Facebook Bakal Didenda 5 Miliar Dolar AS
Minggu 14 Juli 2019, 14:31 WIB
Facebook bakal didenda sekitar 5 miliar dolar AS dalam kasus penyalahgunaan data pengguna. Sebagian kalangan menilai, denda itu terlalu kecil.
Berazam-Komisi Perdagangan Federal (FTC) bakal menjatuhkan denda sebesar 5 miliar dolar AS kepada Facebook. Associated Press (AP News) mewartakan pada Jumat (12/7/2019) bahwa denda Facebook disebabkan oleh penyalahgunaan privasi dan data pengguna, dan menjadi denda terbesar untuk platform media sosial itu.
Facebook dikabarkan telah mempersiapkan diri untuk menghadapi denda ini mengingat sudah banyak laporan yang dituduhkan kepada mereka, sehingga kemungkinan besar jumlah denda tersebut tidak begitu memberatkan perusahaan.
Namun, tidak hanya harus menyerahkan sejumlah uang, denda diikuti dengan beberapa larangan tambahan dan batasan yang harus ditaati Facebook.
Untuk sementara, keputusan denda ini belum final. Parlemen terpecah dengan skor 3-2 antara Republik sebagai pihak pro dan Demokrat sebagai pihak oposisi.
Departemen Pengadilan masih akan meninjau ulang kasus ini. Meskipun belum diketahui kapan hasil resminya akan keluar, namun dapat diduga hasil di parlemen tersebut bakal disetujui.
Bagi banyak perusahaan, denda 5 miliar dolar AS bukan angka kecil dan bisa menghantam finansial perusahaan dengan keras.
Namun, Facebook tak seperti perusahaan kebanyakan. Pendapatannya tahun lalu mencapai sekitar 56 miliar dolar AS, dan para ahli memprediksi pendapatannya tahun ini akan mencapai 69 miliar dolar AS.
Denda ini masuk dalam kategori pengeluaran satu kali sehingga kemungkinan besar tidak dimasukkan ke penghitungan neraca penghasilan tahunannya.
“[Denda] ini akan menutup lembaran hitam Cambrigde Analytica (kasus yang melibatkan data 87 juta pengguna Facebook dalam penelitian oleh Cambridge Analytica tahun 2014),” kata Wedbush, seorang analis di Daniel Ives. “Investor masih khawatir jika denda tidak disetujui, namun saat ini mereka dapat bernapas sedikit lega,”
April lalu Facebook juga mengatakan bahwa mereka mempersiapkan dana khusus untuk denda hingga sebesar 5 miliar dolar AS. Kabar ini pun tentu sama seklai tidak membuat Facebook terkejut. Meski begitu, denda ini tidak serta merta membuat Facebook lepas dari kritik yang menderanya, terutama dari para pendukung privasi.
“Laporan mengenai denda 5 miliar [dolar AS] tidak memberatkan sama sekali,” kata Richard Blumenthal, seorang senator Demokrat dari Connecticut. “Hukuman finansial untuk perusahaan yang melakukan pelanggaran dengan sengaja dan terang-terangan, sangatlah kecil bagi perusahaan yang meenghasilkan puluhan miliar dolar tiap tahunnya,” tambahnya.
New York Times melaporkan, terkuaknya laporan mengenai denda Facebook oleh FTC ini justru menaikkan saham Facebook alih-alih menurunkannya, dari 201,23 dolar AS menjadi 204,87 dolar AS per lembarnya.
Denda dan hukuman hanya efektif jika hal tersebut membuat jera pelanggar hukum. Facebook sejak awal mengabaikan persoalan privasi dan hal-hal kurang pantas lainnya, yang hanya ditegur asal-asalan oleh pemerintah dan diterima saja oleh pasar.
Sejak 2011 FTC telah mengawasi Facebook perihal privasi, namun hal tersebut tidak membuat Facebook tobat dari skandal privasi yang bertubi-tubi di tahun-tahun berikutnya.
Sebagaimana disampaikan Kara Swisher kepada New York Times, FTC harus menambahkan nol lagi atas besaran denda Facebook agar hukuman tersebut benar-benar membuat mereka kapok. Solusi lainnya, dicetuskan oleh Tonny Rom dalam Washington Post.
Ia menyarankan pemerintah mewajibkan Facebook untuk menyetor proposal perencanaan penggunaan data pengguna sebelum merilis produk baru, dan meminta Zuckerberg untuk berjanji bahwa perusahaan mereka akan melindungi data pengguna.
Namun, hal tersebut belum tentu menjamin Facebook tidak menghimpun dan membagikan data, sehingga bisnis iklan Facebook, yang bergantung pada data-data tersebut, tetap berjaya dan menguntungkan Facebook. Untuk beberapa minggu ke depan, hingga kasus ini disahkan di Departemen Pengadilan, FTC akan menerima banyak kritik terkait denda “tak seberapa” ini.
Jika pemerintah benar-benar ingin Facebook bertanggung jawab atas tindakan ceroboh dan berbahayanya, hal itu harus dilakukan secara serius supaya mereka belajar bahwa setiap tindakan punya konsekuensi, lapor The Verge.
Sumber: tirto.id
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Rabu 15 Mei 2024
Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Berita Terkini
Sabtu 18 Mei 2024, 19:28 WIB
Ketua DPC PJS Kota Palembang Soroti Pembangunan Terminal Batubara Kramasan
Sabtu 18 Mei 2024, 18:10 WIB
Pernyataan Wan Abu Bakar Berpotensi Primordialisme, Tokoh Riau Edy Natar Nasution Angkat Bicara
Jumat 17 Mei 2024, 22:20 WIB
Dinkes Siak dan Apkesmi Gelar Webinar, Perkenalkan Program ILP
Jumat 17 Mei 2024, 10:57 WIB
Mahasiswa Hukum UIR Raih Best Speaker di Kontes Duta Wisata Riau 2024
Jumat 17 Mei 2024, 10:53 WIB
UIR Terima Bantuan Dana Pendidikan Sebesar Rp 70 Juta dari Bank Syariah Indonesia
Jumat 17 Mei 2024, 10:48 WIB
Viral! Beredar video Harimau Mati Tertabrak Mobil di Tol Permai, Ternyata Begini Faktanya
Jumat 17 Mei 2024, 10:41 WIB
Kisah Kontroversial Pemanggilan Pejabat Eselon 2 di Pemprov Riau: dari Spekulasi hingga Tersangka
Kamis 16 Mei 2024, 13:18 WIB
Tuhan Sedang Menyapa Kita
Kamis 16 Mei 2024, 07:57 WIB
Konsistensi Syamsuar Dipertanyakan: Dulu Tidak Maju, Sekarang Maju, Harris pun Merasa Tertipu?
Rabu 15 Mei 2024, 15:08 WIB
KPU Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju Pilkada 2024