Selatpanjang, berazamcom - Himpunan Pelajar Mahasiswa Kecamatan Pulau Merbau (Hipma-KPM) mempertanyakan beasiswa Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti. Meski telah diumumkan sejak November tahun lalu, namun hingga kini pencairan beasiswa belum dilakukan.
Ketua Hipma-KPM, Firmansyah Putra menyatakan, para mahasiswa mengharapkan pencairan beasiswa untuk membayar uang semester yang menunggak dan keperluan kebutuhan kuliah. Terlebih kondisi ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang mengganggu kiriman orangtua mereka.
"Perihal beasiswa Pemkab Kepulauan Meranti dari tahun ke tahun kerap menuai polemik. Tak jarang setiap kali akan pencarian, pasti terjadi aksi mahasiswa. Apa perlu kita turun aksi dulu baru beasiswa ini akan dicairkan? Kenapa harus seperti itu, kasihan kawan-kawan kita menunggu," kata Firmansyah, Jumat (15/4/2022).
Dilansir dari SabangMerauke News.com , program beasiswa yang diperuntukkan bagi program studi S1, S2 dan S3 serta dokter umum dan juga spesialis diumumkan pada 19 November 2021 lalu. Bahkan saat itu ada perpanjangan waktu, namun sampai hari ini belum ada titik terang dari realisasi Beasiswa tersebut.
Firmansyah menjelaskan, beberapa waktu lalu ia sempat mendapatkan keterangan dari Bagian Kesra Sekretariat Daerah. Saat itu dijanjikan kalau pencairan akan dilaksanakan bulan Februari 2022. Namun memasuki pertengahan April ini, belum ada juga tanda-tanda pencairan beasiswa dilakukan.
“Terkait beasiswa Kepulauan Meranti yang direncanakan akan dicairkan akhir tahun 2021 yang lalu sampai sekarang tidak ada kejelasan. Awalnya Pemkab Kepulauan Meranti beralasan bahwa pemberkasan belum selesai dari masing-masing universitas," kata Firmansyah.
Firmansyah mengaku sudah mengonfirmasi ke bagian kemahasiswaan kampus UIN Suska Riau. Keterangan yang ia peroleh kalau seluruh kelengkapan beasiswa mahasiswa Meranti di UIN telah selesai dan telah di-SK kan secara sah oleh Rektor.
Namun ketika ditanyakan kapan rencana waktu pencairan, bagian kemahasiswaan UIN menyatakan kalau Pemkab Kepulauan Meranti belum memberi kabar..
"Saya juga telah berkomunikasi dengan Bagian Kesra Pemkab Kepulauan Meranti, juga tidak ada jawaban pasti. Hanya disuruh menunggu," katanya.
Sebagai Ketua Hipma-KPM, Firmansyah merasa kecewa dengan Pemkab Kepulauan Meranti yang terkesan hanya memberikan harapan dan janji palsu.
"Saya pikir jika seperti ini sama saja memberi harapan palsu. Bagaimana katanya mau mewujudkan Meranti Cerdas kalau seperti ini," kata Firmansyah.
Ia merasa kasihan karena rekan-rekannya sesama mahasiswa sudah bolak balik dari kampung ke Pekanbaru mengurus beasiswa. Banyak biaya yang dikeluarkan, namun akhirnya tidak ada juga kejelasan sama sekali.
“Saya sendiri sangat kecewa dengan Pemkab Kepulauan Meranti hari ini. Karena tak tanggung-tanggung, katanya Rp 12,5 miliar telah dianggarkan untuk program beasiswa. Namun sampai hari ini tidak ada kejelasan," katanya.
Firmansyah Putra yang juga anggota HMI Cabang Pekanbaru meminta kepada Pemkab Kepulauan Merant untuk lebih transparan. Ia meminta agar Pemkab memberikan penjelasan secara tertulis dan resmi atas persoalan ketidakjelasan pencairan beasiswa tersebut.
“Kami berharap adalah pernyataan yang jelas Pemkab Kepulauan Meranti. Apakah memang ada atau tidaknya beasiswa ini, yang jelas-jelas saja. Kalau ada bilang ada kalau tidak ya bilang juga tidak. Jangan ada dusta di antara Pemkab dan kawan-kawan mahasiswa," pungkasnya.
Alasan Server Rusak
Sementara itu Kepala Bagian Kesra Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti, Syafrizal mengatakan, semua proses sudah selesai dan beasiswa tinggal dibayarkan. Namun pihaknya mengalami kendala, karena server di bagian keuangan mengalami kerusakan sehingga tidak bisa dilakukan pencairan.
"Awalnya kami menunggu nama mahasiswa penerima dari pihak universitas. Selanjutnya dalam proses ini kami juga sudah menyiapkan SPT pembayaran. Namun pihak keuangan tidak bisa melakukan pencairan karena adanya kerusakan sistem pada server. Sehingga ini menjadi kendala karena belanja pemerintah menjadi terkunci" kata Syafrizal.
Ia meminta agar para mahasiswa bersabar menunggu proses selesai. Para mahasiswa diminta tetap fokus belajar dan tidak terlalu mempersoalkan keterlambatan pencairan beasiswa.
"Akan kami cairkan dalam bulan Ramadan ini. Sebenarnya mahasiswa itu hanya belajar saja, nanti kami yang bayarkan ke pihak universitas. Ini juga sudah pernah sampaikan ke Universitas Islam Riau jika ada keterlambatan pembayaran dan mereka juga tidak mempermasalahkan hal ini," kata Syafrizal. (*)