AS Tuduh Iran Ganggu Kapal Tanker Inggris di Teluk Arab
Kamis 11 Juli 2019, 11:32 WIB
ilustrasi
Jakarta, berazamcom -- Amerika Serikat menuding lima kapal yang diyakini milik angkatan bersenjata Iran, Garda Revolusi, telah mendekati sebuah kapal tanker minyak milik Inggris di Teluk Arab dan meminta untuk berhenti di perairan dekat Iran.
Pejabat AS yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan insiden itu terjadi pada Rabu (10/7) ketika kapal tanker British Heritage berlayar di pintu masuk utara Selat Hormuz. Pejabat tersebut menuturkan kapal-kapal yang diduga milik Iran itu akhirnya mundur setelah kapal perang Inggris memperingatkan mereka.
"Angkatan Laut Kerajaan Inggris HMS Montrose, yang juga ada di sana, menodong senjata ke arah kapal-kapal itu dan memperingatkan mereka melalui radio. Pada titik tertentu mereka bubar," ucap seorang pejabat AS.
"Ini adalah pelecehan dan upaya untuk mengganggu pelayaran kapal tersebut," kata seorang pejabat AS lainnya.
Dilansir Reuters, hingga kini Kementerian Pertahanan Inggris belum menanggapi laporan tersebut.
Insiden ini terjadi sehari setelah Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan Inggris akan menghadapi "konsekuensi" atas penyitaan kapal tanker Iran, Grace 1, di perairan lepas Gibraltar pada pekan lalu.
Penyitaan itu dilakukan lantaran kapal tanker Iran diduga hendak mengirim minyak ke Suriah, sebuah tindakan yang melanggar sanksi internasional.
Penahanan kapal juga terjadi ketika ketegangan Iran-Amerika Serikat terus memanas sejak Gedung Putih menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 pada 2018 lalu.
Sejak itu, AS kembali menjatuhkan serangkaian sanksi terhadap Iran sebagai tekanan agar negara di Timur Tengah itu mau menghentikan tindakan yang dianggap Washington mengancam stabilitas keamanan kawasan.
Baru-baru ini, Iran merespons sanksi AS tersebut dengan kembali melakukan pengayaan uranium dan program nuklirnya.
Pada Mei dan Juni lalu, sejumlah kapal tanker minyak milik Arab Saudi juga disabotase di perairan Oman dan lepas pantai Uni Emirat Arab. AS dan Saudi menuding Iran bertanggung jawab atas sabotase itu.
Pejabat AS yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan insiden itu terjadi pada Rabu (10/7) ketika kapal tanker British Heritage berlayar di pintu masuk utara Selat Hormuz. Pejabat tersebut menuturkan kapal-kapal yang diduga milik Iran itu akhirnya mundur setelah kapal perang Inggris memperingatkan mereka.
"Angkatan Laut Kerajaan Inggris HMS Montrose, yang juga ada di sana, menodong senjata ke arah kapal-kapal itu dan memperingatkan mereka melalui radio. Pada titik tertentu mereka bubar," ucap seorang pejabat AS.
"Ini adalah pelecehan dan upaya untuk mengganggu pelayaran kapal tersebut," kata seorang pejabat AS lainnya.
Dilansir Reuters, hingga kini Kementerian Pertahanan Inggris belum menanggapi laporan tersebut.
Insiden ini terjadi sehari setelah Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan Inggris akan menghadapi "konsekuensi" atas penyitaan kapal tanker Iran, Grace 1, di perairan lepas Gibraltar pada pekan lalu.
Penyitaan itu dilakukan lantaran kapal tanker Iran diduga hendak mengirim minyak ke Suriah, sebuah tindakan yang melanggar sanksi internasional.
Penahanan kapal juga terjadi ketika ketegangan Iran-Amerika Serikat terus memanas sejak Gedung Putih menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 pada 2018 lalu.
Sejak itu, AS kembali menjatuhkan serangkaian sanksi terhadap Iran sebagai tekanan agar negara di Timur Tengah itu mau menghentikan tindakan yang dianggap Washington mengancam stabilitas keamanan kawasan.
Baru-baru ini, Iran merespons sanksi AS tersebut dengan kembali melakukan pengayaan uranium dan program nuklirnya.
Pada Mei dan Juni lalu, sejumlah kapal tanker minyak milik Arab Saudi juga disabotase di perairan Oman dan lepas pantai Uni Emirat Arab. AS dan Saudi menuding Iran bertanggung jawab atas sabotase itu.
Bulan lalu, Iran juga menembak jatuh drone AS di dekat Selat Hormuz.*
[]bazm-13
sumber: CNN Indonesia.com
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Rabu 15 Mei 2024
Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Berita Terkini
Sabtu 18 Mei 2024, 19:28 WIB
Ketua DPC PJS Kota Palembang Soroti Pembangunan Terminal Batubara Kramasan
Sabtu 18 Mei 2024, 18:10 WIB
Pernyataan Wan Abu Bakar Berpotensi Primordialisme, Tokoh Riau Edy Natar Nasution Angkat Bicara
Jumat 17 Mei 2024, 22:20 WIB
Dinkes Siak dan Apkesmi Gelar Webinar, Perkenalkan Program ILP
Jumat 17 Mei 2024, 10:57 WIB
Mahasiswa Hukum UIR Raih Best Speaker di Kontes Duta Wisata Riau 2024
Jumat 17 Mei 2024, 10:53 WIB
UIR Terima Bantuan Dana Pendidikan Sebesar Rp 70 Juta dari Bank Syariah Indonesia
Jumat 17 Mei 2024, 10:48 WIB
Viral! Beredar video Harimau Mati Tertabrak Mobil di Tol Permai, Ternyata Begini Faktanya
Jumat 17 Mei 2024, 10:41 WIB
Kisah Kontroversial Pemanggilan Pejabat Eselon 2 di Pemprov Riau: dari Spekulasi hingga Tersangka
Kamis 16 Mei 2024, 13:18 WIB
Tuhan Sedang Menyapa Kita
Kamis 16 Mei 2024, 07:57 WIB
Konsistensi Syamsuar Dipertanyakan: Dulu Tidak Maju, Sekarang Maju, Harris pun Merasa Tertipu?
Rabu 15 Mei 2024, 15:08 WIB
KPU Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju Pilkada 2024