Demo Desak Netanyahu Mundur Meluas ke Yerusalem dan Tel Aviv
Minggu 26 Juli 2020, 15:36 WIB

Jakarta, berazamcom -- Ribuan warga Israel melakukan aksi di sejumlah kota besar, termasuk Yerusalem dan Tel Aviv. Mereka menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mundur dari jabatannya.
Ia diminta mundur karena dianggap tidak bisa menangani pandemi covid-19 dengan baik di Israel.
Mengutip AFP, sebelumnya di Yerusalem pada Sabtu (25/7).
Massa beraksi sambil mengungkit dakwaan terhadap Netanyahu pada Januari lalu terkait penyuapan, penipuan dan pelanggaran kepercayaan dalam tiga kasus. Ia menyangkal semua tuduhan tersebut.
"Kami muak dengan koruptor," tulis beberapa poster yang dibawa massa.
"Di mana moral? Di mana nilainya," tulis poster lainnya.
Selain itu, massa aksi juga mengecam undang-undang yang memberikan pemerintah kekuatan khusus untuk memerangi penyebaran virus hingga akhir 2021. UU tersebut baru disahkan pekan ini.
Dampak ekonomi dari pandemi yang dirasakan Israel cukup signifikan. Salah satunya angka pengangguran yang melonjak dari 3,4 persen pada Februari menjadi 27 persen pada April, dan turun menjadi 23,5 persen pada Mei.
Kasus infeksi virus corona di Israel sendiri sudah mencapai 60.496 kasus, sekitar 455 kasus di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Pembatasan yang dilakukan untuk menekan kasus ini pun berpengaruh pada kegiatan masyarakat.
Pembatasan tempat hiburan seperti bar, klub malam sampai pusat kebugaran kembali ditetapkan pemerintah ketika kasus baru di Israel mencapai lebih dari 1.000 orang dalam beberapa pekan terakhir.
Pemerintah Israel sempat mendapat pujian dalam penanganan corona. Namun belakangan dampak ekonomi mulai meresahkan masyarakat. Pemerintah dinilai belum banyak turun tangan membantu masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
Ia diminta mundur karena dianggap tidak bisa menangani pandemi covid-19 dengan baik di Israel.
Mengutip AFP, sebelumnya di Yerusalem pada Sabtu (25/7).
Massa beraksi sambil mengungkit dakwaan terhadap Netanyahu pada Januari lalu terkait penyuapan, penipuan dan pelanggaran kepercayaan dalam tiga kasus. Ia menyangkal semua tuduhan tersebut.
"Kami muak dengan koruptor," tulis beberapa poster yang dibawa massa.
"Di mana moral? Di mana nilainya," tulis poster lainnya.
Selain itu, massa aksi juga mengecam undang-undang yang memberikan pemerintah kekuatan khusus untuk memerangi penyebaran virus hingga akhir 2021. UU tersebut baru disahkan pekan ini.
Dampak ekonomi dari pandemi yang dirasakan Israel cukup signifikan. Salah satunya angka pengangguran yang melonjak dari 3,4 persen pada Februari menjadi 27 persen pada April, dan turun menjadi 23,5 persen pada Mei.
Kasus infeksi virus corona di Israel sendiri sudah mencapai 60.496 kasus, sekitar 455 kasus di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Pembatasan yang dilakukan untuk menekan kasus ini pun berpengaruh pada kegiatan masyarakat.
Pembatasan tempat hiburan seperti bar, klub malam sampai pusat kebugaran kembali ditetapkan pemerintah ketika kasus baru di Israel mencapai lebih dari 1.000 orang dalam beberapa pekan terakhir.
Pemerintah Israel sempat mendapat pujian dalam penanganan corona. Namun belakangan dampak ekonomi mulai meresahkan masyarakat. Pemerintah dinilai belum banyak turun tangan membantu masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
Buntutnya sejumlah unjuk rasa digelar dalam beberapa pekan terakhir menuntut penanganan pemerintah. Dalam beberapa kasus, polisi bahkan harus menyemprot demonstran dengan meriam air dan melukai sejumlah massa aksi.*
[]bazm-13
sumber: CNN Indonesia.com
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: [email protected]
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Rabu 13 Agustus 2025
Dosen Faperta UIR, Limetry Liana, Raih Gelar Doktor dari IPB dengan Riset Sawit Rakyat
Jumat 18 Juli 2025
Ponpes Al-Muslimun Gelar Wisuda Tahfidz 30 Juz Angkatan ke-V dan Pekan Ta'aruf Santri Baru Tahun Pelajaran 2025/2026
Rabu 21 Mei 2025
Mengukir Jalan Menuju Puncak: Admiral dan Harapan Baru Universitas Islam Riau
Kamis 13 Maret 2025
PT RAPP dan JMSI Riau Gelar Buka Puasa Bersama, Perkuat Sinergi dengan Media
Sabtu 14 September 2024
Soliditas PPP Pekanbaru Ditegaskan untuk Menangkan Edy Nasution-Dastrayani Bibra
Jumat 13 September 2024
Deklarasi Pasangan PATEN di Pekanbaru: 20.000 Kupon Diperkirakan Habis Menjelang Sabtu
Jumat 13 September 2024
Tampilkan Lima Pakar Perikanan Asing, Seminar ISFM XIII FPK Unri Berlangsung Sukses
Selasa 10 September 2024
PATEN, Balon Walikota Edy Nasution Orang Pertama Hadir di Polresta Pekanbaru
Sabtu 07 September 2024
Dr Mexsaxai Indra SH MH: Forum Warek Akademik BKS-PTN Barat Bahas Percepatan Menuju World Class University
Jumat 30 Agustus 2024
Pasangan Edy Natar-Dastriani Bibra 'Berlayar' di Pilkada Pekanbaru Meski Ada Perubahan Dukungan
Berita Terkini
Rabu 13 Agustus 2025, 17:01 WIB
Sepak Terjang Rektor UIR, Pemimpin Muda Visioner Lanjutkan Visi UIR Unggul Berkelas Dunia
Rabu 13 Agustus 2025, 14:57 WIB
BAZNAS RI Empat Tahun Pertahankan Top Brand
Rabu 13 Agustus 2025, 14:47 WIB
Disdukcapil Pekanbaru Ingatkan Warga Waspadai Oknum Tawarkan Aktivasi IKD
Rabu 13 Agustus 2025, 13:56 WIB
Dosen Faperta UIR, Limetry Liana, Raih Gelar Doktor dari IPB dengan Riset Sawit Rakyat
Rabu 13 Agustus 2025, 13:19 WIB
Turun Signifikan, Hotspot di Riau Hanya Tersisa 2 Titik
Selasa 12 Agustus 2025, 17:35 WIB
Ketua Kwarda Riau Terpilih Bersama Dispora Tinjau Buper Pusdiklatda
Selasa 12 Agustus 2025, 17:16 WIB
Semarak HUT ke-80 RI, PJS Sibolga dan Polres Tapteng Bagikan Bendera Merah Putih
Selasa 12 Agustus 2025, 11:54 WIB
Masjid Paripurna Agung Arrahman Raih Penghargaan “Masjid Bersejarah Inovatif” di Jakarta
Selasa 12 Agustus 2025, 09:48 WIB
BMKG: Sebagian Wilayah Riau Berpotensi Diguyur Hujan Hari Ini
Selasa 12 Agustus 2025, 09:36 WIB
Digelar Selama 4 Hari, Pekan Budaya Melayu Serumpun Sedot Lebih dari 60 Ribu Pengunjung