Inhil, berazamcom - Kabar duka atas kepergian Ega, bocah asal Desa Teluk Merbau, Kecamatan Gaung, Indragiri Hilir, yang meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif dari Rumah Sakit Puri Husada Tembilahan, Kamis 2 September 2021 lalu, mengagetkan banyak pihak. Terutama bagi keluarga Rumah Yatim Riau yang sejak awal memberikan pendampingan biaya pengobatan.
Rumah Yatim, Sabtu 4 September 2021 dini hari langsung menerjunkan tim untuk berangkat menuju Kabupaten Indragiri Hilir. Tim relawan sampai pada pukul 10.00 pagi dan langsung melanjutkan perjalanan menuju Desa Teluk Merbau dengan menggunakan speedboat.
Perjalanan tim relawan bertujuan untuk mengunjungi kediaman keluarga almarhum Ega, yang telah berjuang dan menjalani perawatan selama 2 bulan terakhir.
Anak bungsu pasangan Bustami dan Katiyam ini sebelumnya mengalami musibah memilukan pada 10 Juli lalu. Rambutnya terlilit mesin saat ia dan keluarga menumpang kapal motor (pompong) untuk bepergian. Mesin kapal yang berputar cepat pun langsung menarik rambut Ega hingga kulit kepalanya terlepas dari tempurung.
Pendarahan hebat pun sempat terjadi sampai Ega dibawa ke rumah sakit terdekat. Selama hampir dua bulan menjalani perawatan intensif, kondisi Ega pun mulai membaik. “Waktu itu Ega ingin pulang, karena rindu akan suasana rumah, dan kondisinya pun sudah mulai membaik,” terang Bustami, ayahanda Ega.
Saat sudah dipindahkan rawat jalan dari rumah sakit pun keluarga tetap secara rutin membawa Ega ke RSUD Puri Husada untuk pemeriksaan. Saat itu perban Ega dibuka untuk pertama kalinya, dan kondisinya menunjukkan membaik.
“Ega waktu itu sudah senang dan sudah ikut bermain sama abang-abangnya,” kenang Katiyam, ibunda Ega menimpali.
Setelah pelepasan perban pertama, Ega dijadwalkan untuk melepas perban kedua pada Kamis lalu. Saat proses pelepasan perban kedua kondisnya justru memburuk. Terjadi pendarahan hebat dan beberapa jam berselang nyawa Ega tak terselamatkan.
Dengan kehendak Allah SWT, Ega menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuan sang ibu dan dinyatakan meninggal dunia pada pukul 11.30. Ega seharusnya saat ini sudah mulai belajar di SD dekat rumahnya. Sang ibu bahkan sudah mendaftarkan ke sekolah sebelum kejadiaan kecelakaan kapal menimpanya. “Harusnya bulan ini Ega sudah mulai sekolah,” ucap Katiyam yang tak bisa membendung kesedihan.
Kedatangan tim relawan ke kediaman Ega bertujuan untuk menyampaikan belasungkawa juga hasil penggalangan dana yang digelar dari para donatur Rumah Yatim.
“Berkat donasi dari para pejuang kebaikan hari ini kami sampaikan santunan duka berupa uang tunai serta bantuan bahan-bahan pokok untuk keluarga Ega,” terang Ramdan Burhanudin, Kepala Cabang Rumah Yatim Riau.
Sebelumnya Rumah Yatim juga telah mendampingi proses penanganan kesehatan Ega dari awal kejadian. Sejak itu pula Rumah Yatim membuka penggalangan donasi untuk kesehatan Ega secara masif di berbagai platform digital.
“Kami ucapkan banyak sekali terima kasih khususnya untuk para donatur yang sebelumnya telah mendukung pengobatan Ega, saat ini mari kita bersama doakan agar Ega bisa tenang di sisi Allah SWT,” lanjut Ramdan.
Kepala Desa Teluk Merbau, Abdul Muis yang hadir bersama tim Rumah Yatim juga menyampaikan apresiasi mewakili warga dan keluarga Ega yang sedang berduka.
“Terima kasih Rumah Yatim yang telah memberikan perhatian besar kepada warga kami yang mengalami musibah. Semoga tugas Rumah Yatim kedepan dapat selalu memberikan perhatian serupa untuk keluarga-keluarga lain yang bernasib sama,” tutup Abdul Muis.*rls