Trump Beri Serangan Tarif Baru ke China 1 September Nanti
Jumat 02 Agustus 2019, 08:24 WIB
Presiden AS Donald Trump akan melancarkan serangan tarif baru terhadap impor barang China 1 September mendatang.
Jakarta, berazamcom -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan akan mengenakan tarif tambahan 10% terhadap impor barang asal China senilai $300 miliar mulai 1 September mendatang. Rencana pengenaan sanksi ia sampaikan saat perundingan damai dagang antara negaranya dengan China berlanjut.
"Pembicaraan perdagangan terus berlanjut, dan selama pembicaraan itu AS akan mulai, pada 1 September, memberikan tambahan tarif 10% terhadap impor US$300 miliar sisa barang dan produk yang berasal dari China ke Negara kami. Ini belum termasuk 250 Miliar Dolar sudah Tarif di 25%," kata Trump seperti dikutip dari Reuters, Jumat (2/8).
Tidak jelas kenapa Trump memutuskan untuk memberlakukan tarif baru tersebut. Cuma, dalam serangkaian tweet, Trump menyalahkan China.
Ia menuduh China tidak menepati janji untuk membeli produk pertanian AS lebih banyak. Secara pribadi, ia juga mengkritik Presiden Tiongkok Xi Jinping. Kritik ia sampaikan karena Trump menilai Xi telah gagal membendung penjualan fentanil opioid sintetis ke AS.
Sebagai informasi, AS dan China setahun belakangan ini terlibat perang dagang. Kedua negara semenjak awal tahun lalu sebenarnya sudah berunding untuk menyelesaikan konflik dagang tersebut.
Namun, Mei lalu Trump memutuskan untuk menghentikan perundingan tersebut. Penghentian dilakukan karena ia menganggap China tidak memiliki itikad baik untuk memperbaiki hubungan dagang dengan negaranya.
Pekan ini, perundingan damai dagang dilanjutkan kembali. Perundingan berakhir Rabu (31/7) kemarin. Tapi tidak ada perkembangan berarti dari pertemuan tersebut.
Meskipun demikian, dua pihak mengatakan pertemuan cukup bagus. Karena itulah, pihak AS dan China akan bertemu lagi untuk melanjutkan perundingan damai dagang tersebut.
"Pembicaraan perdagangan terus berlanjut, dan selama pembicaraan itu AS akan mulai, pada 1 September, memberikan tambahan tarif 10% terhadap impor US$300 miliar sisa barang dan produk yang berasal dari China ke Negara kami. Ini belum termasuk 250 Miliar Dolar sudah Tarif di 25%," kata Trump seperti dikutip dari Reuters, Jumat (2/8).
Tidak jelas kenapa Trump memutuskan untuk memberlakukan tarif baru tersebut. Cuma, dalam serangkaian tweet, Trump menyalahkan China.
Ia menuduh China tidak menepati janji untuk membeli produk pertanian AS lebih banyak. Secara pribadi, ia juga mengkritik Presiden Tiongkok Xi Jinping. Kritik ia sampaikan karena Trump menilai Xi telah gagal membendung penjualan fentanil opioid sintetis ke AS.
Sebagai informasi, AS dan China setahun belakangan ini terlibat perang dagang. Kedua negara semenjak awal tahun lalu sebenarnya sudah berunding untuk menyelesaikan konflik dagang tersebut.
Namun, Mei lalu Trump memutuskan untuk menghentikan perundingan tersebut. Penghentian dilakukan karena ia menganggap China tidak memiliki itikad baik untuk memperbaiki hubungan dagang dengan negaranya.
Pekan ini, perundingan damai dagang dilanjutkan kembali. Perundingan berakhir Rabu (31/7) kemarin. Tapi tidak ada perkembangan berarti dari pertemuan tersebut.
Meskipun demikian, dua pihak mengatakan pertemuan cukup bagus. Karena itulah, pihak AS dan China akan bertemu lagi untuk melanjutkan perundingan damai dagang tersebut.
Pertemuan rencananya akan dilaksanakan September mendatang. Trump mengatakan serangan tarif akan dihentikan kalau perundingan dagang yang dilakukan bisa mencapai kesepakatan berarti.*
[]bazm-13
sumber: CNN Indonesia.com
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Rabu 15 Mei 2024
Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Berita Terkini
Sabtu 18 Mei 2024, 19:28 WIB
Ketua DPC PJS Kota Palembang Soroti Pembangunan Terminal Batubara Kramasan
Sabtu 18 Mei 2024, 18:10 WIB
Pernyataan Wan Abu Bakar Berpotensi Primordialisme, Tokoh Riau Edy Natar Nasution Angkat Bicara
Jumat 17 Mei 2024, 22:20 WIB
Dinkes Siak dan Apkesmi Gelar Webinar, Perkenalkan Program ILP
Jumat 17 Mei 2024, 10:57 WIB
Mahasiswa Hukum UIR Raih Best Speaker di Kontes Duta Wisata Riau 2024
Jumat 17 Mei 2024, 10:53 WIB
UIR Terima Bantuan Dana Pendidikan Sebesar Rp 70 Juta dari Bank Syariah Indonesia
Jumat 17 Mei 2024, 10:48 WIB
Viral! Beredar video Harimau Mati Tertabrak Mobil di Tol Permai, Ternyata Begini Faktanya
Jumat 17 Mei 2024, 10:41 WIB
Kisah Kontroversial Pemanggilan Pejabat Eselon 2 di Pemprov Riau: dari Spekulasi hingga Tersangka
Kamis 16 Mei 2024, 13:18 WIB
Tuhan Sedang Menyapa Kita
Kamis 16 Mei 2024, 07:57 WIB
Konsistensi Syamsuar Dipertanyakan: Dulu Tidak Maju, Sekarang Maju, Harris pun Merasa Tertipu?
Rabu 15 Mei 2024, 15:08 WIB
KPU Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju Pilkada 2024