Sabtu, 18 Mei 2024

Breaking News

  • Ketua DPC PJS Kota Palembang Soroti Pembangunan Terminal Batubara Kramasan   ●   
  • Pernyataan Wan Abu Bakar Berpotensi Primordialisme, Tokoh Riau Edy Natar Nasution Angkat Bicara   ●   
  • Dinkes Siak dan Apkesmi Gelar Webinar, Perkenalkan Program ILP   ●   
  • Mahasiswa Hukum UIR Raih Best Speaker di Kontes Duta Wisata Riau 2024   ●   
  • UIR Terima Bantuan Dana Pendidikan Sebesar Rp 70 Juta dari Bank Syariah Indonesia   ●   
Pandemi Belum Usai, Jangan Ciptakan Titik Lengah
Kamis 28 Oktober 2021, 08:58 WIB
dr. Reisa Broto Asmoro

Jakarta, berazamcom  - Pemerintah terus mengingatkan masyarakat bahwa pandemi belum usai. Pergerakan virus COVID-19 dinamis pada tingkat global, tingkat kepatuhan protokol kesehatan di tanah air, serta target cakupan vaksinasi yang masih hasih harus dikejar jadi pengingat bahwa kewaspadaan harus tetap ditingkatkan.

Juru Bicara Pemerintah Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi menjelaskan situasi global pandemi COVID-19 yang diharapkan dapat menjadi pembelajaran.

Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) per 26 Oktober 2021, terjadi peningkatan jumlah kasus dan kematian di tingkat global.

“Salah satu yang dianggap mempengaruhi peningkatan kasus tersebut adalah sudah dilakukannya berbagai pelonggaran dan penurunan kepatuhan terhadap protokol kesehatan, seperti penggunaan masker, cuci tangan, dan jaga jarak,” tutur Nadia.

Dari situasi tersebut, katanya, Indonesia dapat mengambil pelajaran bahwa vaksin saja belum cukup, melainkan harus diimbangi dengan kepatuhan terhadap protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.

Di tanah air, meski situasi pandemi terkendali, namun hari libur panjang dalam rangka Natal dan Tahun Baru akan segera tiba. Potensi peningkatan mobilitas pada waktu tersebut, dapat membuka risiko terjadinya lonjakan kasus dan bahkan gelombang ketiga.

“Kita dapat mencegah potensi lonjakan kasus atau potensi gelombang ketiga dengan menjadikan mobilitas tidak meningkat sampai pada angka 10% seperti pada kondisi Nataru 2020 dan pasca Idul Fitri 2021,” tutur Nadia.

Saat ini, menurutnya, terdapat 105 kabupaten/kota di 30 propinsi yang terlihat ada tren peningkatan kasus konfirmasi dalam 7 minggu terakhir. Hal ini tentunya menuntut kewaspadaan bersama, mengingat Indonesia telah berada dalam kondisi terus menekan angka penularan kasus COVID-19 sekaligus menekan jumlah kasus positif pada level serendah mungkin.

Nadia juga terus mengimbau masyarakat untuk tidak ragu dan tidak takut ikut vaksinasi. “Kita bisa akhiri pandemi COVID-19 jika kita bersatu melawannya. Sejarah membuktikan, vaksin beberapa kali telah menyelamatkan dunia dari pandemi. Vaksin adalah salah satu temuan berharga dunia sains,” ujarnya.

Kesempatan yang sama, Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr. Reisa Broto Asmoro menyoroti penurunan tingkat kepatuhan Prokes di tengah masyarakat.

“Dari seluruh lokasi kerumunan yang dipantau dalam 7 hari terakhir, restoran dan kedai (20,6%) dan tempat wisata (9,9%) termasuk ke dalam kategori kepatuhan memakai masker kurang dari 60%. Ini adalah titik lengah,” ujar Reisa.

Ia mengingatkan, meski berkumpul dengan orang-orang yang sudah divaksin dan diketahui status kesehatannya melalui aplikasi PeduliLindungi, namun sebaiknya kita tidak terlalu percaya diri untuk berkerumun dan melakukan kontak tanpa memakai masker.

Apalagi, kata Reisa, cakupan vaksinasi nasional belum mencapai 100%. Menurutnya, baru sekitar 25% dari kelompok masyarakat rentan yang divaksin lengkap dan baru 50% warga rentan dan umum yang sudah vaksin kesatu. Untuk kelompok usia 12-17 tahun, baru 3,1 juta lebih anak yang telah divaksin lengkap dan 3,8 juta baru mendapatkan dosis pertama.

“Dan yang paling serius adalah kaum lansia masih banyak yang harus dipersuasi untuk ikut vaksinasi,” tuturnya. Cakupan vaksinasi lansia saat ini, kata Reisa, masih jauh dari harapan, karena lansia adalah kelompok pertama yang divaksinasi sejak awal tahun 2021.

Reisa menyebutkan, ini adalah titik lengah yang besar. Apabila di ruang publik masih banyak yang belum divaksin, risiko tertular COVID-19 masih tetap tinggi. Selama konfirmasi kasus baru masih ada, meski rendah, fakta tersebut menunjukkan bahwa penularan masih terjadi.

Karena itu ia terus mengajak masyarakat untuk bantu gencarkan vaksinasi lansia, kelompok rentan dan anak, sambil tetap disiplin protokol kesehatan, yakni mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Juga mengimbau untuk mengurangi mobilitas serta menjauhi kerumunan.

“Pandemi masih ada, dia tidak berakhir di kota dan kabupaten kita kalau tidak berakhir di seluruh Indonesia,” tegas Reisa.


[]Rilis




Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


About Us

Berazamcom, merupakan media cyber berkantor pusat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, Indonesia. Didirikan oleh kaum muda intelek yang memiliki gagasan, pemikiran dan integritas untuk demokrasi, dan pembangunan kualitas sumberdaya manusia. Kata berazam dikonotasikan dengan berniat, berkehendak, berkomitmen dan istiqomah dalam bersikap, berperilaku dan berperbuatan. Satu kata antara hati dengan mulut. Antara mulut dengan perilaku. Selengkapnya



Alamat Perusahaan

Alamat Redaksi

Perkantoran Grand Sudirman
Blok B-10 Pekanbaru Riau, Indonesia
  redaksi.berazam@gmail.com
  0761-3230
  www.berazam.com
Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top