Sabtu, 16 Agustus 2025

Breaking News

  • Per Juni 2025, Utang Luar Negeri RI Tembus Rp7.001 T   ●   
  • Sempena HUT RI KE 80, Gubri Abdul Wahid Serahkan Sagu Hati Kepada 347 Veteran dan Janda Veteran   ●   
  • Gubri Abdul Wahid Resmikan Sekolah Menengah Atas Rakyat   ●   
  • Bantu Perbaikan Gizi, Pemko Pekanbaru Mulai Sweeping Anak Stunting   ●   
  • NKRI Harga Mati, Gubri Abdul Wahid: Daerah Istimewa Riau Lebih Realistis   ●   
Tentara Wanita Ukraina Meninggal Usai Disuntik Vaksin CoviShield
Rabu 24 Maret 2021, 16:08 WIB
ilstrasi

Kiev, berazamcom - Militer Ukraina mengkonfirmasi seorang prajurit wanita meninggal dunia dua hari setelah menerima suntikan vaksin CoviShield. Meski begitu, penyebab kematiannya belum bisa dipastikan.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (24/3/2021), dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (23/3) waktu setempat, militer Ukraina menyebut wanita itu tiba-tiba kehilangan kesadaran. Padahal sebelumnya ia tidak merasakan keluhan apapun usai divaksin.

Insiden ini adalah kematian pertama yang dilaporkan di Ukraina sejak negara itu mulai melakukan vaksinasi COVID-19 pada Februari lalu, setelah menerima 500.000 dosis pertama vaksin CoviShield, vaksin AstraZeneca versi India.

Diketahui vaksin CoviShield diproduksi secara lokal oleh Serum Institute of India, produsen vaksin terbesar di dunia. Perusahaan itu mengatakan mereka menghasilkan lebih dari 50 juta dosis sebulan.

Vaksin ini dibuat dari versi virus flu biasa yang dilemahkan (dikenal sebagai adenovirus) dari simpanse.

Ketika vaksin disuntikkan ke pasien, vaksin akan mendorong sistem kekebalan untuk mulai membuat antibodi dan mempersiapkannya untuk menyerang infeksi virus Corona.

Suntikan diberikan dalam dua dosis yang diberikan antara empat minggu dan 12 minggu. Vaksin ini dapat disimpan dengan aman pada suhu 2-8 derajat Celsius, hampir sama dengan suhu lemari es rumahan, dan dapat diberikan dalam kondisi pelayanan kesehatan yang ada.

Serum Institute (SII), pembuat vaksin CoviShield di India, mengatakan vaksin ini "sangat efektif" dan didukung oleh data uji coba fase III dari Brasil dan Inggris.

Sementara itu, kelompok hak asasi pasien, All India Drug Action Network, mengatakan persetujuan vaksin CoviShield terburu-buru karena produsen belum menyelesaikan "studi penghubung" tentang efek vaksin pada warga India.

Beberapa pakar mengatakan tidak ada alasan untuk menduga bahwa vaksin tersebut tidak akan manjur, mengingat uji klinis yang sudah dilakukan telah mencakup berbagai usia dan etnis.*

 

[]bazm-13

sumber: detik.com




Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: [email protected]


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top