
Pekanbaru, berazam.com : Debat publik calon Bupati dan Wakil Bupati Siak yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Siak pada Sabtu malam (2/11/2024) di Hotel Pangeran, Pekanbaru, berlangsung panas.
Perdebatan yang menyulut sorakan penonton ini mencapai puncaknya saat calon nomor urut 3, Alfedri, melontarkan sentilan kepada Irving Kahar Arifin, calon nomor urut 1, dengan menyebut nama marga. "Ini Pak Irving Kahar Arifin atau Simbolon?" canda Alfedri.
Meski kalimat itu terasa menusuk, Irving menanggapi dengan santai. Senyum tersungging di wajahnya, dan bersama pasangannya, Sugianto, mereka memilih untuk meredakan ketegangan. Dengan tenang, Irving menjawab pertanyaan yang bermuatan Rasis tersebut.
"Santai bro, tidak perlu emosi, masa bro tidak kenal sama saya," ucap Irving sembari mengingatkan masa lalu, bahwa mereka pernah satu kelas saat duduk di bangku SMP, bahkan Alfedri pernah menjadi mahasiswa ayahnya di Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN).
"Masa bro tidak kenal saya, kan bro mahasiswa bapak saya dulu," lanjut Irving sambil tersenyum.
Jawaban Irving tersebut sontak membuat suasana debat bergemuruh dengan tawa dan tepuk tangan penonton, mencairkan ketegangan yang dimunculkan Paslon nomor urut 3, Alfedri-Mirza Husni.
Debat kembali serius saat memasuki topik tentang akses internet di wilayah terpencil. Adu argumen tentang persoalan nyata ini membuat suasana debat semakin hidup, di mana para kandidat tak hanya bersaing visi, tetapi juga saling mengingat masa-masa lama dengan hangat.
Rasis dan Dungu
Debat kandidat calon bupati dan wakil bupati Siak ini menyedot perhatian masyarakat. Statemen yang dilontarkan Alfedri dinilai tidak patut untuk disampaikan.
"Alfedri menunjukkan sikap yang tidak mencerminkan semangat kebangsaan. Menurut saya dia tidak layak menjadi pemimpin," tegas pentolan aktivis '98, Robert Hendrico.
Tak sampai disitu, Robert juga menilai kalau pertanyaan Alfedri tersebut adalah cerminan dari kebodohan dan kedunguan seorang pemimpin.
"Sebagai seorang bupati masak Alfedri tidak tahu siapa Irving Kahar yang notabene anak buahnya yang menduduki kursi Kepala Dinas PUPR Kabupaten Siak. Menurut saya itu pertanyaan bodoh alias dungu," rutuk Robert.
Mestinya, kata Robert lagi, debat kandidat yang digelar KPU itu dijadikan sebagai ruang bagi semua Paslon untuk menyampaikan visi dan misinya, bukan sebagai tempat untuk menyerang seseorang yang berpotensi bermuatan rasis.
"Terus terang saya sangat kecewa atas apa yang disampaikan Alfedri tersebut. Tampak ketidakdewasaan Alfedri selaku mantan Bupati Siak. Secara sadar dan lugas dia mempertanyakan status marga Paslon nomor urut 1 Irving Kahar. Untuk apa itu ditanyakan? Jelas ini sangat tidak mencerminkan semangat kebhinekaan," tukasnya.
Dia menekankan, Kabupaten Siak itu bagian dari indonesia. Oleh sebab itu jangan dipersempit ruang demokrasi itu dengan mengkerdilkan semangat kebangsaan. "Harusnya, dalam debat itu para kandidat cukup menunjukkan program kerja yang bersentuhan dengan kepentingan masyarakat, bukan malah menyinggung masalah SARA," ucapnya.
Robert berharap masyarakat Siak harus bijak dan cerdas dalam memilih bupati ke depan. Bupati Siak kedepan harus memiliki jiwa dan semangat kebangsaan agar tercipta Kabupaten yang lebih baik.(*)
Laporan: Alfi
Editor : Benny Hendra