Kasus Corona di Korsel Melonjak ke Tingkat Tertinggi Selama 5 Bulan
Kamis 20 Agustus 2020, 09:16 WIB

Jakarta, berazamcom - Lonjakan jumlah kasus virus corona di Korea Selatan mendorong pihak berwenang memperketat pembatasan di beberapa wilayah, padahal negara itu sebelumnya dianggap sebagai salah satu negara yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19 ini.
Pada Rabu (19/08), Korea Selatan (Korsel) mencatat 297 kasus baru yang merupakan jumlah harian terbanyak sejak Maret lalu.
Maka mulai hari yang sama, tempat-tempat usaha yang masuk kategori risiko tinggi seperti museum, klab malam, tempat karaoke dan restoran prasmanan diharuskan tutup di Seoul, Incheon dan Provinsi Gyeonggi.
Acara di dalam ruangan dibatasi hanya boleh dihadiri maksimal 50 orang, dan acara di luar ruangan hanya boleh dihadiri oleh maksimal 100 orang.
Korsel dianggap sebagai salah satu negara yang berhasil mengendalikan penyebaran penyakit itu,tetapi lonjakan kasus baru, sebagian besar terkait dengan penularan di gereja, memunculkan kekhawatiran akan wabah lebih luas.
Jumlah kasus pada Rabu (19/08) mencapai tiga digit yang keenam hari berturut-turut setelah berminggu-minggu sebelumnya rata-rata sekitar 40 kasus. Dari 297 kasus yang dilaporkan, 252 di antaranya terjadi di wilayah sekitar Seoul.
Sebagian besar kasus baru tersebut berkaitan dengan penularan di Gereja Sarang Jeil, yang pendetanya vokal mengritik Presiden Moon Jae-in.
Dua alasan penting
Kasus virus corona di lingkungan Gereja Sarang Jeil terjadi setelah penularan di gereja lain, Gereja Shincheonji, yang sebelumnya juga telah diidentifikasi sebagai klaster virus corona terbesar di Korsel.
Kelompok agama yang kontroversial ini dikaitkan dengan lebih dari 5.200 kasus.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea mengatakan sejauh ini jumlah jemaat Gereja Sarang Jeil yang terinfeksi mencapai 623 orang.
Myeongdong, Seoul, Korea Selatan, virus corona
Pusat perbelanjaan Myeongdong, Seoul, sepi pengunjung sejak diberlakukan pembatasan ketat bersamaan dengan lonjakan kasus Covid-19. (Reuters)
Pihak berwenang sudah melarang seluruh kegiatan peribadatan langsung di gereja di tengah upaya melacak para jemaat agar mereka melakukan karantina mandiri dan menjalani tes.
"Kita menghadapi krisis di mana jika penyebaran yang sedang terjadi ini tidak dikendalikan, itu akan menyebabkan ledakan kasus, yang pada akhirnya dapat melumpuhkan sistem kesehatan dan menghancurkan perekonomian kita," kata Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea, Jeong Eun-kyeong.
Wartawan BBC di Seoul, Laura Bicker, melaporkan ada dua kekhawatiran utama atas lonjakan kasus baru ini.
Pada Rabu (19/08), Korea Selatan (Korsel) mencatat 297 kasus baru yang merupakan jumlah harian terbanyak sejak Maret lalu.
Maka mulai hari yang sama, tempat-tempat usaha yang masuk kategori risiko tinggi seperti museum, klab malam, tempat karaoke dan restoran prasmanan diharuskan tutup di Seoul, Incheon dan Provinsi Gyeonggi.
Acara di dalam ruangan dibatasi hanya boleh dihadiri maksimal 50 orang, dan acara di luar ruangan hanya boleh dihadiri oleh maksimal 100 orang.
Korsel dianggap sebagai salah satu negara yang berhasil mengendalikan penyebaran penyakit itu,tetapi lonjakan kasus baru, sebagian besar terkait dengan penularan di gereja, memunculkan kekhawatiran akan wabah lebih luas.
Jumlah kasus pada Rabu (19/08) mencapai tiga digit yang keenam hari berturut-turut setelah berminggu-minggu sebelumnya rata-rata sekitar 40 kasus. Dari 297 kasus yang dilaporkan, 252 di antaranya terjadi di wilayah sekitar Seoul.
Sebagian besar kasus baru tersebut berkaitan dengan penularan di Gereja Sarang Jeil, yang pendetanya vokal mengritik Presiden Moon Jae-in.
Dua alasan penting
Kasus virus corona di lingkungan Gereja Sarang Jeil terjadi setelah penularan di gereja lain, Gereja Shincheonji, yang sebelumnya juga telah diidentifikasi sebagai klaster virus corona terbesar di Korsel.
Kelompok agama yang kontroversial ini dikaitkan dengan lebih dari 5.200 kasus.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea mengatakan sejauh ini jumlah jemaat Gereja Sarang Jeil yang terinfeksi mencapai 623 orang.
