Kamis, 14 Agustus 2025

Breaking News

  • Pemprov Riau Dukung Program Nasional 3 Juta Rumah, Berharap Mampu Atasi Kemiskinan   ●   
  • Mobil Bermasalah? Spesialis Kabel Mobil Pekanbaru Punya Solusi Lengkap   ●   
  • Pemko Pekabaru akan Luncurkan Sejumlah Mobil Pelayanan Masyarakat di HUT RI Ke-80   ●   
  • Tahapan Penjaringan Rampung, Pemko Pastikan Seluruh Anak Putus Sekolah di Pekanbaru akan Kembali Bersekolah   ●   
  • BMKG: Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah Riau Hari Ini   ●   
Ahli Temukan Varian Baru Virus Corona di Inggris
Kamis 18 Februari 2021, 11:47 WIB
ilustrasi

Jakarta, berazamcom -- Varian virus corona baru telah terdeteksi di Inggris dengan nama B1525. Varian ini mengkhawatirkan ilmuwan lantaran diperkirakan bisa mengecoh antibodi manusia terhadap Covid-19.

Pengecohan ini bisa terjadi lantaran mutasi virus corona dari Afrika Selatan (E484K) telah mengubah spike protein. Spike protein digunakan untuk virus corona untuk menginfeksi sel manusia.

Ketika spike protein berubah, maka berpotensi mengubah keampuhan beberapa jenis vaksin mencegah gejala Covid-19. Terutama untuk vaksin berbasis mRNA yang dibuat hanya berdasarkan data spike protein ini. Spike protein sendiri adalah bagian dari virus corona yang berbentuk seperti paku dan ada di sekeliling virus.

Virus corona varian B1525 yang diteliti peneliti dari University of Edinburgh ini ditemukan mencermati genom di 10 negara termasuk Denmark, Amerika Serikat, Australia, dengan 32 kasus ditemukan di Inggris.

B1525 punya kemiripan genom dengan varian B117 dan mengandung beberapa mutasi yang dikhawatirkan peneliti, termasuk mutasi E484K pada protein yang ditemukan di permukaan virus yang berperan penting untuk penetrasi ke dalam sel.

Mutasi E484K merupakan varian virus corona yang muncul di Afrika Selatan dan Brasil. Mutasi ini dinilai berbahaya sebab membantu virus menghindari antibodi dan diketahui memberi tingkat resistensi terhadap beberapa vaksin.

Simon Clarke, profesor mikrobiologi sel di University of Reading, mengatakan, hingga kini tidak jelas apa efek banyak mutasi terhadap kemampuan virus corona menginfeksi, atau mempengaruhi tingkat keparahan penyakit.

Meski demikian dikatakan kemampuannya mempengaruhi vaksin perlu jadi perhatian.

"Kita belum tahu seberapa kemampuan varian baru ini menyebar, namun jika berhasil dapat diduga kekebalan dari vaksin atau infeksi sebelumnya akan tumpul," kata Clarke, seperti dikutip The Guardian (15/2)

Clarke menambahkan varian baru virus corona ini seharusnya dilibatkan dalam pengujian termasuk dalam pembuatan vaksin.

Profesor mikrobiologi klinis di University of Cambridge, Ravi Gupta, setuju pengujian varian baru B1525 dengan mutasi E484K yang dikatakan 'membantu virus melepaskan diri dari antibodi kita'.

Dikutip Independent, Denmark telah mengidentifikasi kasus terbanyak varian baru yaitu 35 orang, kemudian Amerika Serikat dan Inggris 10 orang. Kasus juga telah terdeteksi di Yordania, Belgia, Ghana, dan Spanyol.

Tak satupun dari negara-negara ini berada dalam 'daftar merah' Inggris, yang mengharuskan orang-orang dari negara tersebut melakukan karantina setelah mendarat di Inggris.*

 

[]bazm-13

sumber: CNN Indonesia.com




Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: [email protected]


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top