Kampar, berazamcom - Pejabat Bupati Kampar Firdaus hendaknya lebih peka dan tanggap terhadap hajat hidup masyarakatnya. Contohnya soal kisruh mata air Sikumbang yang akhir-akhir ini mencuat ke permukaan.
Menurut Dr Muhammad Yamin, ahli lingkungan hidup jebolan UKM Malaysia, persoalan ini harus diurus dengan serius oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar. Dikataknnya, ada banyak OPD yang mestinya terlibat dalam mengurusnya. Diantaranya, Dinas Perdagangan, Dinas Kesehatan, Dinas UMKM dan Dinas Lingkungan Hidup.
"Uruslah baik-baik negeri ini. Air itu hajat vital manusia. Jangan biarkan liar begitu saja, " ujar M Yamin serius.
Jika tidak diurus dengan baik, maka isunya akan semakin liar. Yang berdampak buruk bagi masyarakat sebagai konsumen dan juga pelaku usaha. Menurut dia, polemik mata air Sikumbang ini tidak akan terjadi jika pemerintah daerah dari awal melakukan pengawasan, terhadap pengelolaan, diatribusi, perdagangan, kebersihan mata air tersebut.
Muhammad Yamin mengatakan, apa yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar yang menghimbau masyarakat melalui Kepala Puskesmas agar tidak meminum secara langsung mata air Sikumbang karena mengandung bakteri Calliform anggap lah sebagai lamgkah awal perbaikan.
"Meski surat tersebut blunder pula. Karena tidak croscek dengan baik nama dan alamat mata air yang diuji. Intinya, uruslah negeri ini dengan baik. Libatkan semua stakegolder dalam pengelolaannya, " ujarnya.
Seperti yang ramai diberitakan sebelumnya, mata air Sikumbang menjadi sorotan lantaran ada 21 orang mengalami diare di wilayah kerja Puskesmas Air Tiris. Setelah dilakukan penelitian, kuat dugaan karena minum air galon yang disebut dari Sikumbang. Karena dari hasil uji laboratorium air tersebut mengandung bakteri Calliform.
Lalu, Dinas Kesehatan Kampar mengeluarkan surat hinbauan kepada seluruh kepala Puskesmas untuk menyampaikan kepada masyarakat perihal air Sikumbang yang tidak higenis jika langsung diminum.
Namun Dinas Kesehatan banyak mendapat protes dari pelaku usaha air Sikumbang karena air yang diteliti disebut bukan berasal dari Sikumbang. Melainkan dari Desa Penyasawan. Belakangan Dinas Kesehatan megeluarkan surat klarifikasi, bahwa yang mereka teliti air yang di dalam jerigen. Sedangkan soal sumber airnya, dari Desa Penyasawan.
Uniknya, menurut Abdulla Kadir sub kordinator kesehatan lingkungan kerja dan olah raga dinas kesehatan Kampar, dari mata air Penyasawan sendiri ketika diteliti tidak mengandung bakteri. Malah yang ada bakteri setelah di dalam jerigen.
Abdulla Kadir mengakui ada sedikit kekeliruan dalam penyebutan nama air Sikumbang. Tidak semua air jerigen atau galon itu bersal dari mata air Sikumbang karena sumber airnya banyak.* ziz
