Jepang Resesi Meski Tak Lockdown
Selasa 18 Agustus 2020, 08:02 WIB

Jakarta, berazamcom - Resesi ekonomi Jepang kian dalam. Padahal Negeri Matahari tersebut tidak melakukan lockdown total dalam menangani pandemi Corona dan sempat dipuji oleh pemerintah Indonesia.
Ekonominya pada kuartal II-2020 kembali mengalami kontraksi -7,8% dibanding kuartal sebelumnya -2,2%. Sementara secara tahunan atau year on year (yoy), ekonomi kuartal II -27,8%. Penurunan aktivitas ekonomi itu tidak bisa dihindari karena pekerja dan konsumen memilih membatasi kegiatannya di luar meskipun tidak diterapkan lockdown.
"Kami mengalami pukulan besar pada bulan April dan Mei, tetapi ekonomi mencapai titik terendah pada bulan Mei, dan pada bulan Juni kami benar-benar mengalami rebound yang cukup besar," kata Kepala Ekonom Jepang di Bank of America Merrill Lynch, Izumi Devalier dikutip dari New York Times, Senin (17/8/2020).
Meskipun masuk jurang resesi, pada akhir kuartal II-2020 efek penuh dari paket stimulus ekonomi sekitar 40% dari produk domestik bruto termasuk pemberian tunai dan pinjaman tanpa bunga sudah mulai terasa. Jepang diprediksi keluar dari resesi lebih cepat dari yang dipikirkan banyak orang.
Peningkatan tersebut sebagian besar didorong oleh berakhirnya keadaan darurat nasional negara itu pada akhir Mei, ketika pekerja mulai kembali ke kantor dan konsumen kembali ke toko, didukung oleh subsidi pemerintah.
"Kami mengalami rebound pembukaan kembali pada bulan Juni karena orang-orang mulai keluar dan berbelanja lagi. Pemberian uang tunai pada dasarnya diterima dari akhir Mei hingga Juni, jadi ketika ekonomi dibuka kembali, orang-orang memiliki uang tunai untuk dihabiskan," ucap Devalier.
Itu menjadi peningkatan tajam dalam penjualan ritel di bulan Juni. Produksi dan ekspor industri juga meningkat dan tingkat pengangguran negara itu benar-benar turun sepersepuluh poin menjadi 2,8% selama bulan yang sama.
Namun semua itu tergantung dari bagaimana negara itu mengendalikan virus Corona. Klik halaman selanjutnya.
Pada bulan Juni, saat jumlah virus rendah pemerintah pusat mulai kampanye untuk mendorong perjalanan domestik dengan harapan menghidupkan kembali pariwisata lokal dan ekonomi jasa yang hampir mati. Tetapi kasus baru meningkat lagi pada Juli.
Gubernur Okinawa dan prefektur Aichi di Jepang telah menekan pemerintah pusat untuk bertindak. Pemerintah Tokyo telah meminta restoran dan bar tutup pada pukul 10 malam setelah dilaporkan ada lebih dari 200 kasus baru sehari selama sebulan terakhir.
Hal itu membuat konsumen gelisah dan menghentikan peningkatan belanja yang terlihat di bulan Juni, sehingga rebound di kuartal III-2020 berisiko menjadi cukup lemah.
"Korporasi dan konsumen memiliki kemampuan untuk menahan guncangan jangka pendek. Tetapi semakin lama kita berada di bawah normal, semakin lama kita berada jauh di bawah normal, akan ada efek urutan kedua yang akan mengarah pada keseimbangan pemulihan yang lebih lamban," tegasnya.
Ekonom di NLI Research Institute, Taro Saito mengatakan ketidakpastian seputar virus sulit untuk memprediksi masa depan. Dia menyebut butuh waktu setidaknya tiga tahun bagi ekonomi Jepang untuk kembali ke tingkat sebelum pandemi.
Ekonominya pada kuartal II-2020 kembali mengalami kontraksi -7,8% dibanding kuartal sebelumnya -2,2%. Sementara secara tahunan atau year on year (yoy), ekonomi kuartal II -27,8%. Penurunan aktivitas ekonomi itu tidak bisa dihindari karena pekerja dan konsumen memilih membatasi kegiatannya di luar meskipun tidak diterapkan lockdown.
"Kami mengalami pukulan besar pada bulan April dan Mei, tetapi ekonomi mencapai titik terendah pada bulan Mei, dan pada bulan Juni kami benar-benar mengalami rebound yang cukup besar," kata Kepala Ekonom Jepang di Bank of America Merrill Lynch, Izumi Devalier dikutip dari New York Times, Senin (17/8/2020).
Meskipun masuk jurang resesi, pada akhir kuartal II-2020 efek penuh dari paket stimulus ekonomi sekitar 40% dari produk domestik bruto termasuk pemberian tunai dan pinjaman tanpa bunga sudah mulai terasa. Jepang diprediksi keluar dari resesi lebih cepat dari yang dipikirkan banyak orang.
Peningkatan tersebut sebagian besar didorong oleh berakhirnya keadaan darurat nasional negara itu pada akhir Mei, ketika pekerja mulai kembali ke kantor dan konsumen kembali ke toko, didukung oleh subsidi pemerintah.
"Kami mengalami rebound pembukaan kembali pada bulan Juni karena orang-orang mulai keluar dan berbelanja lagi. Pemberian uang tunai pada dasarnya diterima dari akhir Mei hingga Juni, jadi ketika ekonomi dibuka kembali, orang-orang memiliki uang tunai untuk dihabiskan," ucap Devalier.
