Pekanbaru, berazam.com- Ratusan pengungsi Afganistan, termasuk perempuan tua berkursi roda dan anak-anak, Senin (7/3), melakukan long march di Jalan Sudirman Pekanbaru, dari arah Kantor Gubernur Riau menuju Kantor DPRD Riau.
Mereka berunjuk rasa, minta para Wakil Rakyat membantu mereka keluar dari penderitaan: ditempatkan sementara sebelum dikirim PBB urusan pengungsi, UNHCR, ke negara-negara ketiga.
“Sepuluh tahun cukup kami terlantar di sini, kirim kami ke negara-negara yang lebih permanen. Supaya masa depan kami jelas,” teriak Achmad lewat mikrofon TOA jinjing.
Hasil pantauan langsung berazam.com di lapangan, long march berlangsung sejak pukul 09.00 WIB, dan mereka tiba di pintu gerbang DPRD, pukul 10.00 WIB. Para pengunjuk rasa mengenakan rompi pengungsi UNHCR berwarna biru muda. Berbaris teratur, setiap 10 meter terdapat satu spanduk. Isinya: 10 tahun cukup tinggal sementara di Indonesia, segera pindahkan kami ke negara ketiga yang mau menerima. Kata-kara itu terus diulang oleh pimpinan pengunjuk rasa yang menggunakan pengeras suara.
Yang membuat miris, diantara pengunjuk rasa, terdapat perempuan tua memakai kursi roda, dan anak-anak kecil. Mereka berada di barisan paling depan. Tapi langkah pengunjuk rasa terhenti karena DPRD menutup pintu masuk, dan satuan pengamanan DPRD melakukan blokade di depan gerbang.
Ini adalah unjuk rasa yang ke sekian kali. Bulan lalu mereka juga unjuk rasa di Panam. Tuntutan mereka tetap sama, yaitu segera dikirim ke negara ketiga yang mau menerima mereka. Di Indonesia hanya ditempatkan sementara. Tapi sementara itu sudah berlangsung 10 tahun juga.***
[]bazm