Rabu, 13 Agustus 2025

Breaking News

  • BAZNAS RI Empat Tahun Pertahankan Top Brand   ●   
  • Disdukcapil Pekanbaru Ingatkan Warga Waspadai Oknum Tawarkan Aktivasi IKD   ●   
  • Bupati Pelalawan, H. Zukri Misran Menghadiri Upacara Peringatan Hari Bhayangkara ke-79   ●   
  • Bupati Zukri Pimpin Pembahasan Program Prioritas RPJMD 2025–2029, Tegaskan Sinergi, Target dan Basis Data   ●   
  • Dosen Faperta UIR, Limetry Diana, Raih Gelar Doktor dari IPB dengan Riset Sawit Rakyat   ●   
Turun Signifikan, Hotspot di Riau Hanya Tersisa 2 Titik
Rabu 13 Agustus 2025, 13:19 WIB
Ilustrasi

 


Pekanbaru, berazamcom – Jumlah titik panas atau hotspot di Provinsi Riau mengalami penurunan signifikan pada Rabu (13/8/2025) dibandingkan hari sebelumnya.

Berdasarkan data BMKG Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, hanya terdeteksi 2 titik panas di Bumi Lancang Kuning.

Forecaster On Duty BMKG Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Elisa JS Kedang, menjelaskan kedua titik panas tersebut masing-masing berada di Kabupaten Rokan Hilir dan Kabupaten Rokan Hulu.

“Jika dibandingkan kemarin yang tercatat nihil hotspot, maka hari ini kembali muncul dua titik panas meski jumlahnya masih tergolong rendah,” ujarnya.

Baca juga: Karhutla di Riau Hanguskan 1.651 Hektare Lahan, Rohil Paling Luas, Berikut Rinciannya

Secara keseluruhan, wilayah Sumatera mencatat 63 titik panas.

Hotspotini adalah titik panas yang terdeteksi oleh satelit dan menunjukkan adanya kenaikan suhu signifikan di suatu area.

Ini berpotensi sebagai lokasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Aceh menjadi provinsi dengan jumlah terbanyak yakni 21 titik, disusul Sumatera Utara dengan 29 titik, sementara provinsi lain seperti Lampung, Jambi, dan Sumatera Barat mencatat antara 3 hingga 5 titik.

Elisa menyebut kemunculan titik panas di Riau tetap perlu diwaspadai meski kondisinya masih terkendali.

“Kita tetap mengimbau agar tidak melakukan pembakaran lahan atau hutan karena cuaca yang kering dapat memperbesar potensi kebakaran,” tegasnya.

Ia menambahkan, penurunan atau kenaikan jumlah titik panas dari hari ke hari sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca, angin, dan kelembapan.

“Monitoring secara rutin tetap dilakukan untuk mengantisipasi potensi karhutla,” kata Elisa.

BMKG mengimbau masyarakat dan pihak terkait untuk tetap waspada serta berperan aktif mencegah kebakaran hutan dan lahan, terutama di wilayah rawan. (*)

 

 




Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: [email protected]


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top