terbatas, akhirnya banyak negara harus beralih ke alternatif pembiayaan lain mulai dari pasar modal, obligasi dan sebagainya.
"Dalam hal ini saya benar-benar ingin menyatakan penghargaan saya kepada beberapa lembaga multilateral yang merespons dengan menyediakan tidak hanya pembiayaan dan pencairan yang sangat cepat tetapi juga berfokus untuk mendukung negara-negara untuk dapat mengatasi masalah ini," pungkasnya.
[]Sumber: cnnindonesia.com
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Rabu 15 Mei 2024
Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Berita Terkini
Jumat 17 Mei 2024, 22:20 WIB
Dinkes Siak dan Apkesmi Gelar Webinar, Perkenalkan Program ILP
Jumat 17 Mei 2024, 10:57 WIB
Mahasiswa Hukum UIR Raih Best Speaker di Kontes Duta Wisata Riau 2024
Jumat 17 Mei 2024, 10:53 WIB
UIR Terima Bantuan Dana Pendidikan Sebesar Rp 70 Juta dari Bank Syariah Indonesia
Jumat 17 Mei 2024, 10:48 WIB
Viral! Beredar video Harimau Mati Tertabrak Mobil di Tol Permai, Ternyata Begini Faktanya
Jumat 17 Mei 2024, 10:41 WIB
Kisah Kontroversial Pemanggilan Pejabat Eselon 2 di Pemprov Riau: dari Spekulasi hingga Tersangka
Kamis 16 Mei 2024, 13:18 WIB
Tuhan Sedang Menyapa Kita
Kamis 16 Mei 2024, 07:57 WIB
Konsistensi Syamsuar Dipertanyakan: Dulu Tidak Maju, Sekarang Maju, Harris pun Merasa Tertipu?
Rabu 15 Mei 2024, 15:08 WIB
KPU Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju Pilkada 2024
Rabu 15 Mei 2024, 13:21 WIB
Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau
Rabu 15 Mei 2024, 12:15 WIB
Calon Pemimpin Riau Mendatang, Syamsuar Pastikan Maju Gubernur Riau