Sabtu, 27 April 2024

Breaking News

  • CERI Pertanyakan Hakim Tipikor Jakarta Yang Tidak Menghadirkan Nicke dan Dwi Sucipto Dalam Sidang Kasus Pengadaan LNG Pertamina Dengan Corpus Criti Liquefaction   ●   
  • Edy Natar Bergerak Cepat, Jalin Silaturahmi dengan Parpol   ●   
  • RDP PPDB, DR. Karmila Sari: Komisi V DPRD Riau Rekomendasi Penilaian Langsung Oleh Siswa   ●   
  • Kabar Duka, Bupati Indragiri Hilir 2 Periode, Indra Mukhlis Adnan Meninggal Dunia   ●   
  • Kolaborasi yang Apik STY dengan Pemain, Hantarkan Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23 2024   ●   
Cerita Keluarga Wartawan Yang Terpapar Covid-19
"Kabar Buruk Yang Memukul Jiwaku"
Kamis 08 Juli 2021, 06:45 WIB
Prof Irwandi Jaswir bersama sibungu Ridar Hendri foto bersama usai dinyatakan sembuh dari Covid-19. Foto : Istimewa

Pekanbaru, berazamcom - Ridar Hendri tak pernah menduga sama sekali. Kalau keceriaan melepas si Bungsu, Raihan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II SK Pekanbaru, Riau untuk kuliah ke Kuala Lumpur (KL), Malaysia akan diikuti oleh rasa terpukul dan sedih yang mendalam. Semula, sejak berangkat via Jakarta, Singapura terus ke KL pada 19 Juni, si Bungsu enjoy-enjoy saja. Meski wajib dikarantina 14 hari di sebuah hotel di KL, tapi Ridar Hendri tak cemas karena dia sudah di-Swab sebelum berangkat, dan hasilnya negatif.

 Tiap hari Ridar mengaku saling berbalas chat di whatsapp (WA). Dia menceritakan kebahagiaannya, karena sebentar lagi akan bisa mengikuti kuliah offline di kampus The One Academy yang lama diidamkannya.

Lalu, 30 Juni siang, tiga hari jelang masa karantina usai, Ridar menchat lagi anaknya. “Sebelum keluar hotel apa di-Swab lagi?, tanya Ridar. “Telepon ajalah, Pa. Sekarang!,” jawabnya. Ridar mulai gundah. Langsung dia telepon. “Gimana-gimana?” “ Saya dinyatakan positif, Pa!,” jawabnya getir.

Aduuuh! Ridar kaget. Batin ini menjerit, jantung rasa nak copot. Di hadapan keluarga dan kolega di kampus tempat Ridar mengajar, siang itu, dia hapus airmata yang mulai menetes. Terus tak terbendung, menyesak dada. “Saya siap-siap dipindahkahkan ke tempat isolasi di MAEPS,” tambah si Bungsu lagi.

MAEPS adalah taman expo pertanian Malaysia di kawasan UPM Serdang yang disulap jadi tenda isolasi raksasa khusus untuk orang Asing yang terpapar virus berbahaya itu.

Batin Ridar yang juga seorang wartawan senior di Riau ini terus menangis. Terasa ada yang mengganjal di hati. Sebab, banyak keluarga dan sahabat yang selama ini bisa dibantunya uruskan vasilitas isolasinya akibat terpapar virus mengerikan ini di Pekanbaru. Tapi tidak bisa dilakukannya untuk buah hatinya.

Semua penanganan diambil alih Kemenkes Malaysia. Kita tak bisa apa-apa, termasuk pihak kampus dan paman si Bungsu sendiri yang bermukim di negeri jiran itu.

“Kami tak boleh bepergian lebih dari 10 km. Polisi dengan kawat berduri dimana-mana. Tertangkap, didenda sekitar 15 juta perorang,” ujar Irwandi Jaswir, adik Ridar, paman si Bungsu itu. 

“Semangat aja ya, Nak. Insya Allah segera sehat,” Ridar mencoba menghibur si Bungsu. “Pa, saya keknya lama laa disini. 10 harian. Gabisa telepon. Tapi bisa WA. Tak ada wifi,” jawabnya. Yang bisa Ridar lakukan cuma ini: Tiap pagi dan malam menyapa dan memberi motivasi melalui video satu menit yang direkamnya sendiri. "Saya share ke dia. Selebihnya, hanya menyeka air mata," ucap Ridar.

"Gimana. Udah mandi dan sarapan,” tanya Ridar di hari kedua. “Nggak mandi. Airnya nggak bersih. Toilet juga gitu, karena dipakai banyak orang,” keluhnya. “Ya, gunakan aja air mineral,” Ridar coba menghibur. “Kalau lama disini, rasanya nggak tahan juga, Pa. ”Saya makin khawatir. Takut si Bungsu merasa kian tertekan, dan imunitasnya turun. Yang bisa saya lakukan sekarang, hanya kembali bertahajud dan memanjatkan doa. Semoga si Bungsu bisa kuat bertahan," lirih Ridar.

Hari-hari berikutnya, kata Ridar, semakin berat terasa. Si Bungsu tampak tak ceria. Tak bisa keluar
juga dari ruang isolasi yang sangat dingin, untuk sekedar mencari sinar matahari. "Dari foto-foto yang saya terima, ruang isolasi itu tampak seperti barak tentara, penuh tempat tidur bertingkat, yang diisi warga asing bermacam warna kulit, dan tak kenal satu sama lain," ucapnya.

