Pemkab Siak dan BPPT Launching Taman Teknologi Pertanian di Muara Kelantan
Selasa 29 Agustus 2017, 10:34 WIB
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Riau dan pemerintah Kabupaten Siak melakukan peluncuran awal atau soft launching Taman Teknologi Pertanian (TPP)
SIAK, BERAZAM - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Riau dan pemerintah Kabupaten Siak melakukan peluncuran awal atau soft launching Taman Teknologi Pertanian (TPP) yang berlokasi di Kampung Muara Kelantan, Kecamatan Sungai Mandau, Senin (28/08/17).
"TPP merupakan sarana untuk melakukan pelatihan, pemagangan, pusat diseminasi teknologi, serta pusat advokasi bisnis center masyarakat di bidang pertanian dengan pendampingan dari dinas pertanian dan BPTP Riau sendiri," ujar Kepala BPTP Provinsi Riau Kuntoro Boga dalam sambutannya di soft launching TPP Siak.
Kuntoro menyebutkan, kegiatan soft launching ini bertujuan untuk memperkenalkan TPP pada masyarakat dan stake holder, khususnya pemerintah kabupaten Siak sebagai rekan setelah satu tahun pembangunan yang sudah dimulai sejak Agustus 2016 lalu. Sedangkan grand launching akan dilaksanakan pada tahun 2018.
"Akhir tahun 2018 semuanya sudah bisa diselesaikan, dan siap diserahkan ke pemerintah kabupaten Siak. Namun BPTP Provinsi akan terus melakukan pendampingan guna memantau perkembangan TTP Siak, jangan sampai terbengkalai dan tidak bermanfaat," sebutnya.
Dia menambahkan, program TPP adalah salah satu nawacita presiden dan Wapres Joko Widodo - Jusuf Kalla dalam meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional serta peningkatan produksi pertanian dalam mewujudkan swasembada pangan.
"Kami juga sudah memiliki berbagai kegiatan dengan petani, diantaranya berupa pelatihan pembenihan padi, pasca panen, pembenihan bawang, serta pasca panen, inkubasi, dan lainnya. Serta adanya kerjasama dengan Universitas Riau dan UIN Suska," terang Kuntoro.
Lebih lanjut, untuk perkembangan TPP Siak sendiri di dalamnya terdapat pembenihan padi, pembenihan hortikultura seperti bawang merah diatas lahan seluas 0,5 hektare. Lalu juga ada buah-buahan yang dilaksanakan di lahan empat Ha dengan berbagai jenis buah tropis. Kemudian perbibitan itik sebanyak 500 ekor DOD dan 1.000 butir telur untuk ditetaskan.
BPTP juga mengintroduksikan teknologi integrasi antara padi, itik dan ikan, atau disebut dengan binapadi. Ia menilai cara tersebut memiliki banyak keuntungan yang akan dirasakan oleh petani, khususnya di Kecamatan Sungai Mandau sebagai daerah lahan pasang surut tipe C dan D.
Sementara Wakil Bupati Siak Alfedri menyebutkan TPP adalah harapannya Kabupaten Siak bahkan bisa jadi untuk Provinsi Riau juga. Selama ini beberapa benih padi, bawang dan buah masih didatangkan dari luar wilayah setempat.
"Dengan sudah adanya TPP di kabupaten Siak, tidak ada lagi istilahnya impor benih dari luar Riau. Dengan begitu petani bisa diberdayakan untuk peningkatan ekonomi dan kesejahteraan rakyat," ucap Alfedri.
Ia juga menyebutkan, saat ini cara pandang masyarakat di Kabupaten Siak sudah mulai banyak yang berubah, kini petani sudah mulai berangsur-angsur tidak lagi bergantung pada sawit, dan beralih ke bidang pertanian, seperti padi, bawang, nenas, dan lainnya.
"Kita juga sudah menerbitkan perda tentang pelarangan alih fungsi lahan pertanian untuk perkebunan sawit. Jika masyarakat dan perusahaan masih juga nekat akan dikenakan sanksi. Dan juga menyarankan untuk jangka panjang lebih bagus lahan dimanfaatkan menanam komoditi bidang pangan," kata dia lagi.(grc/ybs)
"TPP merupakan sarana untuk melakukan pelatihan, pemagangan, pusat diseminasi teknologi, serta pusat advokasi bisnis center masyarakat di bidang pertanian dengan pendampingan dari dinas pertanian dan BPTP Riau sendiri," ujar Kepala BPTP Provinsi Riau Kuntoro Boga dalam sambutannya di soft launching TPP Siak.
Kuntoro menyebutkan, kegiatan soft launching ini bertujuan untuk memperkenalkan TPP pada masyarakat dan stake holder, khususnya pemerintah kabupaten Siak sebagai rekan setelah satu tahun pembangunan yang sudah dimulai sejak Agustus 2016 lalu. Sedangkan grand launching akan dilaksanakan pada tahun 2018.
