Rabu, 13 Agustus 2025

Breaking News

  • Sepak Terjang Rektor UIR, Pemimpin Muda Visioner Lanjutkan Visi UIR Unggul Berkelas Dunia   ●   
  • BAZNAS RI Empat Tahun Pertahankan Top Brand   ●   
  • Disdukcapil Pekanbaru Ingatkan Warga Waspadai Oknum Tawarkan Aktivasi IKD   ●   
  • Bupati Pelalawan, H. Zukri Misran Menghadiri Upacara Peringatan Hari Bhayangkara ke-79   ●   
  • Bupati Zukri Pimpin Pembahasan Program Prioritas RPJMD 2025–2029, Tegaskan Sinergi, Target dan Basis Data   ●   
Maradona Meninggal karena Henti Jantung atau Serangan Jantung? Ini Bedanya
Kamis 26 November 2020, 09:10 WIB
Diego Armando Maradona

Jakarta, berazamcom - Legenda sepakbola asal Argentina, Diego Armando Maradona, meninggal karena henti jantung atau cardiac arrest di usia 60 tahun. Sumber lain mengatakan ia mengalami serangan jantung atau heart attack.

Bagi kebanyakan orang, henti jantung dan serangan jantung kerap dianggap sama. Sebenarnya apa perbedaan antara keduanya?

Henti jantung dikenal sebagai cardiac arrest, sedangkan serangan jantung sering disebut heart attack. Serangan jantung bisa menjadi penyebab dari henti jantung, sehingga sangat mungkin jika keduanya terjadi secara bersamaan.

Henti jantung itu sendiri apa sih artinya? Dokter jantung dari RS Siloam Karawaci, dr Vito A Damay, SpJP(K), menjelaskan bahwa henti jantung merupakan kondisi ketika jantung berhenti memompa darah dengan efektif.

"Penyebab paling sering dari henti jantung mendadak adalah serangan jantung sehingga kedua ini sering disamakan oleh masyarakat," jelasnya dalam perbincangan dengan detikcom, beberapa waktu lalu.

Sedangkan, pada serangan jantung mendadak banyak pemicunya, seperti aktivitas fisik terlalu intens atau kurang tidur.

Selain itu faktor risiko lain yang memperbesar kemungkinan seseorang mengalami serangan jantungadalah hipertensi, kolesterol tinggi, obesitas, kebiasaan merokok, sampai diabetes.

Maradona meninggal berselang beberapa pekan setelah mengalami masalah pembuluh darah. Pada awal November lalu, Maradona sempat menjalani operasi hematoma subdural untuk mengatasi gumpalan darah di otak.

Operasi tersebut berjalan sukses, Maradona lalu menjalani pemulihan di rumahnya di Tigre, utara Buenos Aires. Namun pada Rabu (25/11/2020) pagi waktu setempat, ia mengalami serangan jantung dan meninggal dunia.*

 

[]bazm-13

sumber: detik.com




Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: [email protected]


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top