Sudah lima hari semua berlalu penuh rasa galau dan khawatir. Sampai hari Selasa malam, 7 Juli, hari keenam diisolasi, si Bungsu chat Ridar lagi.

“Pa, saya baru saja dipanggil dan diberitahu oleh perawat, dan…”
Airmata Ridar kembali meleleh. Ya Allah!

Kali ini air mata bahagia. Si Bungsu, Rabu siang sudah boleh meninggalkan MAEPS. Negatif! "Alhamdulillah.

Sebuah mini bus pesiaran (pariwisata) dikirim pihak kampus untuk menjemput, lalu mengantar si Bungsu ke rumah pamannya," cerita Ridar sambil mengucapkan syukur berulang-ulang.

Ridar tak lupa mengucapkan terima kasihnya kepada adiknya Prof Irwandi Jaswir dan keluarga, Dr Widya Lestari, semua keluarga, kolega, dan sahabatnya yang telah mensupport dan mendoakan. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalasnya. "Saya juga mengingatkan kepada semua keluaga dan sahabat untuk selalu menerapkan prokes dan tidak menyepelekan virus corona ini," imbuhnya.

Cerita selanjutnya menimpa keluarga wartawan di Pekanbaru Heri Susantao Abas. Adik kandungnya yang setiap hari harus mengurus pasien covid akhirnya terpapar virus Corona bersama suami dan anak-anaknya.

HSA--demikian Heri biasa disapa--bercerita ketika dia (adik kandungnya-red) bertugas, HSA tahu ada ketakutan dari raut wajahnya. HSA tahu ada kelelahan dari wajahnya. HSA tahu ada kejenuhan dari wajahnya. "Namun ini sebuah tanggungjawab sehingga membuat dia harus menjalankannya dengan penuh semangat dan tanggung jawab," ujar HSA.

Menurut HSA yang merupakan owner salah satu media online di Riau, kadang terucap keluh dari bibir adiknya. Pernah terucap kata “Bang, bisa pinjam uang, kami mau beli HP. HP kami rusak, uang kami tak ada karena tunjangan belum dibayar, nanti kami bayar pas ada uang ya Bang,“ ucap HSA sedih.

HSA berfikir, begitu tragisnya nasib adiknya ini. Namun HSA yakin bukan hanya dia saja yang mengalami nasib serupa. Masih banyak yang lain.

"Hari ini ketika gelombang covid-19 mulai memasuki fase puncak yang lebih mengerikan, disaat kondisi fisik petugas kesehatan sudah kelelahan kita hanya dapat menyampaikan doa buat mereka semua agar selalu diberikan kesehatan, kekuatan dan perlindungan olah Allah SWT dalam menjalankan tugas. Kita berharap pemerintah lebih memperhatikan mereka agar mereka semakin semangat dalam berkerja. Cepat Sembuh adik ku. Semoga Allah SWT selalu melindungi engkau dan keluarga mu. Aamiin Ya Allah," doa HSA.

HSA menambahkan yang penting dalam memutus rantai penyebaran Covid-19 adalah dengan tidak mengabaikan setiap gajala yang kita alami. Jika mulai terasa gejala sebagaimana yang banyak disosialisasikan baiknya lakukan :

1. Swab PCR di RSUD/Puskesmas (gratis). 2. Menjelang hasil PCR keluar langsung jaga jarak dengan seluruh anggota keluarga dan jalankan prokes ketat dirumah termasuk anggota keluarga.
3. Perbanyak minum air putih hangat. 4. Konsumsi Vitamin c1000, zinc, Vitamin D3, Vitamin E, siapakan obat demam. 5. Jika sudah tahu kita positif langsung isoman. 6. Langsung ke RSUD minta foto torak paru, cek darah agar dapat diberikan obat (lebih baik). 7. Istirahat yang cukup.
8. Konsumsi suplemen tambahan seperti herbal (jika dibutuhkan). Ada Aspogin berbahan dasar jahe merah. InsyaAllah akan cepat pulih dan stabil.

"Dengan kondisi saat ini, maka yang paling penting selain tetap menjaga prokes dengan ketat dan melaksanakan vaksin, yaitu persiapkanlah mental kita agar bisa siap, sabar dan tenang. Karena pada intinya kita semua enunggu giliran untuk terpapar Covid-19," imbuhnya.*bazm3

 




Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


About Us

Berazamcom, merupakan media cyber berkantor pusat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, Indonesia. Didirikan oleh kaum muda intelek yang memiliki gagasan, pemikiran dan integritas untuk demokrasi, dan pembangunan kualitas sumberdaya manusia. Kata berazam dikonotasikan dengan berniat, berkehendak, berkomitmen dan istiqomah dalam bersikap, berperilaku dan berperbuatan. Satu kata antara hati dengan mulut. Antara mulut dengan perilaku. Selengkapnya



Alamat Perusahaan

Alamat Redaksi

Perkantoran Grand Sudirman
Blok B-10 Pekanbaru Riau, Indonesia
  redaksi.berazam@gmail.com
  0761-3230
  www.berazam.com
Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top