"Akhir tahun 2018 semuanya sudah bisa diselesaikan, dan siap diserahkan ke pemerintah kabupaten Siak. Namun BPTP Provinsi akan terus melakukan pendampingan guna memantau perkembangan TTP Siak, jangan sampai terbengkalai dan tidak bermanfaat," sebutnya.
Dia menambahkan, program TPP adalah salah satu nawacita presiden dan Wapres Joko Widodo - Jusuf Kalla dalam meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional serta peningkatan produksi pertanian dalam mewujudkan swasembada pangan.
"Kami juga sudah memiliki berbagai kegiatan dengan petani, diantaranya berupa pelatihan pembenihan padi, pasca panen, pembenihan bawang, serta pasca panen, inkubasi, dan lainnya. Serta adanya kerjasama dengan Universitas Riau dan UIN Suska," terang Kuntoro.
Lebih lanjut, untuk perkembangan TPP Siak sendiri di dalamnya terdapat pembenihan padi, pembenihan hortikultura seperti bawang merah diatas lahan seluas 0,5 hektare. Lalu juga ada buah-buahan yang dilaksanakan di lahan empat Ha dengan berbagai jenis buah tropis. Kemudian perbibitan itik sebanyak 500 ekor DOD dan 1.000 butir telur untuk ditetaskan.
BPTP juga mengintroduksikan teknologi integrasi antara padi, itik dan ikan, atau disebut dengan binapadi. Ia menilai cara tersebut memiliki banyak keuntungan yang akan dirasakan oleh petani, khususnya di Kecamatan Sungai Mandau sebagai daerah lahan pasang surut tipe C dan D.
Sementara Wakil Bupati Siak Alfedri menyebutkan TPP adalah harapannya Kabupaten Siak bahkan bisa jadi untuk Provinsi Riau juga. Selama ini beberapa benih padi, bawang dan buah masih didatangkan dari luar wilayah setempat.
"Dengan sudah adanya TPP di kabupaten Siak, tidak ada lagi istilahnya impor benih dari luar Riau. Dengan begitu petani bisa diberdayakan untuk peningkatan ekonomi dan kesejahteraan rakyat," ucap Alfedri.
Ia juga menyebutkan, saat ini cara pandang masyarakat di Kabupaten Siak sudah mulai banyak yang berubah, kini petani sudah mulai berangsur-angsur tidak lagi bergantung pada sawit, dan beralih ke bidang pertanian, seperti padi, bawang, nenas, dan lainnya.
"Kita juga sudah menerbitkan perda tentang pelarangan alih fungsi lahan pertanian untuk perkebunan sawit. Jika masyarakat dan perusahaan masih juga nekat akan dikenakan sanksi. Dan juga menyarankan untuk jangka panjang lebih bagus lahan dimanfaatkan menanam komoditi bidang pangan," kata dia lagi.(grc/ybs)
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Rabu 15 Mei 2024
Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Berita Terkini
Minggu 19 Mei 2024, 23:35 WIB
Silaturahmi dengan Masyarakat Lorong Pisang, Nazaruddin Nasir : Saya Maju karena Ingin Melihat Kampung Kita Maju
Minggu 19 Mei 2024, 16:51 WIB
PKKEI: Majelis Hakim Diharap Memahami dengan Benar Kasus LNG Terdakwa Karen Agustiawan Secara Utuh
Minggu 19 Mei 2024, 14:38 WIB
Ini Daftar Sahabat Pengadilan di Sidang Korupsi Mantan Dirut Karen Agustiawan
Minggu 19 Mei 2024, 11:42 WIB
3 Tahun Kepemimpinan Rektor: Sportivitas Persaudaraan Menuju UIN Suska Terbilang dan Gemilang
Sabtu 18 Mei 2024, 19:28 WIB
Ketua DPC PJS Kota Palembang Soroti Pembangunan Terminal Batubara Kramasan
Sabtu 18 Mei 2024, 18:10 WIB
Pernyataan Wan Abu Bakar Berpotensi Primordialisme, Tokoh Riau Edy Natar Nasution Angkat Bicara
Jumat 17 Mei 2024, 22:20 WIB
Dinkes Siak dan Apkesmi Gelar Webinar, Perkenalkan Program ILP
Jumat 17 Mei 2024, 10:57 WIB
Mahasiswa Hukum UIR Raih Best Speaker di Kontes Duta Wisata Riau 2024
Jumat 17 Mei 2024, 10:53 WIB
UIR Terima Bantuan Dana Pendidikan Sebesar Rp 70 Juta dari Bank Syariah Indonesia
Jumat 17 Mei 2024, 10:48 WIB
Viral! Beredar video Harimau Mati Tertabrak Mobil di Tol Permai, Ternyata Begini Faktanya