Kamis, 14 Agustus 2025

Breaking News

  • Pemprov Riau Dukung Program Nasional 3 Juta Rumah, Berharap Mampu Atasi Kemiskinan   ●   
  • Mobil Bermasalah? Spesialis Kabel Mobil Pekanbaru Punya Solusi Lengkap   ●   
  • Pemko Pekabaru akan Luncurkan Sejumlah Mobil Pelayanan Masyarakat di HUT RI Ke-80   ●   
  • Tahapan Penjaringan Rampung, Pemko Pastikan Seluruh Anak Putus Sekolah di Pekanbaru akan Kembali Bersekolah   ●   
  • BMKG: Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah Riau Hari Ini   ●   
Arab Saudi Resmi Izinkan Penggunaan Darurat Vaksin Pfizer
Sabtu 12 Desember 2020, 08:06 WIB
ilustrasi

Jakarta, berazamcom -- Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah secara resmi mendaftarkan izin penggunaan darurat (UEA/ Emergency Use Authoritation) vaksin Pfizer dan BioNTech. Otoritas Makanan dan Obat Arab Saudi mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin Pfizer pada Kamis (10/12).

Izin tersebut memungkinkan otoritas kesehatan mengimpor dan menggunakan vaksin Pfizer bagi penduduk Arab Saudi. Pfizer pada 18 November lalu mengatakan vaksinnya 95 persen efektif.

Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengatakan akan mengumumkan rencana pendistribusian vaksinasi terhadap 34 juta warganya.

Mengutip Associated Press, Saudi mengatakan jika cuaca menjadi tantangan utama untuk penyuntikan vaksin Pfizer. Seperti diketahui, vaksin harus disimpan dan dikirim pada suhu sangat dingin minus 70 derajat Celcius.

Kementerian Kesehatan Arab Saudi pada akhir November lalu mengungkapkan rencana untuk menggratiskan vaksin Covid-19 bagi 70 persen penduduk dan warga asing yang belum terinfeksi corona.

Pemerintah Saudi berharap proses suntik vaksinasi akan mencapai target pada akhir 2021.

"Mereka yang belum dinyatakan positif Covid-19 akan diberi prioritas vaksinasi dalam beberapa bulan mendatang," kata Direktur Jenderal Pencegahan Penyakit Kemenkes Saudi, dr. Abdullah Asiri, seperti dilansir Arab News, Selasa (24/11).

Akan tetapi, batas terendah usia yang boleh melakukan vaksinasi adalah 16 tahun. Untuk kalangan di bawah usia itu harus menjalani pemeriksaan terlebih dulu untuk memastikan apakah mereka memerlukan vaksinasi.

"Kerajaan akan berupaya menempuh dua jalur untuk mendapatkan vaksin, yaitu melalui COVAX, di mana G20 berperan dalam pembentukannya dan pendanaan," ujar Asiri.

"Arab Saudi akan mendapatkan vaksin dalam jumlah besar melalui fasilitas itu, dan kedua adalah mengontak langsung para perusahaan farmasi besar untuk menutupi jumlah yang tidak bisa diberikan oleh COVAX," lanjut Asiri.

COVAX adalah sebuah bentuk perkumpulan di tingkat dunia yang bertujuan untuk bekerja sama dengan para perusahaan pembuat vaksin untuk bisa menyediakan vaksin Covid-19 yang aman, efektif, serta mendapat lisensi dan persetujuan, bagi seluruh negara di dunia.*

 

[]bazm-13

sumber: CNN Indonesia.com




Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: [email protected]


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top