Myeongdong, Seoul, Korea Selatan, virus corona
Pusat perbelanjaan Myeongdong, Seoul, sepi pengunjung sejak diberlakukan pembatasan ketat bersamaan dengan lonjakan kasus Covid-19. (Reuters)
Pihak berwenang sudah melarang seluruh kegiatan peribadatan langsung di gereja di tengah upaya melacak para jemaat agar mereka melakukan karantina mandiri dan menjalani tes.
"Kita menghadapi krisis di mana jika penyebaran yang sedang terjadi ini tidak dikendalikan, itu akan menyebabkan ledakan kasus, yang pada akhirnya dapat melumpuhkan sistem kesehatan dan menghancurkan perekonomian kita," kata Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea, Jeong Eun-kyeong.
Wartawan BBC di Seoul, Laura Bicker, melaporkan ada dua kekhawatiran utama atas lonjakan kasus baru ini.
"Pertama, wabah terjadi di kawasan sekitar Seoul yang sangat padat,dan kedua klaster ini lagi-lagi melibatkan gereja yang sangat tertutup dan ratusan jemaatnya memberikan nomer kontak palsu dalam acara-acara perkumpulan," jelasnya.*
[]bazm-13
sumber: detik.com
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: [email protected]
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Rabu 13 Agustus 2025
Dosen Faperta UIR, Limetry Liana, Raih Gelar Doktor dari IPB dengan Riset Sawit Rakyat
Jumat 18 Juli 2025
Ponpes Al-Muslimun Gelar Wisuda Tahfidz 30 Juz Angkatan ke-V dan Pekan Ta'aruf Santri Baru Tahun Pelajaran 2025/2026
Rabu 21 Mei 2025
Mengukir Jalan Menuju Puncak: Admiral dan Harapan Baru Universitas Islam Riau
Kamis 13 Maret 2025
PT RAPP dan JMSI Riau Gelar Buka Puasa Bersama, Perkuat Sinergi dengan Media
Sabtu 14 September 2024
Soliditas PPP Pekanbaru Ditegaskan untuk Menangkan Edy Nasution-Dastrayani Bibra
Jumat 13 September 2024
Deklarasi Pasangan PATEN di Pekanbaru: 20.000 Kupon Diperkirakan Habis Menjelang Sabtu
Jumat 13 September 2024
Tampilkan Lima Pakar Perikanan Asing, Seminar ISFM XIII FPK Unri Berlangsung Sukses
Selasa 10 September 2024
PATEN, Balon Walikota Edy Nasution Orang Pertama Hadir di Polresta Pekanbaru
Sabtu 07 September 2024
Dr Mexsaxai Indra SH MH: Forum Warek Akademik BKS-PTN Barat Bahas Percepatan Menuju World Class University
Jumat 30 Agustus 2024
Pasangan Edy Natar-Dastriani Bibra 'Berlayar' di Pilkada Pekanbaru Meski Ada Perubahan Dukungan
Berita Terkini
Kamis 14 Agustus 2025, 12:56 WIB
Pemprov Riau Dukung Program Nasional 3 Juta Rumah, Berharap Mampu Atasi Kemiskinan
Kamis 14 Agustus 2025, 12:19 WIB
Mobil Bermasalah? Spesialis Kabel Mobil Pekanbaru Punya Solusi Lengkap
Kamis 14 Agustus 2025, 11:19 WIB
Pemko Pekabaru akan Luncurkan Sejumlah Mobil Pelayanan Masyarakat di HUT RI Ke-80
Kamis 14 Agustus 2025, 11:16 WIB
Tahapan Penjaringan Rampung, Pemko Pastikan Seluruh Anak Putus Sekolah di Pekanbaru akan Kembali Bersekolah
Kamis 14 Agustus 2025, 11:11 WIB
BMKG: Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah Riau Hari Ini
Kamis 14 Agustus 2025, 11:07 WIB
Gandeng Investor, Pemko Pekanbaru akan Sulap Tepian Sungai Siak Jadi Objek Wisata dan Kuliner
Kamis 14 Agustus 2025, 10:57 WIB
63 Kg Ganja Kering Disembunyikan di Atap Gedung PKM UIN Suska Riau
Kamis 14 Agustus 2025, 10:48 WIB
Wabup Rokan Hilir Apresiasi Kunjungan Inspektorat Kemensos RI Bahas Program Sekolah Rakyat
Rabu 13 Agustus 2025, 22:40 WIB
Wabup Rohil Jhony Charles Tutup Final KONI Cup 2025, TBS Raih Juara Pertama
Rabu 13 Agustus 2025, 17:01 WIB
Sepak Terjang Rektor UIR, Pemimpin Muda Visioner Lanjutkan Visi UIR Unggul Berkelas Dunia