Tahun 2020 Dunia dihebohkan dengan munculnya wabah COVID-19 yang melumpuhkan hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat, pendidikan, ekonomi, sosial, dan lain-lain. Aktivitas dan interaksi tatap muka seakan dipaksa berhenti dan membuat manusia harus mengisolasi dirinya sendiri. Dengan munculnya wabah Covid-19 ini, maka kehidupan manusia seketika berubah dari interaksi langsung menjadi interaksi tidak langsung, dimana penggunaan TIK menjadi satu-satunya solusi dalam mengatasi keadaan saat itu. Begitupula dalam dunia Pendidikan yang ikut terdampak oleh wabah ini, penggunaan TIK menjadi solusi untuk menjalankan proses pengajaran dan pembelajaran. Selain itu penggunaan TIK juga termasuk dalam Pembelajaran abad ke-21.

Pembelajaran abad ke-21 merupakan pembelajaran yang lebih memusatkan proses pembelajaran pada siswa. Berbeda dengan zaman dahulu, pembelajaran pada abad ke 21 ini siswa dan guru diminta untuk lebih terampil dalam menggunakan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Seiring perkembangan zaman maka dunia Pendidikan juga mengalami perkembangan dalam berbagai hal. Salah satunya ialah berkembangnya model pembelajaran dan media pembelajaran. Hal ini dapat membantu proses pembelajaran menjadi lebih mudah dan efisien walaupun berada dalam kondisi jarak jauh. Seperti model pembelajaran yang menggunakan sistem Blended Learning untuk menyelesaikan sebuah proyek pembelajaran.

PjB2L merupakan sebuah metode pembelajaran hybrid yang saat ini tengah popular dikalangan satuan Pendidikan di seluruh Dunia. Project Based Blended Learning ini dapat menggabungkan pembelajaran berbasis proyek secara offline maupun online (Blended Learning). Pendekatan ini menekankan pada pembelajaran aktif dan bermakna, di mana siswa terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran melalui proyek-proyek yang mereka kerjakan, hal ini sesuai dengan aspek-aspek yang ada pada Kurikulum Merdeka seperti Bergotong royong, kreatif, bernalar kritis, mandiri, beriman, bertakwa kepada tuhan YME, dan berakhlak mulia, terakhir berkebinekaan global.

Penyelesaian pembelajaran berbasis proyek dengan menggunakan blended learning ini dapat meningkatkan kreativitas siswa, membuat siswa lebih aktif, meningkatkan kolaborasi antar sesama siswa, serta membuat sisiwa lebih mandiri dan berpikir kritis. Lalu bagaimana cara menggkolaborasikan model pembelajaran PjBL dengan Blended Learning sehingga menjadi PjB2L?

Dalam berbagai artikel yang telah diteliti oleh beberapa peneliti, mereka menjelaskan bahwa Project Based Blended Learning (PjB2L) ini dapat dilakukan dengan 2 fase yaitu fase tatap muka dan fase online. Yang pertama itu adalah fase tatap muka dimana siswa dapat membuat perencanaan untuk sebuah proyek pembelajaran yang ingin diselesaikan, mulai dari menentukan alat dan bahan, langkah-langkah pengerjaan tugas, hingga tahap penyelesaiannya. Kemudian fase yang kedua adalah fase online, dimana pada fase ini siswa bisa menggunakan Blended Learning seperti WA, ZOOM, dan lain-lain untuk mengetahui proses pengerjaan proyek yang telah dikerjakan.

Dengan menggabungkan model PjBL dengan blended learning, waktu belajar tatap muka peserta didik yang terbatas dapat tertutupi melalui metode daring yang dapat diselesaikan dimanapun dan kapanpun sesuai keinginan peserta didik. Blended learning di PjBL bisa digunakan sebagai sarana belajar untuk peserta didik, sehingga setiap materi dan tugas bisa diakses secara daring serta pemahaman peserta didik dapat lebih dimantapkan pada pembelajaran tatap muka.

Pentingnya melek teknologi dan keantusiasan peserta didik di era digital abad 21 saat ini membuat penerapan model PjB2L tepat sasaran dalam dunia pendidikan karena mampu mengoptimalkan proses pembelajaran menjadi lebihn menarik dan tidak monoton melalui penggunaan teknologi serta menstimulasi peserta didik dalam pengerjaan suatu proyek sehingga kemampuan pemecahan masalah maupun prestasi belajar peserta didik dapat meningkat.

Oleh : Nabila Khairunnisa Ryanto, Ade Gustia Putri, Sri Nuranisa Maida