Dari Hasil Penelitian, Tingkat Stress Mahasiswi Unri Lebih Tinggi Daripada Mahasiswa
Selasa 10 September 2019, 12:50 WIB
Aura Madani Fenika
Pekanbaru, berazamcom - Ternyata tingkat tekanan (stress) mahasiswi Universitas Riau (Unri) lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat tekanan mahasiswa.
Hal ini antara lain disebabkan karena perempuan punya perhatian lebih terhadap sesuatu dan memiliki perasaan yang lebih perasa dibandingkan dengan laki - laki. Mahasiswa cenderung tidak peduli atau cuek terhadap masalah - masalah kecil yang dihadapi.
Padahal, perilaku belajar dan dukungan sosial mahasiswi justru lebih baik dibandingkan mahasiswa. Perilaku belajar itu antara lain kebiasaan mengikuti pelajaran, membaca buku, kunjungan ke perpustakaan, dan menghadapi ujian. Sedangkan dukungan (sokongan) sosial itu berasal dari teman - teman, orangtua, dosen, pembimbing dan masyarakat.
Demikian kesimpulan penelitian Aura Madani Fenika, (21), mahasiswi tingkat sarjana (S1) Jurusan Psikologi, Fakultas Sains Sosial dan Kemanusiaan, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), terhadap seluruh mahasiswa S1 Universitas Riau (Unri).
Penelitian yang dilakukan Februari 2019 itu berjudul ‘’Pengaruh Sokongan Sosial dan Tingkah Laku Belajar terhadap Tekanan dalam Kalangan Pelajar Universitas Riau’’.
Penelitian ini mengambil populasi seluruh mahasiswa S1 Unri dari semua fakultas yang berjumlah 28.722 orang. Dengan metode Slovin diambil sampel 395 orang yang dipilih secara proporsional. Hasil penelitian ini mengantarkan Aura untuk menyelesaikan pendidikannya di UKM Malaysia.
‘’Setelah melakukan internship selama dua bulan, Insya Allah, pada 4 November nanti saya diwisuda,’’ ujar Aura, putri pertama anggota Dewan Pendidikan Provinsi Riau, Fendri Jaswir kepada wartawan di Pekanbaru, Selasa (10/9/2019).
Dijelaskan, ada lima tingkat tekanan (stress) yakni tekanan normal, ringan, sedang, berat dan sangat berat. Tekanan normal seperti detak jantung lebih cepat, merasa capek, takut atau risau tidak lulus.
Tekanan ringan seperti dimarahi dosen, macet di jalan, yang memunculkan sulit bernafas, bibir terasa kering, badan terasa lemas, keringat berlebihan, dan takut tanpa alasan. Tekanan sedang seperti pertengkaran yang tidak dapat diselesaikan sehingga memunculkan gejala mudah tersinggung, mudah lelah, marah, sulit istirahat dan gelisah.
Sedangkan berat seperti kegaduhan atau kesalahpahaman dengan dosen atau rekan secara jangka panjang. Tekanan ini menimbulkan gejala tidak berminat atau semangat untuk beraktfitas, selalu ingin menyerah, merasa tidak dihargai orang lain, dan merasa tidak punya harapan di masa datang.
Sementara tekanan sangat berat memakan waktu cukup lama dengan kecenderungan mudah pasrah dan tidak memiliki motivasi dalam kehidupan, serta kemurungan yang berat.
Menurut Aura, dari penelitian ini ternyata tidak ada hubungan signifikan antara dukungan sosial dan perilaku belajar dengan tekanan. Boleh jadi bagi mahasiswa Unri dukungan sosial dan tingkah laku belajar tidak memiliki kaitan terhadap tekanan yang mereka rasakan. Namun dukungan sosial memiliki kaitan dengan tingkah laku pada aktifitas belajar.
Meskipun demikian, kata alumni SMAN 4 Pekanbaru ini, tingkah laku belajar dan sokongan sosial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat tekanan mahasiswa. Artinya, jika mahasiswa mendapat sokongan sosial yang baik, maka mengalami tahap tekanan yang rendah. Begitu pula dengan mereka yang berprilaku belajar baik akan mengalami tahap tekanan rendah.
Karena itu, saran Aura, sokongan sosial dan perilaku belajar penting untuk mengurangi tekanan (stress) mahasiswa Unri. Sokongan sosial itu berasal dari ibubapa, suami, isteri, anak-anak, saudara terdekat, teman-teman, dosen, pembimbing dan masyarakat sekitar. Mahasiswa juga harus memperbaiki perilaku belajar dengan menyusun, merancang, dan memperbaiki kebiasaan.*bazm3
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Rabu 15 Mei 2024
Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Berita Terkini
Sabtu 18 Mei 2024, 19:28 WIB
Ketua DPC PJS Kota Palembang Soroti Pembangunan Terminal Batubara Kramasan
Sabtu 18 Mei 2024, 18:10 WIB
Pernyataan Wan Abu Bakar Berpotensi Primordialisme, Tokoh Riau Edy Natar Nasution Angkat Bicara
Jumat 17 Mei 2024, 22:20 WIB
Dinkes Siak dan Apkesmi Gelar Webinar, Perkenalkan Program ILP
Jumat 17 Mei 2024, 10:57 WIB
Mahasiswa Hukum UIR Raih Best Speaker di Kontes Duta Wisata Riau 2024
Jumat 17 Mei 2024, 10:53 WIB
UIR Terima Bantuan Dana Pendidikan Sebesar Rp 70 Juta dari Bank Syariah Indonesia
Jumat 17 Mei 2024, 10:48 WIB
Viral! Beredar video Harimau Mati Tertabrak Mobil di Tol Permai, Ternyata Begini Faktanya
Jumat 17 Mei 2024, 10:41 WIB
Kisah Kontroversial Pemanggilan Pejabat Eselon 2 di Pemprov Riau: dari Spekulasi hingga Tersangka
Kamis 16 Mei 2024, 13:18 WIB
Tuhan Sedang Menyapa Kita
Kamis 16 Mei 2024, 07:57 WIB
Konsistensi Syamsuar Dipertanyakan: Dulu Tidak Maju, Sekarang Maju, Harris pun Merasa Tertipu?
Rabu 15 Mei 2024, 15:08 WIB
KPU Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju Pilkada 2024