Jakarta, berazamcom - Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan tugas kepada Holding Ultra Mikro untuk meningkatkan jumlah nasabah, penyaluran pinjaman UMKM, dan keuntungan (profit) hingga dua kali lipat.
Ani, akrab sapannya, memberi deadline agar target dapat dicapai pada 2025 mendatang.
"Jadi tidak ada alasan Pak Narso (Direktur Utama BRI Sunarso) (penyaluran pinjaman) harus mencapai 2 kali lipat, profit before tax juga dua kali lipat, engga mau sebut angkanya karena angka sudah relevan kita tagih 2 kali lipatnya saja," beber Ani pada acara BRI Microfinance Outlook 2022, Kamis (10/2).
Menurut Ani, rasio pinjaman terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) BRI yang di bawah 90 persen masih relatif longgar, sehingga ia menilai masih banyak ruang bagi holding untuk menyalurkan pembiayaan ke wong cilik.
Ani yakin di tengah pemulihan ekonomi saat ini banyak UMKM yang membutuhkan tambahan modal kerja, sehingga ia menilai target tak sulit dicapai.
Target tersebut ia berikan sesuai dengan proposal yang dipaparkan oleh BRI dan anggota holding lainnya saat meminta restunya untuk membentuk holding.
Seperti diketahui, Holding Ultra Mikro terdiri dari tiga entitas BUMN, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.
Holding resmi dibentuk lewat penandatanganan Akta Inbreng saham pemerintah pada Pegadaian dan PNM sebagai penyertaan modal negara kepada BRI selaku induk holding pada 13 September 2021 lalu.
Pembentukan holding ini ditujukan untuk mempermudah wong cilik untuk mendapat pinjaman. Dengan sinergi tiga lembaga keuangan tersebut, diharapkan modal BUMN bisa lebih besar dan bunga yang ditawarkan pun bisa lebih lebih kecil.
Dalam hal ini, pemerintah menugaskan holding ultra mikro untuk menyalurkan pembiayaan ke 29 juta nasabah sampai 2024 mendatang dari posisi saat ini yang hanya 15 juta nasabah.
[]bazm
Sumber : CNN Indonesia