Kamis, 14 Agustus 2025

Breaking News

  • Pemprov Riau Dukung Program Nasional 3 Juta Rumah, Berharap Mampu Atasi Kemiskinan   ●   
  • Mobil Bermasalah? Spesialis Kabel Mobil Pekanbaru Punya Solusi Lengkap   ●   
  • Pemko Pekabaru akan Luncurkan Sejumlah Mobil Pelayanan Masyarakat di HUT RI Ke-80   ●   
  • Tahapan Penjaringan Rampung, Pemko Pastikan Seluruh Anak Putus Sekolah di Pekanbaru akan Kembali Bersekolah   ●   
  • BMKG: Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah Riau Hari Ini   ●   
Ribuan Orang Berkumpul di Washington DC Mengecam Rasisme
Sabtu 29 Agustus 2020, 09:24 WIB
Aksi warga mengecam ketidakadilan rasial di AS
Washington DC, berazamcom - Ribuan orang berkumpul di Washington DC, Amerika Serikat (AS), pada Jumat (28/8) untuk memperingati gerakan hak sipil tahun 1963 saat tokoh hak sipil Martin Luther King Jr menyampaikan pidato bersejarah 'I Have a Dream'. Peringatan kali ini diwarnai oleh seruan mengecam praktik rasisme yang masih marak di AS.

Seperti dilansir Reuters dan Associated Press, Sabtu (29/8/2020), keluarga para korban penembakan brutal di AS yang diberi kesempatan untuk menyampaikan pidato di Lincoln Memorial. Salah satunya adalah ayah Jacob Blake, pria kulit hitam yang ditembak berkali-kali oleh polisi di Kenosha, Wisconsin.

Ditegaskan oleh ayah Blake, yang bernama Jacob Blake Sr, bahwa saat ini ada dua sistem peradilan yang diterapkan di AS.

"Ada dua sistem peradilan di Amerika Serikat. Ada sistem putih dan ada sistem hitam -- sistem hitam tidak bekerja dengan baik," cetus ayah Blake saat berbicara di depan massa yang memenuhi Lincoln Memorial di Washington DC.

"Tidak ada keadilan, tidak ada perdamaian!" tegasnya.

Saudara laki-laki George Floyd, pria kulit hitam yang tewas dicekik oleh lutut polisi kulit putih di Minnesota, juga ikut memberikan pidatonya. Philonise Floyd sempat tak kuasa menahan emosi saat dia menyampaikan pernyataannya di hadapan massa.

"Saya harap George ada di sini untuk melihat ini," ucap Philonise.

Selain keluarga Blake dan Floyd, hadir juga keluarga dari warga kulit hitam lainnya yang menjadi korban penembakan brutal, seperti keluarga Breonna Taylor, Rayshard Brooks, Ahmaud Arbery, Trayvon Martin dan Eric Garner. Arbery dan Martin sama-sama tewas di tangan pria kulit putih yang mengejar mereka dengan senjata api dan baru ditangkap setelah ada unjuk rasa publik.

Meskipun pandemi virus Corona (COVID-19) masih merajalela di AS, banyak warga yang merasa tergerak untuk ikut hadir dalam gerakan sipil untuk melawan kebrutalan polisi dan aksi kekerasan atau main hakim sendiri yang kebanyakan diwarnai oleh motif rasisme.

Penyelenggara aksi ini tetap memberlakukan protokol Corona, dengan mereka yang hadir harus diperiksa suhu tubuhnya dan diimbau untuk mematuhi aturan social distancing dan tetap memakai masker sepanjang acara. Meskipun pada praktiknya, menjaga jarak sulit dilakukan di tengah kerumunan banyak orang.

Pihak penyelenggara menjelaskan bahwa tujuan dari acara peringatan ini adalah menunjukkan seberapa mendesaknya reformasi kepolisian, pengecaman kekerasan rasialisme dan untuk menuntut perlindungan hak pemilih menjelang pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan presiden (pilpres) November mendatang.

Aksi massa pada Jumat (28/8) ini tercatat sebagai pertemuan terbesar di Washington sejak pandemi Corona muncul. Aksi-aksi serupa digelar di wilayah-wilayah lainnya, seperti South Carolina, Florida, Nevada, Utah dan Colorado.

Warga sempat melakukan long-march dari Lincoln Memorial menuju ke Martin Luther King Memorial. Para aktivis dan politikus, termasuk calon Wakil Presiden (cawapres) AS dari Partai Demokrat, Kamala Harris, ikut memberikan pidatonya via video-conference. Joe Biden, calon Presiden (capres) AS dari Partai Demokrat, atau pasangan Harris, juga menyatakan dukungan untuk acara ini via akun Twitternya.

Presiden AS, Donald Trump, tidak mengomentari acara ini. Namun Komisi Nasional Partai Republik turut memperingati gerakan hak sipil tahun 1963 dengan menyoroti rekam jejak Trump sebagai 'pejuang bagi komunitas warga kulit hitam'.*

[]bazm-13
sumber: detik.com



Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: [email protected]


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top