Minggu, 10 Agustus 2025

Breaking News

  • Doa untuk Almarhumah Hj Basyariah Dipanjatkan Sebelum Laga Final Piala Ketua PSSI Rohil   ●   
  • Kasus Hondro Memanas, Massa Geruduk Polda Riau, Polisi Buka Suara   ●   
  • Menteri Kebudayaan Fadli Zon Secara Resmi Buka Pekan Budaya Melayu Serumpun   ●   
  • Apel Peringatan Hari Jadi Provinsi Riau ke-68, Gubernur Abdul Wahid: Mari Jaga Marwah Melayu dan Majukan Daerah   ●   
  • PJS Berduka, Waka DPD PJS Babel Diduga Dibunuh, Jasad Dibuang ke Sumur Kebun   ●   
Puncak Tungkus Nasi Jadi Lokasi Pilihan Peluncuran Buku Puisi Para Pendaki di Riau
Kamis 17 September 2020, 10:57 WIB
Para pendaki meluncurkan buku Puisi Para Pendaki di Riau, Sabtu dan Minggu, 12 dan 13 September 2020.

Rohul, berazamcom - Puncak Tungkus Nasi yang berada di Desa Cipang Kiri Hulu, Kecamatan Rokan IV Koto, Kabupaten Rohul menjadi lokasi pilihan peluncuran buku Puisi Para Pendaki di Riau, Sabtu dan Minggu, 12 dan 13 September 2020.

Peluncuran ini diikuti oleh sebagian pendaki yang puisinya lolos kurasi dan termaktub dalam buku ini serta panitia dari Komunitas Seni Rumah Sunting sebagai pelaksana penerbitan buku tersebut.

Puisi Para Pendaki adalah salah satu judul kegiatan yang digagas seniman Riau Kunni Masrohanti bersama komunitasnya, Komunitas Seni Rumah Sunting Pekanbaru. Tahun ini Puisi Para Pendaki melahirkan buku antologi puisi dengan berjudul Bisik Langit Pasak Bumi. 58 pendaki dari berbagai wilayah di Indonesia, terlibat dalam buku ini. Di Riau merupakan peluncuran perdana. Selanjutnya di daerah lain.

Koordinator peluncuran buku, Yanda Rahmanto, mengatakan, karena Rumah Sunting sebagai pelaksana kegiatan berada di Riau, maka peluncuran perdana dilaksanakan di Riau. Baru kemudian dilanjutkan secara bergantian di daerah lain.

''Judulnya saja Puisi Para Pendaki. Jadi kemi sepakat peluncurannya di puncak-puncak gunung di berbagai wilayah di Indonesia. Peluncuran pertama di Riau, tepatnya di Puncak Tungkus Nasi karena kami sebagai pelaksana ada di Riau,'' kata Yanda.

Khusus Riau, ada 19 pendaki yang puisinya lolos kurasi dan masuk dalam kumpulan buku puisi ini. Ada yang berdomisili di Pekanbaru, Kampar, dan Siak. Dari 19 pendaki ini, tidak semuanya ikut prosesi peluncuran buku di Puncak Tungkus nasi.

''Kami betangkat 15 orang ke Tungkus Nasi. Ini sesuai izin yang diberikan kepala desa dan ninik mamak di sana. Karena Covid-19 semua jadi dibatasi. Tapi alhamdulillah semua berjalan lancar,' ' sambung Yanda.

Hal terpenting lain dalam prosesi ini adalah dokumentasi. Karena tidak banyak yang bisa ikut, maka kegiatan ini ditayangkan di media sosial dengn harapan berbagai acara yang dilaksanakan dalam kegiatan ini bisa bisa disaksikan masyarakat banyak.

''Puncak Tungkus Nasi di Cipang Kiri Hulu dikelilingi kawasan hutan lindung yang masih bagus. Viewnya hutan, bukan sawit seperti di tempat lain. Macam-macam suara burung, ungko dan lainnya terdengar nyaring dari sini. Bentang alam yang bagus untuk dokumentasi dan perlu dilihat masyarakat luas bahwa bentang alam yang hijau sangat penting bagi kehidupan serta perlu terus dilestarikan, '' ujar Gober, koordinator dokumentasi sekaligus penanggungjawab kegiatan ini.

Kegiatan selama dua hari itu diisi dengan berbagai rangakaian acara. Dimulai eksplore Desa Cipang Kiri Hulu seperrti air terjun, sungai, hasil kebun seperti sereh wangi, tempat sejarah hingga diskusi dan penyerahan buku secara simbolis kepada pemuda setempat. ''Berbagai rangkaian acara tidak bisa berjalan tanpa kerjasama tim yang hadir dan dukungan pemuda serta masyarakat. Alhamdulillah, meski hujan malam harinya, diskusi dan prosesi peluncuran buku bisa berjalan baik,'' ujar kooordinator acara, Muhammad De Putra.

Selain penyerahan buku kepada pemuda setempat yang diwakili salah satu pendaki dan puisinya ada dalam buku tersebut, yakni Bintang Hutajulu, peluncuran buku juga dutandai dengan pengibaran bendera merah outih dan pembacaan puisi oleh seluruh pendaki yang puisinya ada dalam buku tersebut.

''Kami sangat senang dan bangga karena desa kami dijadikan tempat peluncuran buku puisi yang dikarang oleh pendaki dari berbagai wilayah di Indonesia. Salam lestari, salam literasi', '' kata Jeko, pemuda Desa Cipang Kiri Hulu. *bazm3

 




Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: [email protected]


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top