Jakarta, berazamcom - Direktur Eksekutif CERI Yusri Usman sempat merasa terkejut setelah pesan whatsappnya terhitung Kamis 11 Juli 2024 hingga 14 Juli 2024 tidak bisa diterima alias hanya tercentang satu di pesan whatsapp ke nomor milik Stafsus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Investasi, Triharyo Indrawan Soesilo yang kesohor dengan nama Hengki.

"Setidaknya dugaan pemblokiran itu terjadi sejak hari Kamis hingga rilis berita ini ditayangkan hari ini," kata Yusri Usman, minggu (14/7/2024) di Jakarta.

Sehingga, kata Yusri, timbul pertanyaan apakah pemblokiran itu terkait sebelumnya ia rajin setiap hari mengirim berita terkait kasus akibat kebakaran kilang RDMP Balikpapan sejak 25 Mei 2024 yang menurut informasi terkini hingga minggu ini bahwa miringnya kolom CDU IV belum dapat diatasi oleh tim teknis yang mengakibatkan terjadinya 'stress kargo minyak mentah' jutaan barel dan berita Dugaan Persaingan Tidak Sehat Dalam Proses Tender Pipa Gas Cisem tahap kedua sepanjang 240 km yang pagu anggarannya sekitar Rp 2,9 triliun. Keduanya termasuk proyek strategis nasional. "Entahlah," kata Yusri lagi.

"Seperti diketahui dari banyak berita media, konsorsium Pembangunan kilang RDMP Pertamina Balikpapan dilaksanakan oleh konsorsium EPC yang terdiri dari Hyundai EC, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk dan PT Rekayasa Industri (Persero) Tbk serta PT ETI," kata Yusri.

Dikatakan Yusri, terakhir Hengki masih membaca kiriman berita dari Yusri pada hari Rabu (10/6/2024) pukul 19.53 WIB dengan judul "Luar Biasa Pokja Kementerian ESDM Secepat Kilat Tunjuk Pemenang Lelang Proyek Cisem 2 Senilai Rp 2,78 Triliun". Namun setelah itu pesan whatsapp yang ia kirim sudah tidak diterima Hengki lagi.

Namun bagi Yusri, lucu saja dan tak masalah juga Hengki mau baca atau tidak atau mau blokir terkait berita yang berhubungan tugas dia sebagai Stafsus Menteri ESDM maupun sebagai Komut PT Kilang Pertamina International (PT KPI).

"Akan tetapi yang pasti dia harus memahami bahwa gaji dan untuk bayar pulsa dia itu justru bersumber dari uang rakyat juga atau jika ada bersumber dari lainnya wah saya gak paham," ungkap Yusri.

Bahkan, kata Yusri, dia bisa membantah jika isi berita yang dikirim kepadanya mengandung ketidak benaran. Yusri pun bersedia keterangan Hengki mengizinkan dikutip untuk diberitakan di media yang sama.

"Sebab Kami sangat terbuka dan membuka ruang media untuk memuat bantahan, lantaran kami sangat mengedepankan prinsip 'cover both side' untuk setiap pemberitaan bagi siapapun yang diberitakan," imbuh Yusri.

Jadi, kata Yusri, sangat disayangkan jabatan Hengki sebagai Stafsus Menteri ESDM, yang ternyata juga rangkap jabatan sebagai Komisaris Utama Subholding PT Pertamina Kilang International, tetapi anehnya Hengki tidak memanfaatkan informasi yang ia berikan. "Kasihan juga ya, itulah contoh pejabat publik yang tak perlu ditiru" kata Yusri.

Dijelaskan Yusri, menurut penulusuran CERI terhadap karir Hengki, selama ia bekerja, ternyata dia lama berkarir di PT Rekayasa Industri TBK (Rekind) bersama Arifin Tasrif, Nicke Widayawati dan Hasto Kristiyanto.

"Di kalangan karyawan BUMN dan pengusaha, mereka itu lebih dikenal dengan sebutan 'Gangs Rekind'," jadi wajar saja jika Hengki kepada media kadang secara berlebihan memuji kinerja PT Rekind, tutup Yusri. (CERI)