Itu menjadi peningkatan tajam dalam penjualan ritel di bulan Juni. Produksi dan ekspor industri juga meningkat dan tingkat pengangguran negara itu benar-benar turun sepersepuluh poin menjadi 2,8% selama bulan yang sama.
Namun semua itu tergantung dari bagaimana negara itu mengendalikan virus Corona. Klik halaman selanjutnya.
Pada bulan Juni, saat jumlah virus rendah pemerintah pusat mulai kampanye untuk mendorong perjalanan domestik dengan harapan menghidupkan kembali pariwisata lokal dan ekonomi jasa yang hampir mati. Tetapi kasus baru meningkat lagi pada Juli.
Gubernur Okinawa dan prefektur Aichi di Jepang telah menekan pemerintah pusat untuk bertindak. Pemerintah Tokyo telah meminta restoran dan bar tutup pada pukul 10 malam setelah dilaporkan ada lebih dari 200 kasus baru sehari selama sebulan terakhir.
Hal itu membuat konsumen gelisah dan menghentikan peningkatan belanja yang terlihat di bulan Juni, sehingga rebound di kuartal III-2020 berisiko menjadi cukup lemah.
"Korporasi dan konsumen memiliki kemampuan untuk menahan guncangan jangka pendek. Tetapi semakin lama kita berada di bawah normal, semakin lama kita berada jauh di bawah normal, akan ada efek urutan kedua yang akan mengarah pada keseimbangan pemulihan yang lebih lamban," tegasnya.
Ekonom di NLI Research Institute, Taro Saito mengatakan ketidakpastian seputar virus sulit untuk memprediksi masa depan. Dia menyebut butuh waktu setidaknya tiga tahun bagi ekonomi Jepang untuk kembali ke tingkat sebelum pandemi.
"Kami mungkin telah keluar dari periode terburuk. Tetapi kami masih jauh dari apa yang disebut normal," tandasnya.*
[]bazm-13
sumber: detik.com
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: [email protected]
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Rabu 13 Agustus 2025
Dosen Faperta UIR, Limetry Liana, Raih Gelar Doktor dari IPB dengan Riset Sawit Rakyat
Jumat 18 Juli 2025
Ponpes Al-Muslimun Gelar Wisuda Tahfidz 30 Juz Angkatan ke-V dan Pekan Ta'aruf Santri Baru Tahun Pelajaran 2025/2026
Rabu 21 Mei 2025
Mengukir Jalan Menuju Puncak: Admiral dan Harapan Baru Universitas Islam Riau
Kamis 13 Maret 2025
PT RAPP dan JMSI Riau Gelar Buka Puasa Bersama, Perkuat Sinergi dengan Media
Sabtu 14 September 2024
Soliditas PPP Pekanbaru Ditegaskan untuk Menangkan Edy Nasution-Dastrayani Bibra
Jumat 13 September 2024
Deklarasi Pasangan PATEN di Pekanbaru: 20.000 Kupon Diperkirakan Habis Menjelang Sabtu
Jumat 13 September 2024
Tampilkan Lima Pakar Perikanan Asing, Seminar ISFM XIII FPK Unri Berlangsung Sukses
Selasa 10 September 2024
PATEN, Balon Walikota Edy Nasution Orang Pertama Hadir di Polresta Pekanbaru
Sabtu 07 September 2024
Dr Mexsaxai Indra SH MH: Forum Warek Akademik BKS-PTN Barat Bahas Percepatan Menuju World Class University
Jumat 30 Agustus 2024
Pasangan Edy Natar-Dastriani Bibra 'Berlayar' di Pilkada Pekanbaru Meski Ada Perubahan Dukungan
Berita Terkini
Kamis 14 Agustus 2025, 12:56 WIB
Pemprov Riau Dukung Program Nasional 3 Juta Rumah, Berharap Mampu Atasi Kemiskinan
Kamis 14 Agustus 2025, 12:19 WIB
Mobil Bermasalah? Spesialis Kabel Mobil Pekanbaru Punya Solusi Lengkap
Kamis 14 Agustus 2025, 11:19 WIB
Pemko Pekabaru akan Luncurkan Sejumlah Mobil Pelayanan Masyarakat di HUT RI Ke-80
Kamis 14 Agustus 2025, 11:16 WIB
Tahapan Penjaringan Rampung, Pemko Pastikan Seluruh Anak Putus Sekolah di Pekanbaru akan Kembali Bersekolah
Kamis 14 Agustus 2025, 11:11 WIB
BMKG: Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah Riau Hari Ini
Kamis 14 Agustus 2025, 11:07 WIB
Gandeng Investor, Pemko Pekanbaru akan Sulap Tepian Sungai Siak Jadi Objek Wisata dan Kuliner
Kamis 14 Agustus 2025, 10:57 WIB
63 Kg Ganja Kering Disembunyikan di Atap Gedung PKM UIN Suska Riau
Kamis 14 Agustus 2025, 10:48 WIB
Wabup Rokan Hilir Apresiasi Kunjungan Inspektorat Kemensos RI Bahas Program Sekolah Rakyat
Rabu 13 Agustus 2025, 22:40 WIB
Wabup Rohil Jhony Charles Tutup Final KONI Cup 2025, TBS Raih Juara Pertama
Rabu 13 Agustus 2025, 17:01 WIB
Sepak Terjang Rektor UIR, Pemimpin Muda Visioner Lanjutkan Visi UIR Unggul Berkelas Dunia